Revolusi Islam : Ulama sebagai Pemimpin Politik
mereka yang diwajibkan untuk mengikuti petunjuk fuqaha dikarenakan ketidaktahuan mereka akan hukum Islam.
6
Dalam memberikan argument bahwa ulama sebagai pemimpin politik, Imam Khomeini mengambil perkataan Ali
bin Abi Thalib bahwa “.. kaum mukmin yang tergolong sebagai fuqaha
adalah benteng Islam..”. Beliau lanjut menjelaskan sebenarnya tugas yang harus dijalankan oleh fuqaha adalah sebagai
para penjaga akidah, hukum-hukum, dan tatanan Islam. Jika seorang fakih hanya duduk disudut rumahnya dan tidak mau turut campur dalam permasalahan
masyarakat, tidak menjaga ajaran-ajaran Islam dan tidak menyebarkan hukum- hukumnya serta tidak berpartisipasi dengan cara apa pun yang ia mampu dalam
permasalahan masyarakat muslim atau tidak peduli maka apakah mereka disebut “benteng Islam” seperti yang dikatakan Ali bin Abi Thalib.
7
Imam Khomeini juga memakai hadis yang beliau kutip dari kitab Ushul Kafi jilid 1 yang diriwayatkan oleh Ali, dari ayahnya, dari An-Naufali, dari As-
Sukuni, dari Abi Abdillah as. bahwa Nabi bersabda: .
“ Fuqaha adalah pemegang amanat Rosul, selama mereka tidak masuk ke dunia.” seseorang bertanya, “ya Rasulullah, apa maksud dari
mereka masuk ke dunia?” lalu Rasul menjawab, “mengikuti penguasa, jika mereka melakukannya, maka khawatirkanlah keselamatan agama kalian
dan menjauhlah kalian dari mereka.”
Dari hadis tersebut, Imam Khomeini menitikberatkan ungkapan Rasul bahwa “fuqaha adalah pemegang amanat Rosul.” Beliau mengatakan bahwa
6
Imam Khomeini, Pemikiran Politik Islam dalam Pemerintahan: Konsep Wilayatul Faqih Sebagai Epistemologi Pemerintahan Islam, Jakarta : Shadra Press, 2010, h. 80.
7
Imam Khomeini, Pemikiran Politik Islam dalam Pemerintahan: Konsep Wilayatul Faqih Sebagai Epistemologi Pemerintahan Islam, h. 112.
ungkapan tersebut adalah bahwa seluruh tugas-tugas yang diamanatkan kepada para Nabi as. harus juga dipenuhi oleh fuqaha yang adil. Sedangkan tugas para
Nabi adalah menegakkan tatanan masyarakat yang adil melalui pelaksanaan aturan-aturan dan hukum-hukum yang lazimnya disertai dengan menyebarkan
pengajaran dan akidah Ilahiyah. Tugas para Nabi as. juga memungut pajak, seperti khums
8
, zakat dan kharaj serta memanfaatkannya untuk kesejahteraan kamu muslim, menegakkan keadilan diantara manusia dan masyarakat,
melaksanakan hukum-hukum dan melindungi perbatasan dan kemerdekaan negara dan mencegah orang lain menyelewengkan keuangan negara Islam. Untuk itu,
hadis diatas menjabarkan bahwa tugas Nabi as juga merupakan tugas fuqaha karena fuqaha adalah pemegang amanat Rasul.
Karena pemerintahan Islam adalah pemerintahan hukum, mereka yang mengetahui hukum, atau lebih tepatnya mengetahui agama yaitu fuqaha, harus
melaksanakan fungsinya tanggung jawabnya. Merekalah yang mengawasi permasalahan eksekutif dan administrativ negara, berikut semua perencanaannya.
Fuqaha adalah pemegang amanat, yang melaksanakan hukum-hukum Ilahi dalam memungut pajak, menjaga perbatasan , dan melaksanakan hudud. Mereka tidak
boleh membiarkan hukum-hukum Islam diabaikan tidak ditaati, atau dalam pelaksanaannya mengalami pengurangan atau penambahan.
