Latar Belakang masalah PENDAHULUAN

sangat terpengaruh oleh gerakan Mosaddeq. Antara 1962- 1963, waktu Syari‟ati tampaknya sepenuhnya tersita untuk aktivitas politik dan jurnalistiknya menentang rezim Iran. Syariati bahkan menghimbau agar dibentuknya kader khusus untuk menumbangkan rezim Syah melaui perjuangan bersenjata. Tugas meletakkan dasar-dasar revolusioner, dan mempersiapkan sarana intelektual diserahkan kepada kader khusus ini. 9 Berdasarkan UUD 1906, kaum agama mempunyai posisi yang menentukan dalam kehidupan politik di Iran. Di mana suatu majelis yang terdiri dari beberapa pemimpin agama mempunyai hak untuk memeriksa dan membatalkan setiap UU yang dihasilkan oleh parlemen bila undang-undang tersebut dinilai bertentangan dengan ajaran agama Islam. 10 Tetapi pada kenyataanya terkadang Syah Reza Pahlevi mengabaikan hak pemuka Islam untuk memveto rencana undang-undang yang menyimpang dari Islam. 11 Sebelum Syah Reza Pahlevi menjadi raja di Iran pengaruh agama Islam di berbagai bidang sangat kuat. Namun di bawah kekuasaan Syah Reza Pahlevi 1925-1941 pengaruh kebudayaan Barat mulai masuk ke Iran. Pengaruh tersebut bertambah besar ketika Mohammad Reza Pahlevi menggantikan ayahnya 1941- 1979. Syah Mohammad Reza Pahlevi selanjutnya disebut Syah berambisi menjadikan Iran sebagai negara industri terkemuka di dunia pada tahun 1990. Usaha Syah didukung penuh oleh AS yang menjadikan semakin banyaknya warga 9 Ali Syari‟ati, Islam Madzhab Pemikiran dan Aksi, Terjemahan Ms. Nasrullah dan Afif Muhammad, Cet. Ke-2, Bandung, Mizan, 1995, h. 11. 10 Riza Sihbudi, Biografi Poltik Imam Khomeini, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1996, h.26. 11 Muhammad Hasyim Assagaf, Lintasan Sejarah Iran: Dari Dinasti Achaemenia ke Republik Reolusi Islam, Jakarta: The Cultural Section of Embassy of The Islamic Republic of Iran, 2009, h. 450 AS yang masuk ke Iran. Hal ini menjadi salah satu faktor penyebab meluasnya pengaruh kebudayaan Barat dalam bentuk seperti pornografi, minuman keras, musik pop, film, dan tempat-tempat hiburan. Para ulama menganggap hal tersebut sebagai sebuah ancaman bagi nilai-nilai Islam di Iran. 12 Kedekatan Syah dengan Barat banyak ditentang oleh kalangan ulama. Hal ini dikarenakan beberapa langkah Syah yang beretentangan dengan nilai-nilai Islam. Syah mencoba untuk mengganti budaya Islam yang ada di Iran dengan budaya barat. Salah satu contohnya adalah para ulama sadar sejak zaman Syah Reza Khan telah dilakukan usaha-usaha deislamisasi melalui pembaratan wanita. Di zaman Reza khan para wanita dilarang berkerudung serta menyatakannya sebagai kriminal bahkan polisi menangkap dan merobek-robek kerudung di jalan dan mengganti kopiah dengan topi model Eropa. 13 Syah yang ingin bersahabat akrab dengan dunia barat menjadi “westxocated” atau keracunan paham-paham Barat yang memuja segala sesuatu yang berasal dari Barat. 14 Peran ulama di kalangan masyarakat Iran sangat kuat dan rakyat mencintai bahkan lebih bersimpati kepada para ulama mereka. Hal tersebut disebabkan oleh penindasan yang dilakukan rezim Syah. kemurkaan ulama terhadap kebijakan rezim syah yang bertentangan dengan islam serta kemarahan rakyat terhadap rezim yang secara kejam menghukum para ulama yang menghalangi setiap 12 Riza Sihbudi, Biografi Politik Imam Khomeini, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1996, h.26. 13 Muhammad Hasyim Assagaf, Lintasan Sejarah Iran: Dari Dinasti Achaemenia ke Republik Reolusi Islam, Jakarta: The Cultural Section Of Embassy of The Islamic Republic of Iran, 2009, h. 505. 14 Muhammad Hasyim Assagaf, Lintasan Sejarah Iran: Dari Dinasti Achaemenia ke Republik Reolusi Islam, Jakarta: The Cultural Section Of Embassy of The Islamic Republic of Iran, 2009, h. 505. jalannya sedikit-demi sedikit telah membangkitkan amarah terhadap rezim 15 . Salah satu penantang yang paling mengkritik rezim syah adalah Khomeini. Ayatullah Khomeini tampil sebagai suara anti pemerintah diantara minoritas ulama vokal yang menganggap Islam dan Iran tengah terancam bahaya dan kekuasaan mereka. Program modernisasi Barat yang dijalankan Syah dan ikatan Iran dengan AS dianggap sebagai ancaman bagi Islam, kehidupan Muslim dan kemerdekaan nasional Iran. Ayatullah Khomeini sangat aktif mengkritik kebijakan rezim Syah sehingga Syah menganggap Khomeini sebagai ancaman bagi kekuasaannya dimana Khomeini mempunyai banyak pendukung dan pendengar di Iran, bahkan Khomeini sering dipenjara dan diasingkan dari Iran. Rakyat Iran yang muak dengan rezim Syah tidak gentar melakukan demonstrasi-demonstrasi sebagai aksi protes. Syah tidak segan-segan menggunakan tentaranya untuk menghalangi para demonstran bahkan melukai dan memejarakan sebagian dari mereka dan para ulama yang menjadi provokator. Aksi demonstrasi-demonstrasi yang dilakukan rakyat Iran berlanjut dengan pemogokan di berbagai sektor. Hal ini membuat Syah terjepit dalam mengambil keputusan-keputusan. Di tengah krisis politik yang melanda, Syah lalu meminta kepada Syahbur Bahtiar anggota Front Nasional supaya menyusun kabinet yang 15 Murthada Muthahhari, M. Hasyem Penerjemah, Gerakan Islam Abad XX, Jakarta: PT. Beunebi Cipta, 1986, h. 99. menggantikan kabiner Azhari yang telah mengundurkan diri di bawah tekanan luapan massa. 