3. Daya kuratif ekstrak pegagan dan kunyit pada hati tikus yang dirusak oleh parasetamol.
Ekstrak pegagan dan kunyit dapat meningkatkan aktivitas enzim GSH-Px hati tikus yang telah dirusak terlebih dahulu dengan parasetamol. Dengan tujuan
mempelajari daya kuratif ekstrak pada kerusakan sel hati akibat induksi parasetamol disajikan dalam Tabel 5.
Tabel 5:Aktivitas GSH-Px mUmg protein pada hati tikus yang diinduksi terlebih dahulu dengan parasetamol kemudian diberikan ekstrak pegagan
dan kunyit.
Konsentrasi mgmL
Pegagan Kunyit
1 2
3 102,89±11,26
a
113,61±9.75
gh
130,76±31,83
gh
171,45±37,66
gh
1 122,19±9,75
gh
98,61±8,55
ab
105,04±13,64
abc
101,82±7,34
def
2 135,05±24,57
gh
96,61±5,52
abc
98,61±7,52
abcd
105,04±54,86
efg
3 160,77±39,42
gh
201,50±15,98
abcd
206,86±35,79
bcde
239,01±47,40
i
Keterangan: Superskrip a adalah konsentrasi kontrol 0, superskrip yang samai merupakan konsentrasi pegagan dan kunyit tunggal secara signifikan mampu meningkatkan kadar enzim GSH-Px p0,05 sedangkan superskrip i
adalah konsentrasi kombinasi pegagan : kunyit 22,05 mgmL: 184,1 mgmLyang mampu berinteraksi sinergis meningkatkan enzim GSH-Px p0,05.Untuk superskrip yang berbeda adalah konsentrasi kombinasi pegagan dan
kunyit yang tidak mampu meningkatkan enzim GSH-Pxp0,05.
DataTabel 5 di atas diperoleh data perlakuan terhadap hati tikus yang diinduksi terlebih dahulu dengan parasetamol kemudian diberikan ekstrak pegagan
dan kunyit. Ekstraktunggal pegagan mampu meningkatkan aktivitas enzim GSH-Px terutama pada konsentrasi pegagan 22,05 mgmL yaitu sebesar 171,45±37,66
mUmgprotein dari konsentrasi kontrol yaitu 102,89±11,26mUmgproteinp0,05. Pada pemberian ekstrak kunyit tunggal juga mampu meningkatkan aktivitas enzim
GSH-Px yaitu pada 184,1 mgmL sebesar 160,77±39,42 mUmgprotein dari konsentrasi kontrol yaitu 102,89±11,26mUmgproteinp0,05. Artinya, bahwa pada
konsentrasi yang tinggi dari ekstrak pegagan atau kunyit tunggal saja, diasumsikan berpotensi menunjukkan secara signifikan pengaruh pada peningkatan aktivitas enzim
GSH-Px jika dibandingkan dengan konsentrasi kontrol p0,05.
Pada kombinasi kedua ekstrak,ekstrak pegagan 22,05 mgmL:184,1 mgmL
terjadi interaksisinergis dari kedua ekstrak tersebut dalam meningkatkan aktivitas enzim GSH-Px,yaitu239,01±47,4 mUmg protein, lebih tinggi dibandingkan dengan
kombinasiekstrak pegagan dan kunyit 14,70mgmL:22,05 mgmL yaitu 98,61±8,55 mUmgprotein atau sekitar 34. Hal ini dapat diasumsikan bahwa pada konsentrasi
kombinasi ekstrak pegagan dan kunyit tertinggi menunjukkan potensi yang baik untuk meningkatkan aktivitas enzim GSH-Px sehingga mempercepat perbaikan sel
hati kuratif dengan menangkap radikal bebas yang dihasilkan parasetamol.Sebagai antioksidan, glutation dapat menangkap Reactive Oxygen Species ROS yang
dihasilkan dari reaksi oksidasi dalam tubuh Devaraj et al.2014.
