Gambar 8: Struktur kimia kandungan pegagan Secara empiris pegagan berkhasiat sebagai tonik penyegar, obat
penenang,antiinfeksi, antitoksik, antirematik, antilepra, menghentikan pendarahan, menyembuhkan penyakit hepatitis, dan melebarkan pembuluh darah perifer Waluyo
2009. Khasiat dan manfaat pegagan disebabkan oleh kandungan komponen fitokimia di dalamnya, yaitu triterpenoid, saponin, alkaloid, flavonoid, tannin, steroid, dan
glikosida. Zat aktif yang terdapat dalam pegagan antara lain asiatikosida, madekasosida triterpenoid, asam madekasat, brahmosida dan brahminosida
glikosida saponin Gohil et al. 2010. Khasiat lain yang dimiliki oleh pegagan adalah sebagai hepatoprotektor. Penelitian yang dilakukan oleh Antony et al. 2006.
membuktikan bahwa asiatikosida sebagai kandungan utama dari triterpenoid dapat meningkatkan efek antioksidan sehingga mampu melindungi kerusakan hati akibat
hepatotoksin. Madekasosida dan asam madekasat membantu persembuhan kerusakan hati karena aktivitas antiinflamatori dan imunomodulator yang dimilikinya Vohra et
al.
2011. Selain kandungan tersebut, total glukosida dari pegagan turut membantumemperbaiki fungsi hati yang rusak Minget al. 2004.
1. Asiatikosida dan Madekassosida.
Senyawa-senyawa triterpenoid glikosida secara umum digunakan dalam menyembuhkan luka, adapun asiatikosida digunakan sebagai antiinflamasi,
antibiotik, serta aktif dalam melawan virus dan bakteri tuberkulosis. Dikatakan juga bahwa asiatikosida yang terkandung dalam pegagan ini dapat menstimulasi
sintesis kollagen perbaikan jaringan, sedangkan Madekassosida merupakan senyawa triterpenoid yang menstimulasi pembentukan protein dan lipid yang
dibutuhkan oleh tubuh Jie Liu et al.1994.
Gambar 9 : Struktur kimia asiatikosida dan madecassosida Vohra 2012
2. Asam Asiatik.
Senyawa asiatik ini berperan sebagai antiseptik yang meliputi antibakteri dan berpotensi sebagai antifungi. Senyawa ini juga dapat melindungi tubuh dari
pengaruh radikal bebas dan senyawa ini pada umumnya digunakan untuk menyembuhkan luka.
Gambar 10: Struktur kimia asam asiatik Vohra 2012 Selain senyawa triterpenoid glikosida, senyawa lain yang dikandung oleh
pegagan ialah riboflavin vitamin B2, tiamin vitamin B1, piridoksin vitaminB6 yang dapat digunakan untuk meningkatkan energi dan dapat menurunkan tekanan
darah tinggi. Pegagan juga mengandung vitamin K, lisin, kalsium, dan natrium Ghost dan Derrida 1997.
Aktivitas hepatoprotektor pegagan dan kunyit in vivo dikemukakan oleh Syfaiyah 2008. Ekstrak metanol daun pegagan 220 mg20 g BB mencit selama 21
hari dapat menurunkan kadar AST dan ALT yang diinduksi parsetamol 250 mgkg BB. Penelitian lain yang dilakukan oleh Erdiana 2009 menunjukkan bahwa ekstrak
etanol pegagan 0,6 mg, 0,8 mg, 1 mg20 g BB mencit selama 6 hari, tidak dapat menurunkan kadar ALT yang diinduksi parasetamol 0,78 mg20 g BB, sedangkan
dengan menggunakan ekstrak air herba pegagan 12,5 mg200g BB tikus tikus selama 7 hari telah memberikan pengaruh pada penurunan kadar ALT yang diinduksi dengan
parasetamol 180 mg 200 gBB.
Aktivitas hepatoprotektor dari pegagan diduga berkaitan dengan meningkatnya aktivitas antioksidan, menurunkan aktivitas enzim lipid peroksidase,
dan meningkatkan pengisian GSH karena oksidasi parasetamol oleh hepar menghasilkan radikal bebas yang mengakibatkan peroksida lipid dan pengosongan
glutatione GSH. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan sel hepar yang ditandai dengan meningkatnya kadar SGPT. Peningkatan aktivitas antioksidan ekstrak air
herba pegagan dan kunyit dapat mencegah terbentuknya radikal bebas yang terjadi akibat proses oksidasi parasetamol oleh enzim Sitokrom P-450.
Peningkatan pengisian GSH memungkinkan metabolik reaktif yang terbentuk akibat proses oksidasi parasetamol dapat terkonjugasi oleh GSH yang dapat
mencegah ikatan kovalen metabolik reaktif dengan komponen makromolekul sel hepar Davis and Williams 1991.
Ekstraksi
Ekstraksi merupakan kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair DepKes,
2000. Ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, diluarpengaruh cahaya
matahari langsung BPOM2013.
Salah satucarauntukmengendalikan mutu simplisia adalah dengan melakukan standardisasi simplisia. Standardisasi diperlukan agar dapat diperoleh bahan baku
yang seragam yang akhirnya dapat menjamin efek farmakologi tanaman tersebut BPOM2006. Standardisasi simplisia mempunyai pengertian bahwa simplisia yang
akan digunakan untuk obat sebagai bahan baku harus memenuhi persyaratan tertentu. Parameter mutu simplisia meliputi susut pengeringan, kadar air, kadar abu, kadar
abu tidak larut asam, kadar sari larut air, kadar sari larut etanol, serta kadar senyawa identitas. Penetapan kadar senyawa identitas yang akan dilakukan disini adalah
senyawa yang memiliki aktivitas farmakologisdengan menggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Sebagai data pelengkap, dilakukan pemeriksaan
organoleptik,mikroskopis, makroskopis, identifikasi kimia simplisia, serta uji cemaran mikrobiologisnya Depkes2007.
Kebenaran pemilihan simplisia merupakan aspek penting untuk pengembangan obattradisional. Simplisia merupakan bahan alami yang merupakan
bahan dasar untuk pembuatan obat tradisional Manoi 2006. Identifikasi simplisia dilakukan sebagai identifikasi awal untuk menentukan adanya komponen seluler yang
spesifik dari tanaman itu sendiri dan dapat digunakan sebagai pedoman standarisasi bahansimplisia Dwiatmika et al. 1999.
Pada penelitian ini jenis ekstraksi yang digunakan adalah ekstraksi cara panas, yakni dekokta untuk pegagan dan ekstraksi dingin, yakni maserasi untuk kunyit.
Dekok adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi sediaan herbal dengan air pada suhu 90ºC selama 30 menit. Pembuatan dilakukan dengan cara mencampur
simplisia dengan derajat halus yang sesuai dalam panci dengan air, dipanaskan diatas tangas air selama 30 menit terhitung mulai suhu 90º C sambil sekali-sekali diaduk.
Seka selagi panas melalui kain flannel, kemudian ditambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume dekok yang dikehendaki. Jika tidak
ditentukan perbandingan yang lain dan tidak mengandung bahan berkhasiat keras, maka untuk 100 bagian dekok harus dipergunakan 10 bagian dari bahan dasar atau
simplisia BPOM2010.
Maserasi adalah penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada temperatur
kamar terlindung dari cahaya, cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di
dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah proses difusi. Peristiwa
tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar.
3. PENELITIAN IN VITRO