4. PENELITIAN
IN VIVO PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN
Centella asiatica DAN KUNYIT Curcuma longa TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS ENZIM GSH-Px
PADA HATI TIKUS YANG DIINDUKSI PARASETAMOL
1
Tuti Aswani,
2
Wasmen Manalu,
3
Agik Suprayogi,
4
Min Rahminiwati
1.Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta 2.Departemen Anatomi, Fisiologi dan Farmakologi, Fakultas Kedokteran Hewan IPB Bogor, Indonesia.
3.Departemen Anatomi, Fisiologi dan Farmacologi, Fakultas Kedokteran Hewan IPB Bogor, Indonesia 4.Departemen Anatomi, Fisiologi dan Farmacologi, Fakultas Kedokteran Hewan IPB Bogor, Indonesia
ABSTRAK Pengaruh ekstrak pegagan Centella asiatica dan kunyit Curcuma longa
pada kerusakan hati tikus yang diinduksi oleh parasetamol diamati secara in vivo melalui kajian terhadap aktivitas glutation peroksidase GSH-Px, AST dan ALT
serta pemeriksaan histopatologi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan percobaan Rancangan Acak Lengkap RAL, yaitu ekstrak pegagan 18,75 mg200g
BB tikus tikus, ekstrak kunyit 336 mg200g BB tikus tikus, dan kombinasi ekstrak pegagan dan kunyit 3:1,3:2 dan 3:3 yaitu18,75 mg:112mg200g BB tikus tikus;
18,75mg:224mg200g BB tikus tikus; dan 18,75mg:336mg200g BB tikus tikus dan 1:3 dan; 2:3 yaitu 6,25mg : 336mg200g BB tikus tikusdan 12,50 mg:336
mg200g BB tikus tikus.
Parameter yang diamati meliputi aktivitas enzim glutation peroksidase GSH- Px diukur dengan menggunakan metode Flohe danGunzler, kadar AST dan ALT
sertagambaran histopatologi jaringan hatihistopatologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak pegagan dan kunyit dapat menghambat efek inhibisi
penurunan aktivitas enzim GSH-Px akibat parasetamol. Ekstrak pegagan dan kunyit dapat meregenerasi sel hati yang dirusak akibat induksi oleh parasetamol, terutama
pada kombinasi pegagan dan kunyit 18,75 mg200g BB tikus tikus:336 mg200g BB tikus tikus yang merupakan kombinasi terbaik.
Kata kunci: pegagan Centella asiatica, kunyit Curcuma longa, Glutathion Peroksidase, AST dan ALT, Hati
ABSTRACT
The effect of pegagan Centella asiaticaand turmeric Curcuma longa extracts on the damage of rat liver induced by paracetamol was studied with in vivo
technique through the analysis of glutathione peroxidaseGSH-Px activity, ASTALT and histopathological examination. This research was conducted by using
aCompletely Randomized Design with combination of pegagan and tumeric dosage i.e, pegaganextract without tumeric 18,75 mg200 g BW, turmeric extract without
pegagan extract 336mg200 g BW and the combination of pegaganand turmeric extracts 3:1 was 18,75mg:112mg200 g BW ; 3:2 was 18,75mg:224mg200 g
BW ; 1:3 was 6,25mg: 336mg200 g BW; 2:3 was 12,50mg:336mg200 g BW
and 3:3 was 18,75mg:336mg200 g BW at a pegagandose of 6,25 mg200 g BW, turmeric of 112 mg200 g BWand induced with paracetamol of 180 mg200 g BW.
The activity of glutathione peroxidase GSH-Px was measured by using the Flohe and Gunzler method. The measurement of AST and ALT, the tissues
examination histopathology were also conducted. The result showed that the extracts of pegagan and turmeric could inhibit the decrease in GSH-Px enzyme
activity due to paracetamolinhibition effect. In addition, the pegaganand turmeric extracts can regenerate the damaged liver cells caused by paracetamol induction,
especially at a pegagan and turmeric dose 18,75mg:336mg which was the best combination.