16 Terbunuhnya putra Imam Khomeini yaitu Ayatullah Mustafa Khomeini, di tangan orang-orang Iran dan Irak, fitnahan di surat kabar terhadap Imam Khomeini, pembunuhan murid-murid sekolah agama di Qum, kemudian di Tabris dan kota-kota lain dalam tahun 1978, serta pembantaian 8 september 1979, serta perluasan perjuangannya sehingga pada 11 Februari 1979 dengan korban cedera- cedera 60.000 orang dan mati syahid 100.000 orang. Revolusi besar Islam menghancurkan despot Syah di bawah pimpinan Imam Khomeini. 17 Revolusi tersebut merubah semua tatanan Iran di bawah Mohammad Reza Pahlevi. Iran setelah revolusi Islam tahun 1979 berganti dari negara berbentuk monarki menjadi negara republik sesuai dengan UUD Republik Islam Iran Bab 1 pasal 1 yang berbunyi: Pemerintah Iran adalah Republik Islam, yang telah disepakati oleh rakyat Iran, berdasarkan keyakinannya yang abadi atas pemerintahan Al- Quran yang benar dan adil, menyusul Revolusi Islam yang jaya yang dipimpin oleh Ayatullah al-Uzma Imam Khomeini, yang dikukuhkan oleh Referendum Nasional yang dilakukan pada tanggal 10 dan 11 bulan Farvadin tahun 1356 Hijriyah Syamsiyah 29-30 Maret 1979 bertepatan dengan tanggal 1 dan 2 Jumadil Awal tahun 1399 Hijriyah Kamariah dengan mayoritas 98,2 dari jumlah suara orang-orang yang berhak memilih memberikan suara persetujuannya. 18 Pada pasal 12 juga disebutkan bahwa agama negara Iran ialah Islam madzhab Ja‟fari Dua belas Imam dan pasal tersebut tidak boleh diubah untuk 16 Musa Al-Musawi, Tragedi Revolusi Iran, Terjemahan H.A Syakur Yasin, Jakarta: Percetakan Offset, 2000 h. 22. 17 Khomeini, Pesan Sang Imam, Bandung: Al-Jawad Publisher, 2000, h.272. 18 Humas Kedutaan Besar Republik Islam Iran Jakarta, Undang-undang Dasar Republik Islam Iran, h. 15 selama-lamanya. 19 Iran merupakan negara penganut mayoritas Syiah Dua Belas Imam atau disebut juga Syi‟ah Itsna ‘Asayariah atau Syi‟ah Dua Belas selanjutnya akan disebut Syi‟ah saja. Syi‟ah percaya bahwa kepemimpinan Imamah setelah Nabi Muhammad adalah Ali bin Abi Thalib dan dua belas keturunannya. Imam yang ke dua belas diyakini hilang dan akan datang pada akhir zaman. Kekosongan kepemimpinan tersebut akan diisi oleh tokoh yang dianggap menguasai bidang agama. Ketaatan kepada Imam merupakan hal yang wajib sama dengan ketaatan pada ulama yang menggantikan posisi Imam di masa keghaibannya. 20 Revolusi Islam Iran mengacu pada perubahan secara fundamental sistem pemerintahan Iran dan penggulingan kekuasaan dinasti Syah. Hal ini menjadi menarik ketika disandarkan pada beberapa paham dalam khazanah keilmuan Islam tentang hukum penggulingan kekuasaan. Sunni dan Syiah adalah dua contoh golongan dalam Islam yang mempunyai tindakan tersendiri dalam menghadapi penguasa yang zalim atau diktator. Revolusi Islam mengandung makna dan pengaruh yang bersifat global. Untuk pertama kalinya di era modern tokoh-tokoh agama ulama mampu dan berhasil melawan sebuah rezim modern dan mengambil alih kekuasaan Negara 21 . Imam Khomeini sebagai seseorang dari kalangan ulama yang berhasil melawan 19 Humas Kedutaan Besar Republik Islam Iran Jakarta, Undang-undang Dasar Republik Islam Iran, h. 22. 20 M. Riza Sihbudi, Dinamika Revolusi Islam Iran, Jakarta: Pustaka Hidayah, 1989, h.43. 21 Ira. M. Lapidus, Sejarah Sosial Ummat Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2000, h. 62. sebuah rezim tersebut berhasil menggabungkan berbagai kalangan dalam menggerakkan revolusi Islam di Iran pada tahun 1979. 22 Dari sini kemudian penulis berpandangan bahwa revolusi Islam di Iran yang dipimpin oleh Imam Khomeini sangat berdampak besar bagi kehidupan umat islam di Iran baik dari segi politik, sosial, ekonomi dan kehidupan beragama. Revolusi yang identik dengan penggulingan kekuasaan memberikan sebuah pertanyaan besar juga bagaimana para pemikir Islam memandangnya termasuk Imam Khomeini sebagai pelopor. Oleh karena itu, dalam penulisan skripsi ini penulis sengaja mengambil judul : “ Konsep Revolusi Islam Iran menurut Imam Khomeini”.

