toksik dan bakteri yang menerima darah dari lambung, usus, pankreas, dan limpa. Kedua sumber tersebut mengalir ke kapiler hati yang disebut sinusoid kemudian
diteruskan ke vena sentralis disetiap lobulus. Aliran darah dari semua lobulus menuju ke vena hepatika kemudian dialirkan ke vena kava inferior.Tekanan darah di sistem
porta hepatika sangat rendah. Darah mudah masuk dan keluar hati karena tidak ada resistensi aliran melalui vena porta dan vena kava Reavill 2005.
Gambar 2: Anatomi hati Encyclopedia Britannica,inc,2010
Hati merupakan organ sensitif, yang salah satu fungsi pentingnya adalah melindungi tubuh terhadap terjadinya penumpukan zat berbahaya yang masuk dari
luar, seperti obat atau herbal tertentu. Banyak diantara obat yang bersifat larut dalam lemak dan tidak mudah diekskresikan. Metabolisme tubuh akan memproses obat
melalui hati menghasilkan metabolit yang lebih larut air dan dapat diekskresikan melalui urin. Banyak penyakit yang memang bisa diatasi dengan berbagai
obat.Namun obat-obatan tetap merupakan bahan kimia yang sangat beracun bila hati mempunyai kemungkinan yang cukup besar untuk ‘dirusak’ oleh obat. Lazimnya,
istilah yang digunakan untuk obat penyebab kerusakan hati disebut ‘obat penginduksi kerusakan hati’ drug induced liver injury, sedangkan efeknya disebut hepatotoksik
atau toksik ke hepar hati. Prevalensi kerusakan hati akibat obat sangat tinggi, mulai dari kerusakan yang tidak permanen, namun dapat berlangsung lama dan fatal
Setiabudy 1979; Suasono 1985.
a.Histologi. Struktur fungsional, hati dibagi ke dalam 3 zona. Zona 1, terletak disekitar
portal, dengan sistem perdarahan yang paling baik. Dalam zona ini, berlangsung proses utama fungsi hati, yaitu metabolisme protein dan pembentukan protein
plasma, sistesis glikogen, glikogenolisis, serta proses konjugasi obat-obat tertentu. Zona 3, terletak disekitar vena sentralis dengan sistem perdarahan yang buruk. Dalam
zona ini terjadi proses pembentukan lipid dan pigmen, metabolisme zat-zat kimia atau obat-obat tertentu, dan merupakan tempat menyimpan glikogen. Zona 2, terletak
diantara zona 1 dan 3, dengan sistem perdarahan yang lebih baik dibandingkan zona 3. Aktivitas bilologis yang terjadi pada zona 2 merupakan gabungan dari zona 1 dan
3.
Pada z
ona 3 ini disebut juga zona pasif memberikan respon terakhir terhadap perubahan darah yang masuk Tambajong 1995.
b.Fisiologi.
Menurut Dalimartha2005, ada 4 macam fungsi hati, yakni untuk pembentukan dan ekskresi empedu, metabolisme zat-zat penting bagi tubuh,
pertahanan tubuh, serta fungsi vaskuler. 1. Fungsi pembentukan dan ekskresi empedu.
Empedu dibentuk oleh hati dan dikeluarkan melalui saluran empedu interlobular yang terdapat dalam hati, empedu yang dihasilkan dialirkan ke
kandung empedu untuk disimpan. Bila kita mengkonsumsi makanan berlemak maka empedu yang tersimpan tadi akan dikeluarkan dan
dialirkan ke dalam duodenum. Dalam sehari, sekitar 1 liter empedu diekskresikan oleh hati.Empedu sebagian besar terdiri atas air 97,sisanya
adalah elektrolit, garam empedu, fosfolipid, kolesterol, dan bilirubin.Garam empedu penting untuk pencernaan dan penyerapan lemak dalam usus
halus.Garam ini sebagian diserap kembali oleh usus halus dan dialirkan kembali ke hati.Empedu mengandung kolesterol, garam mineral, garam empedu, pigmen
bilirubin, dan biliverdin. Sekresi empedu berguna untuk mencerna lemak, mengaktifkan lipase, membantu daya absorpsi lemak di usus, dan mengubah zat
yang tidak larut dalam air menjadi zat yang larut dalam air. Bilirubin atau pigmen empedu yang dapat menyebabkan warna kuning pada jaringan dan cairan tubuh
sangat penting sebagai indikator penyakit hati dan saluran empedu.
