sudah membaca buku yang ia baca. Jangan-jangan siswa lebih paham dari gurunya tentang materi pelajaran yang akan diajarkan, karena selain siswa membaca buku yang menjadi rujukan
guru, siswa pun membaca buku lain yang relevan.
2. Guru tidak pernah mengajak siswa berpikir
Dalam pembelajaran, bukan hanya menyampaikan materi pelajaran akan tetapi melatih kemampuan siswa untuk berpikir, menggunakan struktur kognitifnya secara penuh dan terarah.
Materi pelajaran mestinya digunakan sebagai alat untuk melatih kemampuan berpikir bukan tujuan. Mengajar yang hanya menyampaikan informasi akan membuat siswa kehilangan
motivasi dan konsentrasinya. Mengajar adalah mengajak siswa berpikir, sehingga melalui kemampuan berpikir akan terbentuk siswa yang cerdas dan mampu memecahkan setiap
persoalan yang dihadapinya.
3. Guru tidak berusaha memperoleh umpan balik
Proses pembelajaran adalah proses yang bertujuan. Oleh sebab itu, apa yang dilakukan oleh seorang guru seharusnya mengarah pada pencapaian tujuan. Apa bedanya seorang guru
dengan seorang penjual obat? Ya, perbedaannya terletak pada tujuan yang ingin dicapai. Walau keduanya sama-sama bicara , tapi bicaranya penjual obat berbeda dengan bicaranya guru. Apa
yang keluar dari mulut penjual obat, tidak lebih dari keinginannya untuk menarik perhatian orang, sedangkan apa yang keluar dari mulut seorang guru selalu diarahkan untuk mencapai
tujuan belajar yakni perubahan tingkah laku..
4. Guru menganggap bahwa ia adalah orang yang paling mampu dan menguasai pelajaran
Dewasa ini berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama teknologi informasi setiap orang bisa memperoleh pengetahuan lewat berbagai media. Dengan demikian kalau
sekarang ini ada guru yang menganggap dirinya paling pintar, paling menguasai sesuatu, itu sangat keliru.
Di era informasi seperti sekarang ini seharusnya telah terjadi perubahan peranan guru. Guru tidak lagi berperan sebagai satu-satunya sumber belajar, akan tetapi lebih berperan sebagai
pengelola pembelajaran . dalam posisi semacam ini bisa terjadi guru dan siswa saling membelajarkan.
B.
Konsep Dasar Mengajar
1.
Mengajar sebagai Proses Menyampaikan Materi Pelajaran
Secara deskriptif mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa. Proses penyampaian itu sering juga dianggap sebagai
proses mentransfer ilmu. Sebagai proses menyampaikan atau menanamkan ilmu pengetahuan, maka mengajar
mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut.
a.
Proses pengajaran berorientasi kepada guru
Dalam kegiatan belajar mengajar guru memegang peran yang sangat penting. Guru menentukan segalanya. Mau diapakan siswa? Apa yang harus dikuasai siswa? Semuanya
tergantung guru. Oleh karena betapa pentingnya peran guru, maka biasanya proses pengajaran hanya akan berlangsung manakala ada guru, dan tidak mungkin ada proses pembelajaran tanpa
guru.
b.
Siswa sebagai Objek Belajar
Sebagai objek belajar, kesempatan siswa untuk mengambangkan kemampuan sesuai dengan minat dan bakatnya, bahkan untuk belajar sesuai dengan gayanya, sangat terbatas. Sebab,
dalam proses pembelajaran segalanya diatur dan ditentukan oleh guru.
c.
Kegiatan pengajaran terjadi pada tempat dan waktu tertentu
Proses pengajaran berlangsung pada tempat dan waktu tertentu, misalnya terjadi didalam kelas dengan penjadwalan yang ketat, sehingga siswa hanya belajar manakala ada kelas yang
telah di desain sedemikian rupa sebagai tempat belajar.
d.
Tujuan utama pengajaran adalah penguasaan materi pelajaran.
Keberhasilan suatu proses pengajaran diukur dari sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru.
2.
Mengajar Sebagai Proses Mengatur Lingkungan
Terdapat beberapa karakteristik dari konsep mengajar sebagai proses mengatur lingkungan itu.
a.
Mengajar berpusat pada siswa student centered
Siswa mempunyai kesempatan untuk belajar sesuai dengan gayanya sendiri. Peran guru berubah dari peran sebagai sumber belajar menjadi peran sebagai fasilitator. Artinya, guru lebih
banyak sebagai orang yang membantu siswa untuk belajar.
b.
Siswa sebagai subjek belajar
Dalam konsep mengajar sebagai proses mengatur lingkungan, siswa tidak dianggap sebagai organisme yang pasif yang hanya sebagai penerima informasi, akan tetapi dipandang
sebagai organisme yang aktif, yang memiliki potensi untuk berkembang.
c.
Proses pembelajaran berlangsung dimana saja
Kelas bukanlah satu-satunya tempat belajar siswa. Siswa dapat memanfaatkan berbagai tempat belajar sesuai dengan kebutuhan dan sifat materi pelajaran.
d.
Pembelajaran berorientasi pada pencapaian tujuan
Tujuan pembelajaran bukanlah penguasaan materi pelajaran, akan tetapi proses untuk mengubah tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
C.
Perlunya Perubahan Paradigma tentang Mengajar
Pandangan mengajar yang hanya sebatas menyampaikan ilmu pengetahuan itu, dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan. Minimal ada tiga alasan penting. Alasan inilah yang
menuntut perlu terjadinya perubahan paradigma mengajar dari mengajar hanya sebatas menyampaikan materi pelajaran kepada mengajar sebagai suatu proses mengatur lingkungan.
Pertama, siswa bukan orang dewasa dalam bentuk mini, tetapi mereka adalah organisme yang sedang berkembang. Agar mereka dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangannya,
dibutuhkan orang dewasa untuk mengarahkan dan membimbing mereka agar tumbuh dan berkembang secara optimal.
Kedua, ledakan ilmu pengetahuan mengakibatkan kecenderungan setiap orang tidak mungkin dapat menguasai setiap cabang keilmuan. Begitu hebatnya perkembangan ilmu biologi,
ilmu ekonomi, hukum, dan lain sebagainya. Ketiga, penemuan-penemuan baru khususnya dalam bidang psikologi, mengakibatkan
pemahaman baru terhadap konsep perubahan tingkah laku manusia. Ketiga hal di atas, menuntut perubahan makna dalam mengajar. Mengajar jangan
diartikan sebagai proses menyampaikan materi pelajaran, atau memberikan stimulus sebanyak- banyaknya kepada siswa, akan tetapi lebih dipandang sebagai proses mengatur lingkungan agar
siswa belajar sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya.
D.
Makna Mengajar dalam Standar Proses Pendidikan
Mengajar dalam makna konteks standar proses pendidikan tidak hanya sekedar menyampaika materi pelajaran, akan tetapi juga dimaknai sebagai proses megatur lingkungan
supaya siswa belajar. Makna lain mengajar yang demikian sering diistilahkan dengan pembelajaran. Hal ini mengisyaratkan bahwa dalam proses belajar mengajar siswa harus
dijadikan sebagai pusat dari kegiatan. Hal ini dimaksudkan untuk membentuk watak , peradaban, dan meningkatkan mutu kehidupan peserta didik. Pembelajaran itu perlu memberdayakan semua
potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan. Dari penjeasan di atas, maka makna pembelajaran dalam konteks standar proses pendidikan ditunjukkan oleh beberapa
ciri yang dijelaskan sebagai berikut.
1. Pembelajaran adalah proses berpikir