B. Perumusan Masalah

Menguraikan tentang pemikiran Imam Khomeini merupakan hal yang sangat luas sekali pembahasannya, karena beliau dengan segala fenomenanya telah banyak sekali kiprah dan sumbangsihnya dalam pembangunan suatu negara. Dengan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas maka penulis akan membatasi pembahasan pada permasalahan pada kiprah dan biografi Imam Khomeini serta konsep-konsep revolusi Islam dan bagaimana beliau memandang revolusi Islam. Berdasarkan pembahasan masalah di atas maka penulis merumuskan permasalahan yaitu: 1. Bagaimana konsep Revolusi dalam Islam? 2. Bagaimana konsep revolusi Islam Iran menurut Imam Khomeni? 22 Antony Black, Pemikiran Politik Islam dari Masa Nabi Hingga Masa Kini, Terjemahan Abdullah Ali dan Mariana Arietyawati, Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2009 h. 590. 3. Apa hukum penggulingan kekuasaan menurut Imam Khomeini?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang paling utama dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui sebenarnya: 1. Memperoleh konsep revolusi dari segi sejarah Islam 2. Mengetahui kerangka berfikir Imam Khomeini dalam memandang revolusi Islam Iran. Penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan umumnya bagi: 1. Pengkaji Politik Islam untuk lebih mengenal fenomena gerakan masyarakat Islam modern. 2. Aktivis dan ormas Islam dalam hal partisipasi politik. 3. Pemerintah dalam membimbing umat agar lebih terarah dalam masalah sosial, budaya dan politik.