2. Fungsi metabolik.
Di samping menghasilkan energi dan tenaga, hati mempunyai peran penting pada metabolisme karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin.Karbohidrat
setelah diolah di saluran cerna akanmenjadi glukosa, lalu diserap melalui usus dan masuk ke dalam peredaran darah dan kemudian masuk ke dalam hati
melalui vena porta.Di dalam hati, sebagian glukosa dimetabolisir sehingga terbentuk energi yang berfungsi menjaga temperatur tubuh dan tenaga untuk
bergerak.Glukosa yang tersisa diubah menjadi glikogen dan disimpan di dalam hati dan otot atau diubah menjadi lemak yang disimpan di dalam jaringan
subkutan.Pada prosesglukoneogenesis, yang terjadi saat penurunan glukosa diantara waktu makanterjadi pembentukan glukosa dan asam amino melalui
deaminasi dan perubahan gliserol dari asam amino menjadi glukosa
Price1995. Metabolisme protein oleh hati juga penting untuk mempertahankan
hidup.Hati membuat albumin dan faktor pembekuan darah seperti protombin dan fibrinogen.Albumin dibuat oleh hati sebanyak 12 hingga 14 g dalam 24
jam yang merupakan sekitar 50 dari total protein yang disintesis oleh hati. Albumin dan protein lain, seperti globulin dan fibrinogen,merupakan protein
terbanyak dalam plasma.
Hati juga mengubah amonia menjadi urea, untuk dikeluarkan melalui ginjal dan usus.Metabolisme lemak yang dilakukan hati berupa pembentukan
lipoprotein, kolesterol,dan fosfolipid, juga mengubah karbohidrat dan protein menjadi lemak.
3. Fungsi pertahanan tubuh. Hati juga berperan dalam pertahanan tubuh, baik berupa proses
detoksifikasi maupun fungsi perlindungan.Detoksifikasi dilakukan dengan berbagai proses yang dilakukan oleh enzim-enzim hatiterhadap zat-zat beracun,
baik yang masuk dari luar maupun yang dihasilkan oleh tubuh sendiri, dengan proses detoksifikasi, zat berbahaya akan diubah menjadi zat yang secara
fisiologis tidak aktif.
Fungsi perlindungan dilakukan oleh sel-sel Kupffer yang berada pada dinding sinusoid hati. Dengan cara fagositosis, sel Kupffer dapat membersihkan
sebagian besar kuman yang masuk ke dalam hati melalui vena porta sehingga tidak menyebar ke seluruh tubuh. Sel Kupffer juga menghasilkan
imunoglobulin yang merupakan kekebalan humoral serta menghasilkan berbagai macam antibodi akibat kelainan hati tertentu seperti antimitochondrial
antibody
AMA, smooth muscle antibody SMA, dan antinuclear antibody ANA.
4. Fungsi vaskuler.
Pada orang dewasa, jumlah aliran darah ke hati diperkirakan sekitar 1.200 –1.500 mL per menit. Darah tersebut berasal dari vena porta sekitar 1.200 mL
dan dari arteria hepatik sekitar 350 mL. Bila terjadi kelemahan jantung kanan dalam memompa darah seperti pada penderita payah jantung kanan, maka darah
dari hati yang dialirkan melalui vena hepatika dan selanjutnya masuk ke dalam vena kava inferior akan terhambat. Akibatnya terjadi pembesaran hati karena
bendungan pasif oleh darah yang jumlahnya sangat besar.
Karena fungsinya, hati merupakan organ yang paling penting yang sering mengalami kerusakan, namun hati memiliki cadangan fungsional yang luar biasa
besar. Kerusakan hati yang ringan, seringkali tidak menimbulkan gejala klinis, sedangkan kerusakan yang berat dan akut misalnya pada intoksikasi zat-zat kimia,
dapat menyebabkan fungsi yang cepat memburuk Guyton1994.