Keywords: Pegagan Centella asiatica,Tumeric Curcuma longa, Glutathione Peroxidase, AST and ALT, Liver
PENDAHULUAN
Parasetamol merupakan salah satu diantara obat-obatan yang paling banyak menyebabkan overdosis dan keracunan di masyarakat ISFI, 2006. Mudah
diperolehnya parasetamol menyebabkan konsumsi parasetamol dapat dilakukan secara bebas. Disisi lain, pengetahuan masyarakat mengenai obat ini masih sangat
kurang, terutama tentang toksisitasnya bila digunakan dalam dosis berlebihan. Parasetamol, yang berfungsi sebagai analgetik dan antipiretik, bila dikonsumsi dalam
dosis berlebihan akan menguras kandungan glutation GSH dan membentuk suatu metabolit elektrofil sebagai radikal bebas, yaitu N-asetyl-p-benzoquinonimina
NAPQI. Radikal bebas NAPQI akan berikatan secara kovalen dengan makromolekul protein sel hati, yang mengakibatkan terjadinya kerusakan sel hati
Ozdemirleretal.1994; Bessems dan Vermeulen2001. Pada keadaan nekrosis, sel-sel hati pecah sehingga enzim amino transferase, yaitu Aspartate transaminase AST
dan Alanine transaminase ALT yang terdapat dalam sel hati akan keluar dan masuk ke dalam aliran darah sehingga terjadi kenaikan AST dan ALT melebihi normal
Kaplowitz and DeLeve 2003. Menurut Mitruka 1981 kadar normal AST tikus putih adalah 141±67,4 IUL dan kadar normal ALT tikus putih adalah 12,6 ±4,40
IUL, sedangkan menurutSmith dan Mangkoewidjoyo 1988, kadar normal ALT pada tikus putih adalah 17,5UIL hingga 30,2 UIL.
Beberapa studi yang telah dilakukan terhadap profil AST dan ALT menunjukkan kedua enzim ini kadarnya dapat meningkat hingga 10-500 kali lipat
dari kadar normal Zimmermann and Maddrey 1993. Hati berfungsi sebagai sistem pertahanan tubuh tentunya juga memiliki sistem antioksidan yang cukup baik. Namun
bila telah rusak karena bahan toksik, maka perlu diberi tambahan antioksidan dari luar.
Beberapa tanaman telah digunakan untuk mengobati gangguan pada liver diantaranya adalah kunyit curcuma longa Alshawsh et al. 2011; Kadir et al. 2011.
Kunyit Curcuma longa sebagai antioksidan Maizura et al. 2011,anti-tumor Kunnumakkara et al. 2007, antimikrob Kim et al. 2005, anti-inflamasi Kohli et
al.
2005, penyembuhan luka Panchatcharam et al. 2006 dan gastroprotektif
Miriyala et al. 2007. Penelitian sebelumnya juga telah menunjukkan bahwa ekstrak kunyit Curcuma longa memiliki aktivitas sebagai hepatoprotektif terhadap efek
toksik karbon tetraklorida Sengupta et al. 2011.Senyawa kimia yang terdapat pada kunyit yaitu kurkumin dilaporkan dapat memperbaiki kerusakan hati yang diinduksi
dengan karbontetraklorida CCl
4
, galaktosamin, dan parasetamol dosis tinggi Suyatna et al. 1992. Aktivitas antioksidan kurkumin memegang peranan penting
sebagai hepatoprotektor Tanaman lainnya yang bersifat sebagai hepatoprotektor adalah pegagan.
Pegagan Centella asiatica memiliki potensi sebagai alternatif antioksidan alami yang berasal dari tumbuhan. Subathraetal. 2005 menyatakan antioksidan alami
dapat melindungi otak terhadap perubahan yang berkaitan dengan usia dengan meningkatkan saraf memori otak. Potensi dari pegagan tersebut akan sangat
bermanfaat untuk menekan pengaruh radikal bebas yang cenderung semakin meningkat. Gulcin et al. 2003 menyatakan radikal bebas memberikan dampak
negatif, terutama pada proses penuaan dan mampu merusak banyak sel-sel syaraf di otak. Centella asiatica diketahui mengandung beberapa senyawa aktif diantaranya
adalah terpenoid, flavonoid, dan glikosida. Senyawa flavonoid dalam tanaman diketahui merupakan senyawa antioksidan dan berpotensi mencegah kerusakan sel-
sel tubuh, diantaranya sel hepar Erdiana2009.. Baik ekstrak pegagan maupun kunyit berpotensi sebagai hepatoprotektor dengan mekanisme yang sama, yaitu melibatkan
enzim GSH.
