ditentukan perbandingan yang lain dan tidak mengandung bahan berkhasiat keras, maka untuk 100 bagian dekok harus dipergunakan 10 bagian dari bahan dasar atau
simplisia BPOM2010.
Maserasi adalah penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada temperatur
kamar terlindung dari cahaya, cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di
dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah proses difusi. Peristiwa
tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar.
3. PENELITIAN IN VITRO
PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN Centella asiatica DAN KUNYIT
Curcuma longa TERHADAP AKTIVITAS ENZIM GSH-Px PADA HATI TIKUS YANG DIINDUKSI PARASETAMOL
1
Tuti Aswani,
2
Wasmen Manalu,
3
Agik Suprayogi,
4
Min Rahminiwati
1. Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer, Direktorat
JenderalBina Gizi dan KIA Kementerian Kesehatan R.I. 2.
Departemen Anatomi, Fisiologi, dan Farmakologi, Fakultas Kedokteran Hewan IPB Bogor 3.
Departemen Anatomi, Fisiologi, dan Farmakologi, Fakultas Kedokteran Hewan IPB Bogor 4.
Bagian Farmakologi, Departemen Anatomi, Fisiologi, dan Farmakologi, Fakultas Kedokteran Hewan IPB Bogor
ABSTRAK
Pengaruh ekstrak pegagan Centella asiatica dan kunyit Curcuma longa pada kerusakan hati tikus yang diinduksi oleh parasetamol diteliti secara in vitro
melalui kajian terhadap aktivitas glutation peroksidase GSH-Px, serta pembacaan preparat histopatologi dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian Veteriner Bogor.
Pembuatan ekstrak kering pegagan dan kunyit dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Bogor. Penelitian menggunakan hati tikus putih Spraque Dawley
yang berumur sekitar 2 bulan dengan rataanbobot badan200 gram. Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan percobaan faktorial dengan ukuran 4 x 4.
Faktor pertama ialah ekstrak pegagan dengan 4 dosis, yaitu 0, 6.25, 12.5, dan 18.75 mg200g BB tikus. Faktor kedua ialah ekstrak tumerik dengan 4dosis, yaitu 0, 112,
224, 336 mg200g BB tikus. Aktivitas enzim glutation peroksidase GSH-Px diukur menggunakan metode Flohe dan Gunzler 1984. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ekstrak pegagan dan kunyit dapat menghambat penurunan aktivitas enzim GSH-Px akibat parasetamol. Selain itu, kombinasi ekstrak pegagan dan kunyit dapat
bersinergis untuk meningkatkan aktivitas GSH-Px, terutama pada konsentrasi 22,05mgmL:184,1mgmL yang merupakan kombinasi terbaik untuk mencegah dan
mengobati kerusakan hati akibat parasetamol.
Kata kunci : Pegagan Centella asiatica, Kunyit Curcuma longa, Glutation Peroksidase GSH-Px
EFFECT OFCENTELLA ASIATICA ANDCURCUMA LONGA EXTRACTS INCREASE GSH-Px ENZYME ACTIVITIES IN THE LIVER CELL OF RATS
INDUCED BY PARACETAMOL
1
Tuti Aswani,
2
Wasmen Manalu,
3
Agik Suprayogi,
4
Min Rahminiwati
1. Ministry of Health Republic of Indonesia, Jakarta.
2. Department of Anatomy, Physiology and Pharmacology, Faculty of Veterinary Medicine, Bogor
AgriculturalUniversity, Bogor, Indonesia. 3.
Department of Anatomy, Physiology and Pharmacology, Faculty of Veterinary Medicine, Bogor AgriculturalUniversity, Bogor, Indonesia.
4. Department of Anatomy, Physiology and Pharmacology, Faculty of Veterinary Medicine, Bogor
Agricultural University, Bogor, Indonesia.