Hati mendetoksikasi banyak produk metabolik, obat, dan toksin sebelum diekskresikan ke dalam urin. Proses detoksifikasi melibatkan perubahan kimia,
dan atau konjugasi, terutama dengan asam glukuronat, glisin, atau sulfat sebagai senyawa yang bersifat hepatoprotektorReavill 2005.
Hepatoprotektor Hepatoprotektor adalah senyawa yang berkhasiat melindungi sel sekaligus
memperbaiki jaringan hati yang rusak akibat pengaruh zat toksik Panjaitan 2008
Beberapa tumbuhan yang dilaporkan memiliki aktivitas hepatoprotektor adalah temulawak Curcuma xanthorrhizza Roxb dengan senyawa aktifnya
kurkuminoid. Senyawa tersebut dapat menurunkan kadar SGOT dan SGPT darah yang diinduksi oleh etanol 50 Devaraj etal. 2010.
Serum transaminase adalah indikator yang pekapada kerusakan sel-sel hati. Kenaikan kadartransaminase serum disebabkan oleh sel-sel yang kaya akan
transaminase mengalami nekrosis atauhancur. Enzim-enzim tersebut masuk ke dalam peredaran darah.
Aktivitas hepatoprotektor antara lain dapat ditandai dengan penurunan kembali kadar enzim Aspartatetransaminase AST, Alanine transaminase ALT,
Glutamyl transpeptidase GGT, Alcalphosphatase ALP, serum bilirubin, dan lipid
total serta peningkatan kembali kadar protein total . Hepatotoksik
Hepatotoksik merupakan zat atau senyawa yang mempunyai efek toksik pada hati, dengan dosis berlebihan atau dalam jangka waktu lama.Contoh senyawa ini
antara lain adalah CCL
4
Carbon Tertraklorida, kloroform CHCL
3
, serta parasetamol Asetaminofen. Ketiga senyawa ini menyebabkan nekrosis hati yang
dapat diprediksi pada pemberian over dosis Dalimartha 2005. Agen hepatotoksikseperti asetaminofen sebagai analgetik dan antipiretik telah dikenal oleh
masyarakat umum dan banyak dijual bebas di pasaran. Hal ini menyebabkan dengan mudahnya masyarakat mengkonsumsinya secara bebas dan pengetahuan masyarakat
mengenai obat ini masih sangat kurang, terutama tentang toksisitasnya bila digunakan dalam dosis berlebihan. Akibatnya,obat tersebut sering dikonsumsi dalam dosis
berlebihan sampai mencapai dosis toksik sehingga menyebabkan toksikasi hati, yang ditandai dengan kenaikan kadar AST dan ALT.
Parasetamol
Asetaminofen dikenal juga sebagai parasetamol atau N-acetyl- paraaminophenol
atau 4 –hydroxyacetalinide.Obat ini terdistribusi secara luas dimasyarakat sebagai analgetik dan antipiretik.Obat ini banyak digunakan
sebagaiswamedikasi pengobatan mandiri untuk meredakan demam, sakit kepala, dannyeri ringan sampai sedang lainnya.
Di Indonesia, terdapat 305 merek obat yang berisi kandungan parasetamol, baik sebagai obattunggal maupun kombinasi dengan obat lain . Hal ini
menyebabkanparasetamol dengan mudah dapat disalahgunakan dengan pemakaian dosis yangberlebihan. Tidak mengherankan bila parasetamol merupakan salah satu
diantaraobat-obatan yang paling banyak menyebabkan overdosis dan keracunan di masyarakat ISFI 2006.
Di Indonesia, jumlah kasus keracunan asetaminofensejak tahun 2002–2005 yang dilaporkan ke Sentra Informasi Keracunan BadanPOM sebanyak 201 kasus
dengan 175 diantaranya adalah percobaan bunuh diri BPOM 2006. Dalam parasetamol atau acetoaminophen digambarkan sebagai 4-senyawa
induk dari acetoaminophen yang ditemukan untuk mengurangi demam.