PEMBAHASAN
Pegagan Centella asiatica merupakan tanaman yang tumbuh menjalar diatas permukaan tanah. Salah satu senyawa kimia yang terdapat dalam pegagan ialah
asiatikosida dan brahmikosida yang dilaporkan mempunyai efek sebagai antioksidan. Padaperlakuan parasetamol, hati tikus mengalami penurunan aktivitas GSH-Px
tertinggi pada konsentrasi 2160mgmL, dari 171,00±6,62mUmgprotein berkurang menjadi 104,29±5,02mUmgprotein atau terjadi penurunan sebesar 39,04. Hal ini
mengindikasikan adanya pengosongan GSH-PX hati bila parasetamol digunakan dalam dosis berlebih. Dosis toksik parasetamol menyebabkan glutation dalam hati
akan habis karena tidak dapat lagi mengimbangi produksi besar-besaran dari NAPQI. Menipisnya GSH-Px, terutama glutation GSH, berakibat pada munculnya efek
toksik parasetamol pada hati karena NAPQI yang terbentuk dari metabolisme parasetamol akan berikatan secara kovalen dengan makromolekul protein sel hati,
yang mengakibatkan terjadinya kerusakan sel hati Vendemiale et al.1996
. Penurunan aktivitas GSH-Px akibat parasetamol yangdipicu olehpemberian
parasetamol toksik membuat cadangan glutation dengan cepat menurun Jaesche andBajt2006. Hal ini menyebabkan akumulasi NAPQI di dalam hepatosit yang
selanjutnya membentuk ikatan kovalen dengan protein sel hepatosit, menghambat metabolisme oksidatif dan penurunan produksi ATP. Penurunan ATP intraseluler
menyebabkan gangguan pompa Ca
2+
endoplasma dan membran plasma sehingga terjadi timbunan kalsium di dalam sitoplasma. Penimbunan kalsium sitoplasma
menyebabkan aliran kalsium ke dalam mitokondria mengalami penurunan potensial membran mitokondria, dan menghambat sintesis ATP di mitokondria sehingga
menyebabkan kematian sel.
Data pada Tabel 3menunjukkan ekstrak tunggal pegagan dan kunyit pada hati normal, menyebabkan terjadinya peningkatan aktivitas enzim GSH-Px. Secara
signifikanhati tikus p0,05 aktivitas enzim GSH-Px tikus yang memperolehkunyit tunggal, pada konsentrasi 184,1 mgmL yaitu 299,58±24,78 mUmgprotein dan
pegagan tunggal konsentrasi 22,05 mgmL yaitu 258,31±8,09 mUmgprotein, menunjukkan respons lebih baik dibanding kombinasi pegagan dan kunyit 22,05
mgmL:184,1 mgmLyaitu 190,78±9,28 mUmg protein p0,05.
Pemberian ekstrak tunggal pegagan dan kunyit sangat baik jika diberikan pada kondisi hati normal untuk meningkatkan aktivitas enzim GSH-Px yang berfungsi
sebagai detoksikan pada hati .
Ekstrak pegagan dan kunyit sebagai antioksidan, melalui peningkatan enzim GSH-Px menangkap ROS yang dihasilkan dari reaksi
oksidasi dalam tubuh Damdimopoulos2003. Pemberian ekstrak pegagan dan kunyit tunggal menunjukkan peningkatan aktivitas enzim GSH-Px lebih baikdibanding
dengan pemberian kombinasi ekstrak pegagan dan kunyit 22,05 mgmL:184,1mgmL. Fenomena ini kemungkinan terjadi pada kombinasi ekstrak
pegagan dan kunyit tidak ada interaksi sinergis, namun dapat diasumsikan terjadi interaksi antagonis.