D. Tinjauan Pustaka

Kajian tentang pemikiran Imam Khomeini khususnya pemikiran politik banyak diminati oleh banyak kalangan mahasiswa untuk dijadikan objek penelitian salah satunya tentang revolusi. Beberapa peneliti yang menulis tentang pemikiran Imam Khomeini bicara secara konseptual, sejarah maupun empiris dengan pendekatan sosiologis relative banyak. Dalam skripsi ini penulis ingin mengetahui konsep revolusi Islam Iran menurut Imam Khomaeni. Dari hasil pengetahuan penulis ada beberapa tulisan yang terkait diantaranya karya Imam Khomeini, Pemikiran Politik Islam dalam Pemerintahan: Konsep Wilayatul Faqih sebagai Epistomologi Pemerintahan Islam 2010. Untuk menghindari duplikasi serta untuk memenuhi kebutuhan dan keperluan penyusunan ini, beberapa tulisan yang terdapat di berbagai media cetak, buku dan lain-lain yang penyusun gunakan sebagai bahan rujukan sehingga dapat membantu dalan penyusunan yang mengkaji hal tersebut di atas ada beberapa tulisan skripsi yang berkaitan dengan pemikiran politik Imam Khomeini. Skripsi yang membahas pemikiran Imam Khomeini di antaranya adalah: Susilawati Munawar, “Konsepsi Ayatullah Khomeini tentang Negara” yang membahas konsep Imam Khomeini tentang Negara 23 . Skripsi Muhamad Syaugi, “Ajaran- ajaran Tasawuf Imam Khomeini ”, 2007 yang membahas tentang pokok tasawuf menurut Imam Khomeini, kemudian skripsi Al-Mukarramah, “Pemikiran Dakwah Imam Khomeini ”, 2008 yang membahas tentang metode-metode dakwah dari Imam Khomeini. Skripsi Alan Pamungkas, Konsep Etika Politik Menurut Imam Khomeini, 24 . Sedangkan tesis yang membahas pemikiran Imam Khomeini diantaranya Iiz Izmuddin “Metode Ijtihad Khomeini dan Perubahan Sosial”, 2005 yang membahas bagaimana ijtihad Imam Khomeini dalam mengambil suatu hukum 25 . Tesis Andi Eka Putra, “Tasawuf dalam pandangan Imam Khomeini”, 2005 yang membahas tentang corak tasawuf Imam Khomeini 26 . Tesis Tasliah, “Wilayat al-Faqih dalam Pemikiran Imam Khomeini dan 23 Susilawati Munawwar, Konsep Ayatullah Khomeini tentang Negara, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005. 24 Alan Pamungkas, Konsep Etika Politik Menurut Imam Khomeini, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012. 25 Iiz Izmuddin, Metode Ijtihad Khomeini dan Perubahan Sosial, Program Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005. 26 Andi Eka Putra, Tasawuf dalam Pandangan Imam Khomeini, Program Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005. kemungkinan penerapannya di Indonesia pada era reformasi”, 2000 yang membahas tentang konsep eksistensi sebuah negara serta wilayatul faqih menurut Imam Khomeini dan kemungkinan penerapannya di Indonesia 27 . Sedangkan pada skripsi yang akan saya teliti lebih kepada konsep revolusi Islam di Iran dalam pemikiran Imam Khomeini yang beliau pimpin langsung serta pandangan beliau mengenai status hukum menggulingkan suatu kekuasaan yang sah menurut undang-undang negara.

E. Metode Penelitian

Dalam menyelesaikan karya ilmiah ini, maka penulis akan menjelaskan metode penelitian sebagi berikut:

F. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini secara tipologis, jenis penulisan penelitian ini bersifat kualitatif. Dalam penelitian kualitatif ini, diterapkan metode deskriptif analisis yaitu menggambarkan konsep revolusi Islam Iran menurut Imam Khomeini. Dilihat dari sudut model penelitian politik Islam, penelitian ini merupakan studi politik Islam dengan pendekatan kombinasi yaitu teoritis dan doktriner. Pendekatan teoritis diterapkan karena konsep revolusi Islam merupakan kajian politik Islam Fiqh Siyasah. Pendekatan doktriner diterapkan karena objek masalah yang terkait langsung, yakni revolusi Islam merupakan salah satu aspek dari keseluruhan doktrin politik Islam.

G. Teknik Pengumpulan Data

Secara kategoris, teknik pengumpulan data dalam skripsi ini menggunakan penelitian pustaka library research, yaitu dengan memanfaatkan sumber 27 Tasliah, Wilayat al-Faqih dalam Pemikiran Imam Khomeini dan Kemungkinan Penerapannya di Indonesia Pada Era Reformasi, Program Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2000.