74
g. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2002 tentang Usaha
Perikanan
Pengaturan Pungutan Perikanan Pungutan Pengusahaan Perikanan ditetapkan berdasarkan rumusan tarif per
Gross Tonnage GT dikalikan ukuran GT kapal menurut jenis kapal perikanan yang digunakan. Bagi perusahaan perikanan skala kecil berdasarkan rumusan 1
satu perseratus dikalikan produktivitas kapal dikalikan Harga Patokan Ikan dan bagi perusahaan perikanan skala besar berdasarkan rumusan 2,5 dua setengah
perseratus dikalikan produktivitas kapal dikalikan Harga Patokan Ikan. Untuk kegiatan pembudidayaan ikan sebesar 1 satu perseratus dikalikan harga jual
ikan hasil pembudidayaan.
Pembinaan dan Pengawasan terhadap Usaha Perikanan Pembinaan terhadap kegiatan usaha perikanan di bidang penangkapan ikan
dan pengangkutan ikan dilakukan oleh Menteri, Gubernur, dan BupatiWalikota atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan kewenangannya. Pembinaan meliputi
pembinaan iklim usaha, sarana usaha, tekni produksi, pemasaran, dan mutu hasil perikanan. Pengawasan dilakukan terhadap kegiatan penangkapan ikan dan
pembudidayaan ikan serta penanganan hasil perikanan.
h. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 6 Tahun 2004 tentang Izin
Usaha Perikanan
Peraturan Izin Penangkapan
Setiap Warga Negara Indonesia, Badan Hukum atau Koperasi, yang melakukan kegiatan usaha perikanan wajib memiliki SIUP. Perusahaan Perikanan
yang telah memperoleh SIUP, sebelum melakukan usaha penangkapan ikan dan pengangkutan ikan wajib memiliki SIPI atau SIKPI untuk setiap kapal yang
75 dipergunakan. SIUP berlaku selama perusahaan perikanan yang bersangkutan
masih melakukan usaha perikanan. SIPI berlaku selama 3 tahun untuk penangkapan ikan dengan jenis alat tangkap pukat cincin, rawai tuna, jaring
insang hanyut, atau huhate dan 2 dua tahun untuk jenis alat tangkap lainnya, SIKPI berlaku selama 3 tahun.
Pengaturan Pungutan Perikanan
Perusahaan Perikanan yang memiliki SIUP, SIPI, dan SIKPI dikenakan retribusi Izin Usaha Perikanan. Struktur dan besarnya tarif retribusi Izin Usaha
Perikanan terlampir dalam Lampiran 5.
Pembinaan dan Pengawasan terhadap Usaha Perikanan Pembinaan dan pengawasan terhadap Perusahaan Perikanan dilakukan oleh
Gubernur sesuai dengan kewenangannya dan secara teknis operasional dilaksanakan oleh Kepala Dinas.
Sanksi terhadap Pelanggaran
Setiap orang yang melanggar dipidana dengan pidana kurungan paling lama 6 enam bulan atau denda paling banyak Rp.50.000.000 lima puluh juta.
Menjaga Kelestarian Sumberdaya
1. Untuk menjaga kelestarian sumberdaya ikan, dilarang menggunakan bahan
kimia, bahan biologis, bahan peledak, listrik, racun atau sejenisnya, alat danatau cara, danatau bangunan yang dapat merugikan danatau
membahayakan dan dilarang melakukan kegiatan usaha perikanan di daerah tertentu yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah kecuali untuk
kegiatan penelitian dan survey.
76 2.
Dilarang menggunakan alat penagkap ikan trawl, mini trawl, atau alat tangkap lain yang telah dimodifkasi namun penggunaannya mirip trawl atau
alat tangkap lain yang dilarang Pemerintah. 3.
Dilarang melakukan Usaha Perikanan pada daerah selain yang telah ditentukan dalam SIUP.
4. Dilarang menggunakan alat tangkap statis dijalur pelayaran atau lalu lintas
kapal.
Bentuk Usaha Perikanan Usaha Perikanan meliputi usaha penangkapan ikan, usaha pembudidayaan
ikan, usaha pengangkutan ikan, usaha pengolahan ikan dan usaha pemasaran ikan.
i. Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang No 12 Tahun 2001 tentang