ABSTRACT
This experiment was designed to study the effect of pegagan Centella asiatica
and Turmeric Curcuma longa extracts on the activities of glutathione peroxidase GSH-Px enzyme in the rat liver damaged by paracetamol induction. The
experiment used liver of Spraque Dawley rats about 2 months old and weights about 200 grams. The study was conducted by using a 4 x 4 factorial experimental design
with three replications per experimental unit. The first factor was Pegagan extract with 4 doses i.e., 0, 6,25, 12,5, and 18,75 mg200g BW. The second factor was
Turmeric extract with 4 doses i.e., 0, 112, 224, and 336 mg200g BW. The activity of Glutathione peroxidase enzyme GSH-Px was measured by method of Flohe and
Gunzler. The result showed thatpegagan and turmeric extracts could inhibit as inhibitory effects the decreased activity of GSH-Px enzyme due to paracetamol.
Combination of pegagan and turmeric extracts could interact to increase the activity of GSH-Px, especially at a concentration of 18,75 mg: 336 mg which was the best
combination to prevent and to treat liver damage caused by paracetamol.
Keywords: Pegagan Centella asiatica, Turmeric Curcuma longa, Glutathion peroxidase GSH-Px
PENDAHULUAN
Kerusakan hati akibat penggunaan obat-obatan terus meningkat. Kasus penderita hepatitis akut dilaporkan bahwa hampir 50 diakibatkan oleh induksi
obat-obatan dan lebih 75 kasus kerusakan hati terjadi akibat reaksi obat idiosinkratik yang mengakibatkan kematian jaringan hati sehingga diperlukan adanya
transplantasi hati baru BPOM 2006. Di Indonesia, menurut ISO tahun 2006, terdapat 305 merek obat yang berisi kandungan asetaminofen, baik sebagai
obattunggal maupun kombinasi dengan obat lainISFI2006.
Secara klinik, parasetamol diindikasikan sebagai analgetik dan antipiretik. Konsumsi parasetamol dalam dosis berlebihan akan menguras kandungan glutation
GSH dan membentuk suatu metabolit elektrofil N-asetyl-p- benzoquinonimina
NAPQI. Radikal bebas dari NAPQI akan berikatan secara
kovalen dengan makromolekul protein sel hati, dan menginduksi terjadinya kerusakan sel hati yang bila tidak segera ditangani akan berkembang menjadi parah.
Pada keadaan nekrosis, sel-sel hati pecah dan ALT yang terdapat dalam sel hati akan keluar dan memasuki aliran darah di sekitar vena sentralis sehingga terjadi kenaikan
aktivitas ALT melebihi normal. Salah satu fungsi hati adalah sebagai salah suatu organ pendetoksifikasi. Proses ini melibatkan banyak enzim, di antaranya adalah
glutation sulphidril GSH suatu protein yang secara alami diproduksi dalam tubuh dan berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh, regenerasi sel, serta bersifat
antioksidan dan antitoksin. Molekulnya terdiri atas 3 asam amino: glutamat, sisteina, dan glisina yang terlibat dalam proses detoksifikasi di hati dan tubuh. Sebagai
antioksidan, glutation dapat menangkap Reactive Oxygen Species ROS yang dihasilkan dari reaksi oksidasi dalam tubuh Devarajet al.2014.
Beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan mengemukakan bahwa radikal bebas memegang peranan penting dalam patofisiologi berbagai penyakit, di antaranya
penyakit hati, iskemia, dan kanker. Radikal bebas juga diketahui sebagai salah satu penyebab kerusakan dan kematian sel Erdiana 2009. Kecenderungan masyarakat
kembali ke alam atau lebih dikenal dengan istilah “back to nature”, memberikan arahan baru di Indonesia untuk mengembangkan keanekaragaman hayati yang
dimilikinya. Sejak tahun 1976 telah dilakukan usaha untuk menemukan senyawa kimia yang berasal dari tumbuhan yang memiliki aktivitas hepatoprotektor, yaitu
senyawa yang mempunyai aktivitas melindungi sel-sel hati dan bahkan memperbaiki jaringan hati Gabeleet al.2009.