Hal ini juga terjadi pada pemberian ekstrak pegagan dan kunyit yang bertujuan sebagai preventif. Pada pemberian konsentrasiekstrak pegagan tunggal
22,05mgmL, aktivitas enzim GSH-Px adalah 279,74±26,32 mUmgprotein dan pada
pemberian konsentrasi ekstrak kunyit tunggal 184,1mgmL, aktivitas enzim GSH-Px sebesar 333,33±39,95 mUmg protein serta padakonsentrasi kombinasi ekstrak
pegagan dan kunyit 22,05mgmL: 184,1mgmL yaitu 232,60±21,40mUmg protein secara signifikan mampu meningkatkan enzim GSH-Px jika dibandingkan dengan
konsentrasi kontrol 98,46±6,77mUmgproteinp0,05. Kurkumin dari ekstrak kunyit dengan konsentrasi tinggiberpotensi memperbaiki kerusakan hati yang diinduksi
dengan parasetamol dosis tinggi Suyatna 1992. Juga menurut Devaraj2014, aktivitas antioksidan dari kurkumin memegang peranan penting sebagai
hepatoprotektor. Untuk pegagan Centella asiaticaL Urban, senyawa flavonoidnyajuga diketahui merupakan senyawa antioksidan dan berpotensi
mencegah kerusakan sel-sel tubuh, diantaranya sel hepar Erdiana 2009.
Pada perlakuan ekstrak pegagan dan kunyit yang telah diinduksi parasetamol dosis toksis, kunyit dengan konsentrasi 184,1mgmL jugamampu menghambat
inhibisi penurunan enzim GSH-Px yaitu 239,01±47,40mUmg proteinp0,05. Kemampuan kombinasi ekstrak pegagan dan kunyit dengan konsentrasi tinggi 22,05
mgmL:184,1mgmLmembuktikan kombinasi ini berpotensi dengan tujuan kuratif pada hati yaitu meningkatkan aktivitas enzim GSH-Px jika dibandingkan dengan
konsentrasi kontrol yaitu 102,89±11,26mUmg protein. Pada kombinasi ini kemungkinan dapat terjadi interaksi sinergis dengan asumsi bahwa kerja enzim GSH-
Px sangat dipengaruhi oleh sifat enzim itu sendiri, jika terjadi peningkatan konsentrasi enzim maka akan memacu aktivitasnya. Peningkatan aktivitas enzim
GSH-Px ditambah dengan konsentrasi ekstrak pegagan dan kunyit sebagai antioksidan mampu menangkal radikal bebas yang dihasilkan dari metabolisme
parasetamol.Dengan demikian, potensi ekstrak pegagan dan kurkumin juga mempunyai peranan penting sebagai hepatoprotektor, antiinflamasi, dan antitumor
Gabeleet al.2009.
SIMPULAN
Kedua ekstrak tunggal pegagan dan kunyit sangat baik efeknya jika diberikan pada kondisi hati normal terkaitdengan kemampuannya dalam meningkatkan aktivitas
enzim GSH-Px yang berfungsi sebagai detoksikanpenangkal radikal bebas dari hasil metabolisme parasetamol. Kombinasi ekstrak pegagan dan kunyit pada konsentrasi
tinggi mampu meningkatkan aktivitas enzim GSH-Px.Respons positif dari kombinasi kedua esktrak ini dapat dimanfaatkanbaik untuk tujuan preventif maupun kuratif pada
kejadian hepatitis.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Tanrim. 2013. Cara Kerja Enzim. Melalui : http:www.biologi sel.com201308cara-kerja-enzim.html [05102014]
Antony B, Santhakuman G, Merina B, Sheeba V, Mukkadan J. 2006.
Hepatoprotective effect of Centella asiatica L in carbon tetrachloride- induced liver injury in rats. Indian J of Pharm Sci 2006;686: 772-776.
Baron S, Fons M, Albrecht T. Medical microbiology. 2007 [diunduh 19 Mei 2009]. Tersedia dari: http:gsbs.utmb.edumicrobook ch001a.htm.
[BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2005. InfoPOM, volum 6,Standarisasi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia, Salah Satu Tahap Penting dalam
Pengembangan Obat Asli Indonesia, Depkes RI, Jakarta. [BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2005. Kriteria dan Tata Laksana
Pendaftaran Obat Tradisional, Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka, Depkes RI Jakarta
[BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan.2006.Surat Keputusan Kepala Badan POM RINomor:HK.00.05.52.4040Tentang Kategori Pangan.,Hlm. 200-203,
267-268, Badan POM RI, Jakarta. [BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2010. Acuan Sediaan Herbal,
Volume kelima edisi pertama,Direktorat OAI BPOM,Jakarta. [BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2013. Pedoman Teknologi Formulasi
sediaanberbasis Ekstrak, volume 2, Kementerian Kesehatan RI,Jakarta. Chattopadhyay A, Bhatnagar NB,Bhatnagar R .2004. Bacterial insecticidal toxins.
