Undang-undang No 31 tahun 2004 tentang Perikanan direvisi dengan

67 karena sulit menemukan barang bukti. Nelayan pendatang yang menggunakan bom menggunakan kapal bermesin cepat sejenis mesin speed boat, sehingga tidak berhasil mengejar unit kapal yang terlihat memasuki wilayah wilayah perairan Labuan. Selain itu, nelayan yang dicurigai melakukan penangkapan ikan menggunkan bom biasanya barang bukti langsung dibuang sehingga mereka tidak dapat diproses lebih lanjut sesuai dengan aturan. Selain itu, polisi perairan juga tidak memiliki fasilitas yang memadai untuk mengatasi berbagai pelanggaran- pelanggaran yang terjadi di laut.

6.2 Kelembagaan sebagai Aturan Main dalam Pengelolaan Sumberdaya

Perikanan

6.2.1 Kelembagaan Formal

Pengelolaan sumberdaya perikanan di Kecamatan Labuan mengacu pada aturan yang telah disahkan oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah. Beberapa dasar hukum dan peraturan perundang-perundangan yang menjadi acuan dari kegiatan pengelolaan sumberdaya perikanan di Kecamatan Labuan adalah :

a. Undang-undang No 31 tahun 2004 tentang Perikanan direvisi dengan

Undang-undang No 45 tahun 2009 tentang Perikanan Undang-undang ini memuat beberapa aturan mengenai pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dengan mengedepankan prinsip-prinsip kelestarian dan keberlangsungan sustainable, sehingga dapat mewujudkan pembangunan nasional dengan berdasarkan pada asas keadilan dan pemerataan dalam pemanfaatan serta peningkatan taraf hidup nelayan dan petani kecil. Dengan demikian, pola pemanfaatan sumberdaya ikan harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan. UU No 45 Tahun 2009 merupakan revisi terhadap UU No 31 Tahun 68 2004, pada pasal 2 mengenai asas dan tujuan pengelolaan perikanan ditambahkan mengenai pembangunan yang berkelanjutan.  Pengaturan Izin Penangkapan Pengaturan izin sudah didelegasikan kepada pemerintah daerah, sesuai dengan kewenangannya. Izin penangkapan meliputi Surat Izin Penangkapan Ikan SIPI, Surat Izin Usaha Perikanan SIUP dan Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan SIKPI. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian SIPI, SIUP dan SIKPI diatur dengan Peraturan Menteri.  Pengaturan Pungutan Perikanan Setiap orang yang memperoleh manfaat langsung dari sumberdaya perikanan dikenakan pungutan perikanan. Besarnya pungutan diatur dengan Peraturan Pemerintah.  Pembinaan dan Pengawasan terhadap Usaha Perikanan Pengawasan perikanan dilakukan oleh pengawas perikanan beserta dengan masyarakat. Pemerintah mengadakan sarana dan prasarana pengawasan perikanan. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengawas perikanan diatur dengan Peraturan Pemerintah.  Pengaturan Zonasi dan Jalur Penangkapan Ikan Dalam rangka mendukung kebijakan pengelolaan sumberdaya ikan, Menteri menetapkan jenis, jumlah, ukuran dan penempatan alat bantu penangkapan ikan, daerah, jalur dan waktu atau musim penangkapan ikan.  Sanksi terhadap Pelanggaran Setiap orang yang sengaja melakukan tindakan pelanggaran dalam bidang perikanan akan dikenankan hukum pidana penjara dan denda Lampiran 5. 69  Menjaga Kelestarian Sumberdaya Perikanan Setiap orang dilarang melakukan tindakan yang dapat membahayakan kelestarian sumberdaya ikan dan lingkungannya seperti penggunaan bahan kimia, bahan biologis dan bahan peledak.  Bentuk Usaha Perikanan Usaha perikanan dilaksanakan dalam sistem bisnis perikanan yang meliputi praproduksi, produksi, pengolahan, dan pemasaran. Ketentuan lebih lanjut mengenai praproduksi, produksi, pengolahan dan pemasaran diatur dalam Peraturan Menteri.

b. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : Kep.