Gambar3:Strukturkimiapembuatanparasetamol Chandrasekharanetal.
2002.
Parasetamol atau N-asetyl-p-aminofenol merupakan senyawa analgetikdan antipiretik nonnarkotik turunan para aminofenol. Gambar 4 di bawah ini
menunjukkan mekanisme bagaimana metabolisme parasetamol dapat menimbulkan kerusakan pada sel hati.
Gambar 4: Metabolismeparasetamol Goldfrank dan Lewis 2002 Hepatotoksis parasetamol terjadi karena terbentuknya metabolik reaktif di
dalam hati. Parasetamol di dalam hati mengalami metabolisme, sebagian besar parasetamol akan dikonjugasikan dengan asam glukuronat dan asam sulfat. Sisanya
oleh enzim sitokrom P-450 mikrosomal dioksidasi sehingga membentuk suatu metabolit elektrofil N-asetyl-p-benzoquinonimina
NAPQI yang bersifat
hepatotoksik. Hipotesis mekanisme toksisitas parasetamol dibagi menjadi 2, yaitu
melalui interaksi kovalen dan interaksi nirkovalen. Interaksi kovalen terjadi karena pemberian parasetamol dosis toksis akan menguras kandungan glutation GSH
sehingga NAPQI akan berikatan secara kovalen dengan makromolekul proteinsel hati, yang mengakibatkan terjadinya kerusakan sel hati.
Interaksi nirkovalen melibatkan pembentukan radikal bebas NAPQI, pembangkitan oksigen reaktif, anion superoksida, serta gangguan homeostatis Ca,
yang semuanya akan menyebabkan terjadinya kematian sel. Pada keadaan nekrosis, sel-sel hati pecah sehingga enzim Alanine transaminase ALT yang terdapat dalam
sel hati akan keluar dan masuk ke dalam aliran darah di sekitar vena sentralis sehingga terjadi kenaikan aktivitas ALT melebihi normal Kaplowitz dan DeLeve
2003.
Serum transaminase adalah indikator yang peka pada kerusakan sel-sel hati. Kenaikan kadar transaminase serum disebabkan oleh sel-sel yang kaya akan
transaminase mengalami nekrosis atau hancur. Enzim-enzim tersebut masuk ke dalam peredaran darah. Kadarnya dalam darah tidak hanya disebabkan oleh kerusakan hati
karena enzim-enzim tersebut, terutama AST juga terdapat pada organ-organ tubuh yang lain. Hal-hal yang dapat meningkatkan kadar AST dan ALT antara lain adalah
penyakit jantung, ginjal, trauma otot yang berat, dan penyakit pada saluran pencernaan Speicher and Smith 1996.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kerusakan hati dapat diinduksi dengan karbon tetraklorida CCl4, galaktosamin, dan parasetamol dosis tinggi.
Hepatotoksitas parasetamol pada manusia dapat terjadi dalam penggunaan dosis tunggal 10 sampai 15 g 200 hingga 250 mgkg BB Suyatnaet al.1992.
Pada penelitian Erdiana 2009 dosis parasetamol 180 mgkgBB tikus sudah dapat menimbulkan kerusakan hati.