Kurkumin dari kunyit, telah dilaporkan dapat memperbaiki kerusakan hati yang diinduksi dengan karbontetraklorida CCl
4
, galaktosamin, dan parasetamol dosis tinggi Gantaitet al.2011. Aktivitas antioksidan kurkumin memegang peranan
penting sebagai hepatoprotektor. Selain itu kurkumin juga berkhasiat mengatasi gangguan hati, kurkumin merangsang produksi cairan empedu yang akan memecah
lemak. Akibatnya, proses pencernaan lebih lancar. Kurkumin berpotensi sebagai antidiabetes karena mampu melipatgandakan kerja insulin. Konsumsi kurkumin tidak
menimbulkan toksisitas. Dosis akut dengan 500 mgkg bobot badan tidak menginduksi polikromik eritrosit Negi et al. 2007.
Tanaman lain yang digunakan secara tradisional dalam pengobatan penyakit hati, adalah pegagan Centella asiatica L.Urban. Senyawa flavonoid dalam tanaman
pegagan diketahui merupakan senyawa antioksidan dan berpotensi mencegah kerusakan sel-sel tubuh, di antaranya sel hepar Erdiana2009.
Tujuan penelitian ini adalahuntuk mempelajari pengaruh dan adanya interaksi ekstrak pegagan dan kunyit terhadap aktivitas enzim glutation peroksidase sel hati
tikus yang diinduksi dengan parasetamol, dengan memperoleh informasi mengenai potensi kedua tanaman ini sebagai upaya pencegahan preventif maupun sebagai
pengobatankuratif penderita hepatitis.
Bahan dan metode
Penelitian dilaksanakan di Departemen Antomi, Fisiologi, dan Farmakologi, Fakultas Kedokteran Hewan, IPB dan untuk pembuatan preparat histopatologi
dilaksanakan di Laboratorium Patologi FKH IPB, serta pembacaan preparat histopatologi dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian Veteriner Bogor.
Pembuatan ekstrak pegagan dan kunyit dilakukan di Laboratorium PAU IPB Bogor. Penelitian dilakukan dari bulan Februari 2013 sampai November 2013. Penelitian ini
menggunakan hatitikus putih Spraque Dawleyjantan sebanyak 10 ekor, berumur sekitar 2 bulan dengan rataan bobot badan 200 gram.
Penelitian dilakukan menggunakan rancangan percobaan faktorial dengan perlakuan 4 level ekstrak pegagan dan 4 level ekstrak kunyit, masing-masing diulang
3 kali perlakuan. Faktor pertama adalah ekstrak pegagan dengan 4 konsentrasi, yaitu 0;7,35 mgmL setara dengan 6,25 mg 200g BB tikus ; 14,70 mgmL setara dengan
12,50 mg 200g BB tikus, dan 22,05 mgmL setara dengan 18,75mg200g BB tikus. Faktor kedua adalah ekstrak kunyit dengan 4 level konsentrasi, yaitu 0; 61,36 mgmL
setara dengan 112mg 200g BB tikus;122,7 mgmL setara dengan 224 mg200g BB tikus; 184,1 mgmL setara dengan 336 mg 200g BB tikus.Serta konsentrasi
kombinasipegagan dan kunyit yaitu 7,35 mgmL: 61,36 mgmL setara dengan 6,25 mg:112mg ; 7,35 mgmL: 122,7 mgmL setara dengan 12,50 mg: 224 mg ; 7,35
mgmL: 184,1 mgmL setara dengan 18,75mg:336 mg dan untuk kombinasi ekstrak kunyit : pegagan dengan konsentrasi ; 184,1 mgmL :7,35 mgmL setara dengan 336
mg: 6,25 mg; 184,1 mgmL: 122,7 mgmL setara dengan 336 mg:12,50 mg ; 184,1 mgmL:22,05 mgmL setara dengan 336 mg: 18,75 mg. Parasetamol sebagai
