Strategi Pembelajarn Berorientasi Aktivitas Siswa

Pengetahuan yang di konsentrasi anak sebagai sebagai subjek, maka akan menjadi pengetahuan yang bermakna, sedangkan pengetahuan yang hanya diperoleh melalui proses pemberitahuan tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna. ---0---

BAB 6 Strategi Pembelajarn Berorientasi Aktivitas Siswa

A. Pengertian Strategi, Metode, dan Pendekatan Pembelajaran Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan peperangan. Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities design to archieves a particular educational goal J.R.David, 1976. Jadi, dengan demikian Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang di desain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Selain strategi, metode, dan pendekatan pembelajaran, terdapat juga istilah lain yang kadang-kadang sulit dibedakan, yaitu teknik dan taktik mengajar. Teknik dan taktik mengajar merupakan penjabaran dari metode pembelajaran. Istilah lain yang juga memiliki kemiripan dengan strategi adalah pendekatan approach. Sebenarnya pendekatan berbeda baik dengan strategimaupun metode. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karenanya strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung pada pendekatan tertentu. B. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran Ada beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan. Rowntree 1974 mengelompokkan ke dalam strategi penyampaian penemuan atau exposition-discovery learning, dan strategi pembelajaran individual atau groups-individual learning. Dalam strategi exposition, bahan pelajaran disajikan kepada siswa dalam bentuk jadi dan siswa dituntut untuk menguasai bahan tersebut. Roy Killen menyebutnya dengan strategi pembelajaran langsung. Mengapa dikatakn strategi pembelajaran langsung ? sebab dalam strategi ini, materi pelajaran disajikan begitu saja kepada siswa. Siswa tidak dituntut untuk mengolahnya. Strategi belajar invidual dilakukan oleh siswa secara mandiri. Kecepatan, kelambatan dan keberhasilan pembelajaran siswa sangat ditentukan oleh kemampuan individu siswa yang bersangkutan. Bahan pelajaran serta bagaimana mempelajarinya disesain untuk belajar sendiri. Berbeda dengan strategi pembelahjaran individual, belajar kelompok dlakukan secara beregu. Sekelompok siswa diajar oleh seorang atau beberapa orang guru. Bentuk belajar kelompo itu bisa dalam pembelajara kelompok besar atau pembelajaran klasikal; atau bisa juga siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil semacam buzz group. Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran juga dapat dibedakan antara strategi pembelajaran dedukatif dan strategi pembelajaran induktif. Strategi pembelajaran dedukatif adalah strategi pembelajaran yang dilakukan dengan mempelajari konsep-konsep terlebih dahulu untuk kemudian dicari kesimpulan dan ilustrasi-ilustrasi; atau bahan pelajaran yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang abstrak, kemudian secara perlahan menuju hal yang konkret. Sebaliknya dengan strategi induktif, pada strategi ini bahan yang dipelajari dimulai dari hal-hal konkret atau contoh-contoh yang kemudian secara perlahan siswa dihadapkan pada materi yang kompleks dan sukar. C. Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran Pembelajaran pada dasarnya adalah proses menambah informasi dan kemampuan baru. Ketika kita berpikir informasi dan kemampuan apa yang harus kita miliki oleh siswa, maka pada saat itu juga kita semestinya strategi apa yang harus dlakukan agar semua itu dapa tercapai secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, sebelum menentukan strategi pembelajaran yang dapat digunakan, ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan. a. Pertimbangan yang berhubungan dengan strategi yang ingin dicapai. b. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran c. Pertimbangan dari sudut siswa d. Pertimbangan-pertimbangan lainnya D. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran dalam Konteks Standar Proses Pendidikan Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip dalam bahasan ini adalah hal-hal yang yang harus diperhatikan dalam menggunakan strategi pembelajaran. Prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi pembelajaran cocol digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan. Oleh sebab itu guru perlu memahami prinsip-prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran sebagai berikut.

1. Berorientasi pada Tujuan

Tujuan pembelajaran dapat menentukan suatu strategi yang harus digunakan guru. Hal ini sering dilupkan oleh guru. Guru yang senang berceramah, hampir setiap tujuan menggunakan strategi penyampaian, seakan-akan dia berpikir bahwa segala jenis tujuan dapat dicapai dengan strategi yang demikian.