Glutation Peroksidase
Glutationperoksidase GPx merupakan suatu selenoenzim yang mampu mereduksi H
2
O
2
dan peroksida lain dengan menggunakan glutation sebagai sumber elektronnya. Glutation GSH merupakan sebuah tripeptida yang disintesis dari asam
amino glutamat, sistein, dan glisin. Glutation dapat menangkap ROS Reactive Oxygen Species
dan mereduksi tiol sistein pada protein, tetapi hal itu dapat menyebabkan glutation teroksidasi membentuk glutation radikal GS yang
merupakan prooksidan. Glutation radikal ini dapat bereaksi dengan GS lainnya membentuk GSSG yang kemudian dapatdireduksi kembali menjadi 2 molekul GSH
oleh enzim glutation reduktase. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut: Damdimopoulos 2003
glutation peroksidase
2GSH+H
2
O
2
GS-SG+ 2H
2 2
Glutation- reduktase GS-SG+NADPH 2GSH+NADP
Ada empat jenis GPx berbeda yang telah berhasil dijabarkan. Enzim GPx1 dan 4 merupakan yang paling banyak ditemukan pada hampir semua jaringan,
keduanya terdapat pada protein mitokondria dan sitosol.Enzim GPx
2
terutama
diekspresikan pada jalur gastrointestinal, sedangkan GPx
3
pada plasma darah Damdimopoulos 2003. Pengukuran aktivitas GPx plasma tikus dilakukan dengan
mereaksikan plasma dengan buffer, GSH, NADPH, GSSG-reduktase, NaN3, dan H
2
O. Substrat GSH akan mereduksi H
2
O
2
dengan bantuan enzim GPx yang ada di plasma sehingga terbentuk glutation radikal GS yang akan bereaksi dengan
sesamanya membentuk GSSG. Senyawa ini akan direduksi kembali menjadi GSH dengan bantuan NADPH dan GSSGreduktase Damdimopoulos2003. Serapan
NADPH pada panjang gelombang 340nm diukur setiap 1 menit selama 5 menit. Radikal bebas H
2
O diberikan tepat sebelum pengukuran agar serapan NADPH pada awal reaksi menit ke-0 dapat diukur sebelum H
2
O
2
tereduksi dan NADPH terpakai. Aktivitas GSH-Px diukur berdasarkan laju penurunan serapan NADPH tiap menit,
yang berbanding terbalik dengan aktivitas GSH-Px. Semakin besar penurunan serapan NADPH maka semakin besar aktivitas GSH-Px.
Perubahan morfologi hepatosit akan berdampak pada perubahan fungsi dan dapat munculsebagai manifestasi klinisnya, termasuk kenaikan AST dan ALT.
Perubahan morfologi hepatosit diawali dengan stres oksidatif yang mengakibatkan peroksidasi lipid dan malondialdehid MDA sebagai produk akhir
Kuntz 2006. Stres oksidatif terjadi bila prooksidan yang diperantarai oksigen reaktif bersifat
dominan terhadap antioksidan antioksidan enzimatik atau nonenzimatik Baron
2007. Stres oksidatif menyebabkan peroksidasi lipid yang kemudian mengakibatkan kerusakan membran sel dengan perubahan morfologi dan biokimia yang diikuti
gangguan fungsi sel dan diakhiri kematian hepatosit Kuntz 2006. Bila hepatosit mengalami kematian, apoptosis hepatosit tidak memicu reaksi inflamasi secara
langsung, namun makrofag sel kupfer dan monosit akan menelan fragmen sel yang mengalami apoptosis dalam beberapa jam, menimbulkan kelompok-kelompok sel
inflamasi
Kuntz 2006.
Kunyit Curcums Longa L
Kunir atau kunyitCurcuma longa Linn. syn.Curcuma domestica Val., termasuk salah satu tanaman rempah dan obat asli dari wilayah Asia
Tenggara.Tanaman ini kemudian mengalami penyebaran ke daerah Malaysia, Indonesia, Australia, bahkan Afrika.Hampir setiap orang Indonesia dan India serta
bangsa Asia umumnya pernah mengonsumsi tanaman rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan dan kecantikan.
Kurkuminoid merupakan tepung kuning dari kunyit. Kandungan kurkuminoid dalam rimpang kunyit sebanyak 3-5. Kurkuminoid dapat digunakan sebagai zat warna
dalam makanan, minuman, atau kosmetik. Komponen kurkuminoid diketahui mempunyai berbagai aktivitas biologik spektrum luas. Kurkuminoid pada rimpang
kunyit terdiri atas tiga komponen, yaitu kurkumin, desmetoksikurkumin, dan bisdesmetoksikurkumin. Struktur molekul ketiga kurkuminoid dapat dilihat pada
Gambar 5. Gugus hidroksil fenolat yang terdapat dalam struktur kurkuminoid diduga mempunyai aktivitas antibakteri Sidik et al. 1995. Kurkumin memiliki potensi
sebagai antiinflamasi Iresonet al. 2002, antitumor Huanget al. 1992,1994, 1995,
Rao et al. 1995 dan antioksidan Kunchandy and Rao 1990, Subramanian et al. 1994, Sreejayan 1994.