Tujuan penelitian ini ialah untuk mempelajari potensi kedua esktrak pegagan dan kunyit dalam upaya pencegahan maupun pengobatan kondisi hepatitis pada hati
tikusyang rusak dengan melihat pengaruh ekstrak pegagan dan kunyit terhadap enzim glutation peroksidase, enzim glutamic oxaloacetic transaminase dan enzim glutamic
pyruvate aminotransaminase
serta diamati kelainan jaringan histopatologi sel hati tikus yang diinduksi dengan parasetamol pada penelitian ini.
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian
Pembuatan ekstrak pegagan dan kunyit dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Bogor, Laboratorium Biokimia FK-UI,
Laboratorium RS Dr Subkhi Bekasi. Pembuatan preparat histopatologi dilaksanakan di Laboratorium Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor, dan
untuk pembacaan preparat histopatologi dilakukan di Laboratorium Badan POM Jakarta. Penelitian berlangsung dalam kurun waktu 10 bulan Februari 2013 sampai
November 2013.
Cara pemberian ekstrak pegagan dan kunyit ke hewan percobaan dengan menggunakan sonde dan waktu pemberian ekstrak pegagan dan kunyit dilakukan
sebelum atau sesudah induksi parasetamol.
Bahan dan Alat
Penelitian ini menggunakan, parasetamol, buffer fosfat pH 7,0, EDTA, glutation tereduksi GSH,enzim glutation reduktase, NADPH, H2O, AST,ALT, dan
Formalin. Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah Spektrofotometer UV-Vis spektrofotometer Hitachi U-2001, pH meter TOA HM-5S, Centrifuge
Labofuge 400R, neraca elektrik Shimadzu, type LS-6DT, Oven Memmert, Vortex Thermolyne, dan delivery micropipet Gilson Pipetman berbagai ukuran,
sonde, tabung sentrifuga, dan timbangan analitik.
Metode perlakuan
Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL dengan 4 perlakuan, hewancoba yang digunakan sebanyak 64 ekor tikus putih jantan
galur Spraque Dawleyberumur sekitar 2 bulan, dengan rataan bobot badan tikus 200 g.Tikus Spraque Dawley dengan kondisi kesehatan yang baik dengan diadaptasi
terlebih dahulu, selama 7 hari dalam kandang kolektif.Tikusdiberimakan dan minum secara ad libitum, kemudian perlakuan dilakukan selama 14 hari.
Tikus dibagi menjadi 4kelompokterdiri atas:
a. Kelompok Kontrol Normal : Kelompok dengan perlakuan pemberian makan dan minum secara ad libitum.
b. Kelompok preventif adalah perlakuan pada tikus yang diberi ekstrak pegagan dan kunyit dari hari ke-1 sampai hari ke-10 dan pada hari ke-11 dilakukan
induksi parasetamol. c. Kelompok kuratif adalah perlakuan pada tikus yang diinduksi parasetamol
pada hari ke-1 sampai hari ke-4 dan hari ke-5sampai hari ke-14diberikan ekstrak pegagan dan kunyit namun dilanjutkan pememberian paresetamol
padahari ke-7, 9, 11 sampai hari ke-14.
Pada kelompok dengan perlakuan preventif dan kuratif, diberikan ekstrak pegagan dosis 18,75mg; ekstrak kunyit dosis 336mg; dan kombinasi ekstrak
pegagan:kunyit 3:1,3:2 dan 3:3yaitu dosis 18,75:112; dosis 18,75:224 ; dan dosis 18,75mg:336mg200 g BB tikus. Kombinasi ekstrak pegagan:kunyit 1:3 dan 2:3
yaitu; dosis 6,25:336 dan dosis 12,50: 336 mg200g BB tikus. Penginduksi kondisi toksik hati tikus yaitu parasetamol 180 mg200 g BB tikus
diberikan peroral menggunakan sonde lambung.
1. Penentuan kadar enzim Aspartat amino Transferase AST dan Alanin