2. Aktifitas

Belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa.aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental.

3. Individualitas

Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa. Artinya guru yang baik atau berhasil manakala ia menangani 50 orang siswa, seluruhnya berhasil mencapai tujuan, dan sebaliknya dikatakan guru yang tidak baik atau tidak berhasil manakala ia menangani 50 orang siswa, 49 tidak berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, dilihat dari segi jumlah siswa sebaiknya standar keberhasilan guru ditentukan setinggi-tingginya.

4. Integritas

Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh pribadi siswa. Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, akan tetapi juga meliputi pengembangan aspek afektif dan aspek psikomotor. Oleh karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa secara terintegrasi. Sesuai dengan isi peraturan pemerintah diatas, maka ada sejumlah prinsip khusus dalam pengelolaan pembelajaran, sebagai berikut.

1. Interaktif

Prinsip interaktif mengandung makna bahwa mengajar bukan hanya sekadar menyampaikan pengetahuan dari guru ke siswa akan tetapi mengajar dianggap sebagai proses mengatur lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

2. Inspiratif

Proses pembelajaran adalah proses inspiratif, yang memungkinkan siswa untuk mencoba dan melakukan sesuatu.berbagai macam informasi dan proses pemecahan masalah dalam pembelajaran bukan harga mati yang bersifat mutlak, tetapi merupakan hipotesis yang merangsang siswa untuk mau dan mencobanya.

3. Menyenangkan

Proses pembelajaran adalah proses yang dapat mengembangkan seluruh potensi siswa yang dapat terwujud jika siswa terbebas dari rasa takut, dan menegangkan.

4. Menantang

Proses pembelajaran merupakan proses yang menantang bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan berfikir. Kemampuan tersebut dapat dikembangkan melalui rasa ingin tahu siswa. Apapun yang dilakukan dan diberikan guru harus dapat merangsang siswa untuk berfikir dan melakukan.