Gambar 5. Struktur kimia Curcuma longa Linn. http:www.indsaff.comimagesstructure_pic1.gif.
Kunyit tergolong Zingiberaceae. Kunyit dikenal di berbagai daerah dengan beberapa nama lokal, seperti Turmeric Inggris, Kurkuma Belanda, Kunyit
Indonesia dan Malaysia, KunirJawa, Koneng Sunda, dan Konyet Madura.
Gambar 6: Kunyit Curcuma Longa,L Kunyit Curcuma domestica Val merupakan tanaman asli di Asia yang
terutama digunakan untuk mengurangi peradangan. Selain untuk mengurangi peradangan, juga digunakan untuk menjaga kesegaran tubuh, untuk bumbu, seperti
dalam kari dan pewarna makanan, dan untuk mewarnai kulit diupacara tradisional Hasan etal. 2006. Adapun kandungan utama kunyit ialah kurkumin dan minyak
atsiri yang berfungsi sebagai antioksidan, antimikrob, antikolesterol, antiHIV, dan antitumor. Kurkumin mempunyai rumus molekul C
21
H
20
O
6
dengan bobot molekul 368.91 Gantait etal. 2011. Desmetoksikurkumin mempunyai rumus molekul
C
20
H
18
O
5
dengan bobot molekul 338. Diduga, gugusan aktif kurkuminoid terletak pada gugus metoksi. Gugus hidroksil fenolat yang terdapat dalam struktur
kurkuminoid menyebabkan kurkuminoid mempunyai aktivitas antimikrob. Zat
tersebut dapat bersifat bakterisidal membunuh bakteri, bakteristastik menghambat pertumbuhan bakteri, fungisidal membunuh kapang, fungistatik menghambat
pertumbuhan kapang, dan menghambat germinasi spora bakteri. Kurkumin berperan dalam detoksifikasi hati. Kurkumin merupakan fitokimia yang penting dalam
detoksifikasi sebagai antioksidan dan mempunyai peran dalam detoksifikasi Fase I dan Fase II.Menurut Kohli et al.2005, kurkumin memiliki aktivitas antioksidan dan
ditemukan menjadi “scavenger” superoksida dengan menghambat peroksidasi lipid.
Kurkumin juga mempunyai peran antiinflamasiefek antivirus, dan juga dianggap sebagai pembersih oksigen reaktif dan spesies nitrogen. Aktivitas tersebut
bertanggung jawab atas kemampuan kurkumin untuk melindungi DNA terhadap kerusakan yang disebabkan radikal bebas dan melindungi hepatosit dari berbagai
racunChattopadhyay et al. 2004; Nagpal and Sood 2013. Sebagai antiinflamasi cara kerjanya denganmenghambat metabolisme asam arakidonat, siklooksigenase COX,
lipoxygenase LOX, dan sitokin interleukin dan tumor necrosis factor Nuklir faktor-kB Schulz 2008. Potensi kurkumin juga mempunyai aktivitas
antikarsinogenik pada beberapa jaringan dengan menghambat enzim detoksifikasi tertentu dan mempertinggi beberapa reaksi fase II seperti kuinon reduktase dan
glukoronidasi. Kerusakan hati pada tikus yang diinduksi dengan CCl
4
dapat diperbaiki dengan pemberian ekstrak cair akar kunyit dengan dosis 50 mgkg bobot
badan Sengupta et al. 2011. Tidak ada laporan tentang toksisitas pemberian ekstrak kunyit baik secara akut dan kronis pada dosis standar bahkan pada dosis yang sangat
tinggi sekitar 100 mgkg bobot badan Sengupta et al.2011.