9
8
secara harfiah Khumss berarti seperlima, sedangkan secara istilah khums berarti mengeluarkan seperlima dari harta benda oleh orang-orang yang memenuhi persyaratan.
syarifaadawi.blogspot.co.id, kaidah yang digalakkan tradisi Syi‟ah, Khums melibatkan sedekah tahunan yang diambil dari seperlima harta, https:id.m.wikipedia.org
9
Imam Khomeini, Pemikiran Politik Islam dalam Pemerintahan: Konsep Wilayatul Faqih Sebagai Epistemologi Pemerintahan Islam, Jakarta: Shadra Press, 2010, h. 112-125.
Legitimasi ulama sebagai penguasa juga berasal dari konsep Imamah kepemimpinan. Ali adalah pemimpin atau Imam pertama, dan keturunannya,
yakni anak-anak Fatimah, anak perempuan Nabi Saw dan istri Ali, adalah para pemimpin atau para Imam yang sah menurut ajaran Syi‟ah. Seluruhnya berjumlah
dua belas imam maksum termasuk Ali: namun yang terakhir dari mereka mengalami keghaiban. Kekhawatiran akan tindakan kejam para musuh, seperti
yang dialami para pendahulunya, menjadi alasan utama, diantaranya banyak alasan lainnya, bagi sang Imam terakhir ini untuk melakukan keghaiban itu.
Selama periode sebelas imam, para penganut Syi‟ah yang beriman dapat dengan mudah memenuhi kebutuhan agama mereka. Keadaan ini berubah setelah
ghaibnya imam ke-12, tetapi pengangkatan empat wakil khusus na’ib al-khash
adalah penolong yang diresmikan untuk mempertahankan hubungan dengan sang imam itu sendiri. Sebelum wafatnya, wakil yang terakhir telah mengumumkan
bahwa setelahnya, tanggung jawab penfsiran syariat akan berpindah kepada para pemelihara, yakni ulama, yang berfungsi sebagai
na’ib al-amm wakil umum imam. Untuk menafsirkan hukum dengan benar dari syariat, ide ijtihad
merupakan solusi bagi ulama yang telah mencapai derajat Mujtahid dan Marja Taqlid.
10
Kuatnya pengaruh doktrin kepemimpinan ulama dalam politik terhadap Imam Khomeini terbukti dengan reaksi keras dan cerdas terhadap Perdana
Menteri pemerintahan sementara Bazargan dari kalangan liberal Iran menyatakan satu minggu setelah pengangkatannya bahwa:
10
Roger Garaudy, dkk Demi Kaum Tertindas: Akar Revolusi Islam di Iran, T.tp:Penerbit Citra, t.t, h. 16-17.
“Kini revolusi telah meraih tujuannya dan rezim Syah telah dijatuhkan. Sebuah sistem baru akan dibentuk. Saya menyarankan agar rakyat kembali
ke rumah-rumah mereka dan melakukan urusan-urusan mereka sendiri. Ulama harus kembali ke mesjid dan sekolah-sekolah agama untuk
berdiskusi
dan mengajar.
Tinggalkanlah urursan
orang-orang pemerintahan dan para birokrat agar merek bisa menanganinya dan
membentuk sebuah sistem baru.”
Sebagai reaksi keras, Imam Khomeini menyatakan bahwa rakyat harus tetap dilibatkan dan ulama tetap melanjutkan kehadiran mereka dalam arena
politik.
11
Keteguhan Imam Khomeini pada pentingnya peran ulama dalam pemerintahan tidak bisa dihindarkan karena disamping Imam Khomeini sebagai
pemimpin tertinggi revolusi Islam Iran yang berkharisma sehingga dicintai sebagian besar rakyat Iran juga konsep diatas yang beliau sampaikan dalam
ceramah-ceramahnya kepada murid-murudnya di Qum walaupun dalam bentuk intisari dan terealisasikan setelah revolusi.