5. Motivasi

Motivasi adalah aspek yang sangat penting untuk membelajarkan siswa. Tanpa adanya motivasi, tidak mungkin siswa memiliki kemampuan untuk belajar. Oleh karena itu, membangkitkan motivasi merupakan salah satu peran dan tugas guru dalam setiap proses pembelajaran. E. Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa PBAS Dalam standar proses pendidikan, pembelajaran didesain untuk membelajarkan siswa. Artinya, sistem pembelajaran menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dengan kata lain, pembelajaran ditekankan atau berorientasi pada aktivitas siswa PBAS. Ada beberapa asumsi perlunya pembelajaran berorientasi pada aktivitas siswa. Pertama, asumsi filosofis tentang pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar mengembangkan manusia menuju kedewasaan, baik kedewasaan intelektual, social, maupun kedewasaan moral. Oleh karena itu, proses pendidikan bukan hanya mengembangkan intelektual saja, tetapi mencangkup seluruh potensi yang dimiliki anak didik. Kedua, asumsi tentang siswa sebagai subjek pendidikan. Asumsi tersebut menggambarkan bahwa anak didik bukanlah objek yang harus dijejali dengan informasi, tetapi mereka adalah subjek yang memiliki potensi dan proses pembelajaran seharusnya diarahkan untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki anak didik itu. Ketiga, asumsi tentang guru adalah: a guru bertanggung jawab atas tercapainya hasil belajar peserta didik; b guru memiliki kemampuan professional dalam mengajar; c guru mempunyai kode etik keguruan; d guru memiliki peran sebagai sumber belajar, pemimpin dalam belajar yang memungkinkan terciptanya kondisi yang baik bagi siswa dalam belajar. Keempat, asumsi yang berkaitan dengan proses pengajaran adalah a bahwa proses pengajaran direncanakan dan dilaksanakan sebagai suatu sistem; b peristiwa belajar akan terjadi manakala anak didik berinteraksi dengan lingkungan yang diatur oleh guru; c proses pengajaran akan lebih aktif apabila menggunakan metode dan teknik yang tepat dan berdaya guna; d pengajaran member tekanan kepada proses dan produk secara seimbang; e inti proses pengajaran adalah adanya kegiatan belajar siswa secara optimal. 1. Konsep dan Tujuan PBAS PBAS dapat dipandang sebagai suatu pendekatan dalam pembelajaran yang menekankan kepada aktifitas siswa secara optimal untuk memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Dari konsep tersebut, ada dua hal yang harus dipahami. Pertama, dipandang dari sisi proses pembelajaran , PBAS menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal, artinya PBAS menghendaki keseimbangan antara aktivitas fisik, mental, termasuk emosional dan aktifitas intelektual. Kedua, dipandang dari sisi belajar, PBAS menghendaki hasil belajar yang seimbang dan terpadu antara kemampuan intelektual, sikap, dan keterampilan. Artinya, dalam PBAS pembentukan siswa secara utuh merupakan tujuan utama dalam proses pembelajaran. Dari penjelasan diatas, PBAS juga sebagai salah satu bentuk innovasi dalam memperbaiki kualitas proses belajar mengajar. Dan bertujuan untuk membantu peserta didik agar bisa belajar mandiri dan kreatif, sehingga ia dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat menunjang terbentuknya kepribadian yang mandiri. 2. Peran Guru dalam Implementasi PBAS Dalam implementas PBAS, guru tidak berperan sebagai satu-satunya sumber belajar yang bertugas menuangkan materi pelajaran kepada siswa, akan tetapi yg lebih penting adalah bagaimana memfasilitasi agar siswa belajar. Oleh karena itu, penerapan PBAS menuntut guru untuk kreatif dan invofatif sehingga mampu menyesuaikan kegiatan mengajarnya dengan gaya dan karakteristik belajar siswa. Untuk itu ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan guru, diantaranya adalah : a. Mengemukakan berbagai alternatif tujuan pembelajaran yang harus dicapai sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. b. Menyusun tugas-tugas belajar bersama siswa. c. Memberikan informasi tentang kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan. d. Memberikan bantuan dan pelayanan kepada siswa yang memerlukannya. e. Memberikan motivasi, mendorong siswa untuk belajar, membimbing, dan lain sebagainya melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan. f. Membantu siswa dalam menarik suatu kesimpulan. 3. Penerapan PBAS dalam Proses Pembelajaran Dalam kegiatan belajar mengajar PBAS diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan, seperti mendengarkan, berdiskusi, memproduksi sesuatu, menyusun laporan, memecahkan masalah, dan lain sebagainya. Keaktifan siswa itu ada yang langsung diamati, seperti mengerjakan tugas, berdiskusi, mengumpulkan data dan lain sebagainya; akan tetapi ada yang tidak bisa diamati, seperti kegiatan mendengarkan dan menyimak. Namun demikian, salah satu hal yang dapat kita lakukan untuk mengetahui apakah suatu proses pembelajaran memiliki kadar PBAS yang tinggi, sedang atau lemah dapat kita lihat dari kriteria penetapan PBAS dalam proses pembelajaran. Kriteria tersebut menggambarkan sejauhmana keterlibatan siswa dalam pembelajaran baik dalam perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran maupun dalam mengevaluasi hasil pembelajaran.

1. Kadar PBAS Dilihat dari Proses Perencanaan.

 Adanya keterlibatan siswa dalam merumuskan tujuan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan serta pengalaman dan mo-tivasi yang dimiliki sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kegiatan pembelajaran.  Adanya keterlibatan siswa dalam menyusun rancangan pembelajaran.  Adanya keterlibatan siswa dalam menentukan dan memilih sumber belajar yang diperlukan.  Adanya keterlibatan siswa dalam menentukan dan mengadakan media pembelajaran yang akan digunakan.

2. Kadar PBAS Dilihat dari Proses Pembelajaran

 Adanya keterlibatan siswa baik secara fisik, mental-emosional mau pun intelektual dalam setiap proses pembelajaran. Hal ini dapat dili-hat dari tingginya perhatian, serta motivasi siswa untuk menyelesai-kan setiap tu-gas yang diberikan sesuai dengan waktu yang telah di-tentukan.  Siswa belajar secara langsung experiential learning. Dalam proses pembelajaran secara langsung, konsep dan prinsip diberikan melalui pengalaman nyata seperti merasakan, meraba, mengoperasikan, mela-kukan sendiri dan lain sebagainya. Demikian juga pengalaman itu bi-sa dilakukan dalam bentuk kerjasama dan interaksi dalam kelompok.  Adanya keinginan siswa untuk menciptaklan iklim belajar yang kondu-sif.  Keterlibatan siswa dalam mencari dan memanfaatkan setiap sumber belajar yang tersedia yang dianggap relevan dengan tujuan pembela-jaran.  Adanya ketertlibatan siswa dalam melakukan prakarsa seperti menja-wab  Dan mengajukan pertanyaan, berusaha memecahkan masalah yang di-ajukan atau yang timbul selama proses pembelajaran berlangsung.  Terjadinya interaksi yang multi arah baik antara siswa dengan siswa atau antara guru dan siswa. Interaksi ini juga ditandai dengan keterli-batan semua siswa secara merata. Artinya pembicaraan atau proses tanya jawab tidak didominasi oleh siswa-siswa tertentu.