penginduksi 720mg mL setara dengan 180mg 200g BB tikus. Rancangan percobaan faktorial dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Ekstrak pegagan dan kunyit dengan dosis tunggal dan kombinasinya Konsentrasi
mgmL
Pegagan 1
2 3
Kunyit 0 : 0
7,35 14,70
22,05 1
61,36 7,35: 61,36
14,70: 61,36 22,05: 61,36
2 122,7
7,35 : 122,7 14,70: 122,7
22,05: 122,7 3
184,1 7,35 : 184,1
14,70: 184,1 22,05: 184,1
Keterangan: Ekstrak Pegagan 17,35mgmL; 214,70 mgmL; 3 22,05 mgmL EkstrakKunyit 1 61,36 mgmL;2122,7 mgmL;3 184,1 mgmL
Aktivitas enzim GSH-Px diukur dengan menggunakan metode yang dikembangkan oleh Paglia dan Valentineyang dimodifikasi oleh Flohe dan Gunzler
1984. Beberapa tikus didekapitasi tulang leher, kemudian diambil hatinyaShimadzu, type LS-6DT sebanyak 1 gram untuk setiap perlakuan. Setelah
dicincang menggunakan gunting sampai mencapai diameter 0,5mm, hati dihomogenkan dalam larutan buffer fosfat pH 7,0 EDTA TOA HM-5S, dengan
perbandingan 1:2 menggunakan vortex dan disentrifuge Labofuge 400R dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit pada suhu 37ºC, Larutan homogen hati sebanyak
200µL diambil dan dimasukkan ke dalam kuvet diikuti dengan Ekstrak sebanyak
100µL, 2-3 menit kemudian berturut- turut dimasukkan 100µL parasetamol,200µL gluthation tereduksi GSH 10mM dan 200µL enzim gluthation reduktase 2,4 Unit,
Setelah diinkubasi selama 10 menit pada suhu 37ºC. kedalam larutan tadi ditambahkan 200µL NADPH 1,5 mM dan diinkubasi lagi pada suhu yang sama
selama 3 menit, kemudian ditambahkan 200µL H
2
O
2
1,5 mM. Serapan dibaca diantara waktu 1-2 menit pada panjang gelombang 340 nm.
Pada sediaan lain, larutan homogen hati 200µL, ditambahkan dengan konsentrasi parasetamol 100µL. Dua-tiga menit, kemudin ditambahkan ekstrak
100µL diikuti dengan penambahan 200µL glutation tereduksi GSH10 mM, dan 200µL enzim glutation reduktase 2,4 Unit. Setelah itu diinkubasi selama 10 menit
dalam suhu 37°C Memmert,. 200µL NADPH 1,5 mM ditambahkan, dalam campuran tersebut dan diinkubasi kembali selama 10 menit dalam suhu 37°C. Setelah
ditambahkan dengan 200µl H
2
O
2
1,5 mM, campuran terdebut dibaca pada Spektrofotometer UV= Vis Hitachi U-2001 dengan panjang gelombang 340 nm.
Hasil dihitung berdasarkan rumus perhitungan mUGSH-Px. Alur penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 11: FloheandGunzler WA 1984
Gambar 11: Alur penelitian Flohe andGunzler WA 1984 ���ℎ������� �� ��� − �� =
∆��� × �� 6,22 ×
�� × 2 × 1000 ×
1 �� �������
Keterangan: ∆Abs = Perubahan absorbans
Vt = Volume total dalam mL yaitu 2 mL
Vs = Volume sampel dalam mL yaitu 0,2 mL 6,22
= Koefisien ekstensik dari NADPH 2
= 2 mol GSH yang setara dengan mengoksidasi 1 mol NADPH 1000 = Perubahan menjadi milliunit mU
Dilakukan penelitian dengan perlakuan ekstrak pegagan dan kunyit terhadap aktivitas GSH-Px pada hati tikus, dengan menggunakan metode Flohe L dan Gunzler
1984. Perlakuan pemberian ekstrak pegagan dan kunyit dibagi atas 3 cara, yaitu: 1. Perlakuan ekstrak pegagan dan kunyit terhadap hati tikus tanpa parasetamol
2. Perlakuan ekstrak pegagan dan kunyit kemudian ditambahkan parasetamol 3. Perlakuan ekstrak pegagan dan kunyit yang sebelumnya diberikan parasetamol.