Crit Rev Microbiol 30:33-54. Cheng C L, Luk J, Koo M W L .2004. The healing effects of centella extracts and
asiaticosida on acetic acid induced gastric ulcer in rat. Life Sciences, 74 18,2237- 2249.
Damdimopoulos AE.2003. Identification and functional characteritation of novel thioredoxin systems [thesis] Stockholm:Karolinska Univ Pr.
Dalimartha, Setiawan. 2005. Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Hepatitis. Penerbit PenebarSwadaya. Hlm. 11- 13, 72- 73.Jakarta.
Davis M,Williams R. Hepatic disorders .1991.In:Davies DM, editor.Textbook of adverse drug reactions ,4th edition Vol.1
Departemen Kesehatan. 2007. Keputusan Menteri Kesehatan RI, Kebijakan Obat Tradisional Nasional, Departemen Kesehatan , Jakarta.
Devaraj S, Ismail S, Ramanathan S, Yam MF.2010. Investigation of Antioxidant and Hepatoprotective Activity of Standardized Curcuma xanthorrhiza Rhizome in
Carbon Tetrachloride-Induced Hepatic Damaged Rats. The Scientific World Journal Volume 2014. Article ID 353128, 8 pages doi:10.11552014353128
Dwiatmaka Y, dan Jumpowati MDB. 1999. Identifikasi Mikroskopik Batang dan SerbukKulit Batang serta Pemeriksaan KLT Minyak Atsiri Kulit Batang
Masoyi Massola aromatic Becc. The Journal on Indonesian Medical Plants, Vol. 5 2. P.1-3
ErdianaAN, 2009. Pengaruh Ekstrak Pegagan Centella asiatica Terhadap Kadar SGPT Mencit Mus musculus Yang Diinduksi Paracetamol. Skripsi. Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Flohe L, Gunzler WA.1984. Assays of glutathione peroxidase In: Packer L, ed,
Methods in Enzymology. Orlando, Florida, USA: Academic Press;105:114- 121.
Gabele E, Fron M, Aeteel GE, Uesugi T, Hellerbrand C, Scholmerich J. 2009. TNF-alpha is required for cholestasis-induced liver fibrosis in the mouse,
Biochemical and Biophysical Research Communications, vol. 378, no. 3, pp. 348–353.
Gallagher, Aileen. 2005. Hepatitis, The Rosen Publishing Group, New York, Gantait A, Barman T, and Mukherjee PK. 2011.Validated Method for Estimation of
Curcumin in Turmeric Powder. Indian Journal of Traditional Knowledge 10 2:247-250.
Gohil KJ, Patel JA, Gajjar AK. 2010. Pharmacological Review on Centella asiatica: A Potensial Herbal Cure-all. Indian J Pharm Sci; 725: 546-56.
Ghost Antidotes C Lysias-Derrida Charm 1997. Centella asiatica,the Goddess of SupremWisdom. MDideacom - Fertile Trace Eidoloned.[Best Sceptron
MSIE6. Guyton .1994. Vol.9: Tex Books of Medical Physiology, Philadelphia:WB Sounders
Company, pp.6-7, 187-2001. Hasan R, Chowdhury F, Rahman M 2006. The Role of Glucosamine Sulfate on
Osteoarthritis: an Update. J. Med. 7:32-35. Hembing W.2005. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia. Jilid 1.
Halaman: 110 – 111. Pustaka Kartini, Jakarta Huang MT, Wang ZY, Georgiadis CA, Laskin JD danConney AH.1992.
Inhibitoryeffect curcumin on tumorinitiation by benzo[a]pyrene and 7,12-dim ethyl-benz[a]anthracene.Carcinogenesis13: 947-954.