3. Kadar PBAS Ditinjau dari Kegiatan Evaluasi Pembelajaran

 Adanya keterlibatan siswa untuk mengevaluasi sendiri hasil pembela-jaran yang telah dilakukannya.  Kerterlibatan siswa secara mandiri untuk melaksanakan kegiatan se-macam tes dan tugas-tugas yang harus dikerjakannya.  Kemauan siswa untuk menyusun laporan baik tertulis maupun secara lisan berkenaan hasil belajar yang diperolehnya. 4. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan PBAS Keberhasilan penerapan PBAS dalam proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:

a. Guru

Dalam proses pembelajaran dalam kelas, guru merupakan ujung tombak yang sangat menentukan keberhasilan penerapan PBAS, karena guru merupakan orang yang berhadapan langsung dengan siswa.

1. Kemampuan guru

Kemampuan guru merupakan factor utama yang dapat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran dengan pendekatan PBAS. Guru yang memiliki kemampuan yang tinggi akan bersikap kreatif dan inovatif yang selamanya akan mencoba menerapkan berbagai penemuan baru yang dianggap lebih baik untuk membelajarkan siswa.

2. Sikap profesional guru

Sikap professional guru berhubungan dengan motivasi yang tinggi dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Guru yang professional selamanya akan berusaha untuk mencapai hasil yang optimal. Ia tidak akan merasa puas dengan hasil yang telah dicapai.

3. Latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar guru

Latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar guru akan sangat berpengaruh terhadap implementasi PBAS.

b. Sarana belajar

Keberhasilan implementasi PBAS juga dapat dipengaruhi oleh ketersedia sarana belajar. Ketersediaan sarana itu meliputi ruang kelas dan seting tempat duduk siswa, media, dan sumber belajar. 1 Ruang Kelas Kondisi ruang kelas merupakan faktor yang menentukan keberhasilan penerapan PBAS. Ruang kelas yang terlalu sempit, misalnya akan mempengaruhi kenyamanan siswa dalam belajar. Demikian juga halnya dengan penataan kelas. Kelas yang tidak ditata dengan rapi, tanpa ada gambar yang menyegarkan, ventilasi yang kurang memadai dan sebagainya akan membuat siswa cepat lelah dan tidak bergairah dalam belajar. 2 Media dan Sumber Belajar PBAS merupakan pendekatan pembelajaran yang menggunakan multi metoda dan multi media. Artinya melalui PBAS siswa memungkinkan untuk belajar dari berbagai sumber informasi secara mandiri, baik dari media grafis seperti buku, majalah, surat kabar, buletin dan lain sebagainya; atau dari media elektronik seperti radio, televisi, film slide, video, komputer, atau mungkin dari internet. Oleh karena itu keberhasilan penerapan PBAS akan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan dan pemanfaatan media dan sumber belajar.

c. Lingkungan Belajar

Lingkungan belajar merupakan faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan PBAS. Ada dua hal yang termasuk kedalam faktor lingkungan belajar, yaitu lingkungan fisik dan lingklungan psikologis. Lingkungan fisik meliputi keadaan dan kondisi sekolah, misalnya jum-lah kelas, laboratorium, perpustakaan, kantin, kamar kecil yang tersedia; serta dimana lokasi sekolah itu berada. Apabila sekolah berada di dekat terminal atau pasar yang bising, misalnya, tentu saja akan mempengaruhi kenyamanan anak dalam belajar. Yang termasuk kedalam lingkungan fisik ini juga adalah keadaan dan jumlah guru.

BAB 7 Metode dan Media Pembelajaran dalam Standar Proses Pendidikan