Pola Pembelajaran Konvensional Pola Perkembangan CTL

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian pasar. 2. Siswa dapat menjelaskan jenis-jenis pasar. 3. Siswa dapat menjelaskan perbedaan karakteristik antara pasar tradisional dengan pasar nontradisional. 4. Siswa dapat menyimpulkan tentang fungsi pasar. 5. Siswa bisa membuat karangan yang ada kaitannya dengan pasar.

1. Pola Pembelajaran Konvensional

Untuk mencapai tujuan kompetensi diatas, mungkin guru menerapkan strategi pembelajaran sebagai berikut. 1. Siswa disuruh untuk membaca buku tentang pasar. 2. Guru menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan pokok-pokok materi pelajaran seperti yang terkandung dalam indikator hasil belajar. 3. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya manakala ada hal-hal yang kurang jelas. 4. Guru megulas pokok-pokok materi pelajaran yang telah disampaikan dilanjutkan dengan menyimpulkan. 5. Guru melakukan post-tes evaluasi sebagai upaya untuk mengecek terhadap pemahaman siswa tentang materi pelajaran yang telah disampaikan. 6. Guru menugaskan kepada siswa untuk membuat karangan sesuai dengan tema “pasar”. Dari model pembelajaran seperti yang sudah dijelaskan diatas, maka tampak bahwa proses pembelajaran sepenuhnya ada pada kendali guru. Siswa diberi kesempatan untuk mengeksplorasi. Pengalaman belajar siswa terbatas, hanya sekedar mendengarkan. Melalui pola pembelajaran semacam itu, maka jelas faktor-faktor psikologis anak tidak berkembang secara utuh, misalnya mental dan moivasi belajar siswa.

2. Pola Perkembangan CTL

Untuk mencapai kompetensi yang sama dengan menggunakan CTL guru melakukan langkah- langkah pembelajaran seperti dibawah ini. a. Pendahuluan 1 Guru menjelaskan kompetensi-kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari proses pembelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang akan dipelajari. 2 Guru menjelaskan prosedur pembelajaran CTL. 3 Guru melakukan tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh setiap siswa. b. Inti Dilapangan 1 Siswa melakukan obsevasi ke pasar sesuai dengan pembagia tugas kelompok. 2 Siswa mencatat hal-hal yang mereka temukan di pasar sesuai dengan alat observasi yang telah mereka tentukan sebelumnya. Didalam kelas 1 Siswa mendiskusikan hasil temuan sesuai dengan kelompoknya. 2 Siswa melaporkan hasil diskusi. 3 Setiap kelompok menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh kelompok yang lain. c. Penutup 1 Dengan bantuan guru siswa menyimpulkan hasil kegiatan observasi. 2 Guru menugaskan siswa untuk membuat karangan tentang pengalaman belajar mereka dengan tema “pasar”. Pada CTL untuk dapat mendapatkan pemahaman konsep, anak mengalami langsung dalam kehidupan nyata di masyarakat. Kelas bukanlah tempat untuk mencatat dan menerima informasi dari guru, akan tetapi kelas digunakan untuk saling membelajarkan.

BAB 14 Strategi Pembelajaran Afektif

A. Pendahuluan

Strategi pembelajaran afektif berbeda dengan strategi pembelajaran kognitif dan keterampilan. Afektif berhubungan dengan nilai value, yang sulit diukur, oleh karena menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam.

B. Hakikat Pendidikan Nilai dan Sikap

Sikap afektif erat kaitannya dengan nilai yang dimiliki seseorang. Sikap merupakan refleksi dari nilai yang dimiliki. Oleh karenanya, pendidikan sikap pada dasarnya adalah pendidikan nilai. Nilai adalah suatu konsep yang berada dalam pikiran manusia yang sifatnya tersembunyi, tidak dalam dunia yang empiris. Nilai berhubungan dengan pandangan seseorang tentang baik dan buruk, indah dan tidak indah, layak dan tidak layak, adil dan tidak adil dan sebagainya. Dengan demikian, pendidikan nilai pada dasarnya proses penanaman nilai pada peserta didik yang diharapkan siswa dapat berperilaku sesuai dengan pandangan yang dianggapnya baik dan tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku.

C. Proses Pembentukan Sikap