Huang MT, Lou YR, Ma W, Newmark HL, Reuhl KR dan Conney H.1994. Inhibitoryeffects of dietary curcuminon forestomach, duadenal and colon
carcinogenesis in mice.Cancer Res.54: 5841-5847. Huang MT, Ma W, Lu YP, Chang RL, Fischer C,Manchand PS, Newmark HLand
Conney AH.1995.Effect of curcumin, demethoxy-curcumin, bisdemethoxy- curcumin and tetrahydrocurcumin on TPA-induced tumorpromotion .
[ISFI] Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia.2006. ISO Indonesia : spesialite obat IndonesiaEdisi 41. Jakarta
Ireson CR, Donald JJones, L Samantha, O Michael WHC, David JB, Marion LW,Peter BF, WilliamPS dan Andreas, JG.2002. Metabolisme of
thecancerchemopreventive agent curcumin in human and rat intestineCancer Epidemiology,Biomarkers dan Prevention11: 105-111.
Jaesche H, Bajt ML.2006. Intracellular signaling mechanismesof acetaminophen- Induced liver cell death. Toxicological sciences, 89 1: 31-41.
Jie, Liu et al.1994. The Effect of 10 Triterpenoid Compound on Experimental Liver
Injury in Mice: Universitas KansasMedical Cent.dep.pharmacology Toxicolog Therapiutic. Kansas City.
Kalantari H, Salehi M.2007. The protective effect of garlic oil on hepatotoxicity
induced byacetaminophen in mice and comparison with N-acetylcysteine J. Saudi Med; 2212: 1080-1084.
Kohli K, Ali J, Antasari MJ, Raheman Z. 2005. A Natural Antiinflamatory agent. Education Forum 373: 141-147.
Kunchandy EandRao, MNA.1990. Oxygen radical scavengingactivity of Curcumin.Int’l. J. Pharm38: 239-240.
Kurniawan DW dan SulaimanTNS. 2009. Teknologi Sediaan Farmasi, 4, 91- 92, Graha Ilmu, Yogyakarta
Kuntz E, Kuntz HD. 2006.Clinical and morphological principles. Dalam: Kuntz E,
KuntzH-D, penyunting. Hepatology, principles and practice. Edisi ke-2. Wetzlar:Springer Medizin Verlag Heidelberg
;. hlm. 392−412. Manoi F. 2006. Pengaruh Cara Pengeringan Terhadap Mutu Simplisia Sambiloto.
Bul Littro, Vol XVII 1, P. 1-5. Ming ZJ, Liu SZ, Cao L. 2004. [Effect of total glucosides of Centella asiatica on
antagonizing liver fibrosis induced by dimethylnitrosamine in rats 13[abstrak].][dalam bahasa Cina]. Zhonqq Zhong Xi Yi Jie He Za
Zhi2004;248:731-4 Nagpal M, Sood S.2013. Role of curcumin in systemic and oral health: An
overview. Jnat Sei Boil Med;4:3-7. Nilesh M. Drug-Induced Hepatotoxicity:http:www.emedicine.com:Diakses :6
November 2008. Negi AS, Kumar JK, Luqman S, Shanker K, Gupta MM, Khanuja SPS. 2007. Recent
Advances in Plant Hepatoprotectives: A Chemical and Biological Profile of Some Important Leads . Medical Research Reviews 285:746-722.
Prabowo W. 2002. Centella Anti Radang. PT Intisari Mediatama. Jakarta. Price SA, Wilson LM. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit
Edisi 4. Jakarta : EGC Setiabudy R. 1979. Hepatitis Karena Obat, Cermin Dunia Kedokteran, 15:8-12
Sengupta M, Sharma GD, Chakraborty B. 2011. Hepatoprotective and
Immunomodulatory Properties of Aqueous Extract of Curcuma longa in Carbon Tetra chloride IntoxicatedSwiss Albino Mice. Asian Pacific Journal
of Tropical Biomedicine:193-199.doi:10.1016S2221-169111 60026-9.