Pegagan Centella asiaticaL.Urban
Pegagan merupakan tanaman herba tahunan yang tumbuh menjalar dan berbunga sepanjang tahun. Tanamanini tumbuh subur bila tanah dan lingkungannya
sesuai hingga dijadikan penutup tanah. Jenis pegagan yang banyak dijumpai adalah pegagan merah dan pegagan hijau. Pegagan merah dikenal juga dengan antanan
kebun atau antanan batu karena banyak ditemukan di daerah bebatuan, kering, dan terbuka. Pegagan merah tumbuh merambat dengan stolon geragih dan tidak
mempunyai batang, tetapi mempunyai rhizoma rimpang pendek. Pegagan hijau sering banyak dijumpai di daerah pesawahan dan disela-sela rumput. Tempat yang
disukai oleh pegagan hijau ialah tempat yang agak lembap dan terbuka atau agak ternaungi. Selain itu, tanaman yang mirip pegagan atau antanan ada empat jenis, yaitu
antanan kembang, antanan beurit, antanan gunung, dan antanan air.
Gambar 7: Pegagan Centella Asiatica Sumber:ADMINBORO, Februari 28,2014
Pegagan yang simplisianya dikenal dengan sebutan Centella Herba memiliki kandungan asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoside,
brahmic acid, brahminoside, madasiatic acid, meso-inositol, centelloside, carotenoids, hydrocotylin, vellarine
, tanin, serta garam mineral, seperti kalium, natrium, magnesium, kalsium, dan besi Zeng 2007.Berdasarkan penelitian dan
pengalaman, pegagan telah terbukti mempunyai khasiat dalam menyembuhkan berbagai macam penyakit, antara lain untuk menyembuhkan sariawan, obat kusta,
penurun panas, peluruh air seni, hipertensi, diabetes, anemia, dan lain-lain. Penggunaan yang paling banyak akhir-akhir ini adalah untuk menambah daya
ingatWinarto dan Surbakti 2005
Kandungan Kimia Daun Pegagan Centella asiatica.
Pegagan mengandung berbagai zat kimia yang dinamakan triterpenoid glikosida,
diantaranya adalah asiaticoside, madecassoside, asiatic acid, medacacosside acid
, garam mineral seperti garam kalium, natrium, magnesium, kalsium, dan besi serta zat pahit vellarine Prabowo 2002.
Masih menurut Prabowo 2002 yang mengatakan bahwa pegagan juga mengandung vitamin E dan C yang berperan sebagai antioksidan alami dan juga
sebagai perusak radikal bebas serta berperan membangun daya tahan tubuh terhadap infeksi berbagai jenis virus maupun bakteri.
Gambar 8: Struktur kimia kandungan pegagan Secara empiris pegagan berkhasiat sebagai tonik penyegar, obat
penenang,antiinfeksi, antitoksik, antirematik, antilepra, menghentikan pendarahan, menyembuhkan penyakit hepatitis, dan melebarkan pembuluh darah perifer Waluyo
2009. Khasiat dan manfaat pegagan disebabkan oleh kandungan komponen fitokimia di dalamnya, yaitu triterpenoid, saponin, alkaloid, flavonoid, tannin, steroid, dan
glikosida. Zat aktif yang terdapat dalam pegagan antara lain asiatikosida, madekasosida triterpenoid, asam madekasat, brahmosida dan brahminosida
glikosida saponin Gohil et al. 2010. Khasiat lain yang dimiliki oleh pegagan adalah sebagai hepatoprotektor. Penelitian yang dilakukan oleh Antony et al. 2006.
membuktikan bahwa asiatikosida sebagai kandungan utama dari triterpenoid dapat meningkatkan efek antioksidan sehingga mampu melindungi kerusakan hati akibat
hepatotoksin. Madekasosida dan asam madekasat membantu persembuhan kerusakan hati karena aktivitas antiinflamatori dan imunomodulator yang dimilikinya Vohra et
al.
2011. Selain kandungan tersebut, total glukosida dari pegagan turut membantumemperbaiki fungsi hati yang rusak Minget al. 2004.
1. Asiatikosida dan Madekassosida.