Analisis statistik
Data hasil pengukuran dianalisis menggunakan Software-SPSS 22,0. Data yang diperoleh diperlakukan sebagai data berkaitan dan dibuktikan dengan uji
Anova satu arah. Untuk kelompok uji yang memiliki perbedaan bermakna dilanjutkan dengan uji Duncan. Batas kemaknaan yang digunakanadalah p0,05.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Induksi Parasetamol terhadap aktivitas GSH-Px pada hati tikus
Salah satu metabolit yang dihasilkan dari proses metabolisme parasetamol adalah NAPQI. Suatu oksidan yang berpotensi menyebabkan terjadinya kerusakan
sel-sel hati. Namun, efek sitotoksik radikal bebas NAPQI dapat dihambat sepanjang GSH-Px di dalam hati ketersediaanya masih mencukupi.
Antioksidan alami merupakan antioksidan yang diproduksi langsung oleh tanaman maupun tubuh, contohnya: senyawa polifenol flavonoid, tanin, katalase dan
glutation peroksidase bekerja dengan cara mengubah H
2
O
2
menjadi H
2
O dan O
2
, sedangkan superoksid dismutase bekerja dengan cara mengkatalisis reaksi dismutasi
dari radikal anion superoksida menjadi H
2
O
2.
Glutation peroksidase GSH-Px merupakansalah satu selenoenzim yang mampu menangkap radikal bebas NAPQI
dari hasil oksidasi parasetamol di dalam hati. GSH-Px mempunyai peran penting dalam menjaga sel sel hati agar berfungsi sebagaimana mestinya dengan menangkal
kerja oksidan.
Data pengukuran aktivitas GSH-Px pada hati tikus yang diinduksi dengan parasetamol, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2: Aktivitas GSH-Px mUmgprotein pada hati yang diinduksiparasetamol ParasetamolmgmL
Rerata GSH-Px Perlakuan
171,00±6,62
c
720
162,66±4,42
c
1440
139,33±15,86
b
2160
104,29±5,02
a Keterangan: superskrip a,b,c adalahpenurunan GSH-Px akibat induksi parasetamol p0,05
Aktivitas GSH Px yang diinduksi parasetamol pada hati tikus seperti disampaikan pada Tabel 2. menunjukkan terjadinya penurunan dari 171,00±6,62 mUmgprotein
pada awal perlakuan menjadi 104,29±5,02mUmgprotein pada penambahan parasetamol konsentrasi 2160 mgmLp0,05. Besarnya aktivitas GSH-PX
berbanding terbalik dengan peningkatan konsentrasi parasetamol yang ditambahkan pada penelitian ini.
Profil aktivitas GSH- Px seperti disajikan pada Gambar 12 bersifat linear dengan R
2
=0,9332. Besarnya aktivitas GSH-Px Y untuk setiap konsentrasi X yang diujikan mengikuti persamaan y=-22.346x+200.19 R
2
=0,9332. Artinya semakin besar dosis parasetamol diberikan semakin menurun aktivitas GSH-Pxatau parasetamol pada
dosis yang toksik dapat mengurangi bahkan mengosongkan cadangan GSH-Px. Data yang diperoleh pada penelitian ini terkait dengan peran parasetamol dalam
mengosongkan cadangan GSH-Px sejalan dengan hasil penelitianJaesche danBajt 2006 yang menyatakan bahwa dosis toksik parasetamol menyebabkan terjadinya
penurunan cadangan glutation.
.
Gambar 12 : Pengaruh parasetamol terhadap penurunan aktivitas enzim GSH-Px
1. Pengaruh ekstrak tunggal pegagan dan kunyit terhadap hati tikus tanpa parasetamol