Sentra informasi keracunan BPOM. 2006. Data Keracunan Parasetamol di Indonesia Tahun 2002- 2005. BPOM
Schulz O. 2008. The Biological Activity of Curcumin. Wellness Foods Europe:10-13. Setiawan. 2006. Atlas Tumbuhan Indonesia Cetakan VIII. Jakarta: Trubus
Agriwidaya. pp: 1481-56. Suasono B. 1985. Obat Hepatotoksik padaAnak. Cermin Dunia Kedokteran40: 31-
33. [SUSENAS] Survei Sosial Ekonomi Nasional.2001. Pedoman Kepala BPS Propinsi,
KabupatenKota, Badan Pusat Statistik, Jakarta Indonesia. Suyatna FD, Gan S, Siswoyo K,Asikin N, Rosmiati H, Pringgo Utomo. 1992. The
Effects of the Curcuma Againts Paracetamol-induced Liver Damage in Rats. Medical Journal of University of Indonesia 1992;11:20. Teknologi
Universitas Negeri Malang.
Subramanian M, Sreejayan RMNA, Devasagyam TPAdan Singh BB.1994. Diminutionof singlet oxygen-inducedDNA-damage by curcumin and related
antioxidant.Mutat.Res.311: 249-255.Tonnesen, HH, Arrieta, Syaifuddin A, Rahayu, Yuda H. 2011.Standarisasi Bahan Obat Alam, Graha Ilmu,
hal 1-22, Yokyakarta. Syfaiyah B. 2008. Pengaruh pemberian ekstrak daun pegagan Centella asiatica
terhadap kadarSGPT dan SGOT hati mencit mus musculus yang diinduksi dengan parasetamol,e-theses Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang, Surabaya, SpeicherCE dan JW. 1996. Pemilihan Uji Laboratorium yang Efektif,
Penerjemah: Suyono, J. Cetakan kedua, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Sidik, Mulono, MW dan Mutadi. 1995. Temulawak Curcuma xantorrhiza Roxb, Phyto Medika, Jakarta.
Sreejayan N, RAO MNA. 1997: Nitric oxide scavenging by curcumi-noids. J.Pharm Pharmacol. 49, 105-107
Rao CV, Riven A, Simi B, dan Reddy BS.1995.Chemoprevention of colon carcinogenesisby dietarycurcumin, a naturally occuring plant phenolic
compound.Cancer Res.55:259-266 [RISKESDAS] Riset Kesehatan Dasar. 2007. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia. Jakarta.
[RISKESDAS] Riset Kesehatan Dasar. 2013. Laporan Perkembangan Kesehatan Masyarakat Indonesia, Badan Litbangkes, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta
Reavill D. 2005. A Review of the Avian Liver. IDEXX Veterinary Services, Inc.West Sacramento, California.
Tambajong J. 1995. Sinopsis Histologi, Jakarta: Buku Kedokteran EGC,pp 141-146 Thomas S.2010. Drug Induced Hepatitits, http:www.healthatoz.com
. Diakses :6 November 2010
VandemialeG,E Altomare, I Grattagliano, and O Albano .1989. Increased plasma levels of gluthatione and malondialdehyde after acute ethanol ingestion in
humans, J Hepatol 9, 359-365. Vohra K, Pal G, Gupta VK, Singh S, Bansal Y. 2011. An insight on Centella asiatica
linn.: a review on recent research. J Pharmacol 2011;2:440-462 Waluyo S. 2009. 100 Questions and Answers: Stroke. Jakarta: Gramedia. Gohil KJ,
Patel JA, Gajjar AK. 2010. Pharmacological review on Centella asiatica: a potential herbal cure-all. Indian J Pharm Sci 2010;725:546-556.
WHO, Traditional medicine [Internet], 2003 [Diunduh Januari 2011].Tersedia di httpwww.who.intmediacentrefactsheetsfs34en.
Winarto WP, dan Surbakti, M. 2005. Khasiat dan Manfaat Pegagan Tanaman Penambah Daya Ingat. Cetakan ke 4. Agro Media Pustaka. Jakarta.
Winarsi H.2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
ZHENG, Cheng-jian and Lu-ping QIN. 2007. Chemical Components of Centella asiatica and Their Bioactivities. Journal of Chinese Integrative Medicine, Vol.53: 348-351.
4. PENELITIAN