Aktivitas Antioksidan HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Aktivitas Antioksidan

Aktivitas antioksidan ditunjukan oleh nilai inhibition concentration IC 50 . Molyneux 2004 mendefinisikan IC 50 sebagai konsentrasi senyawa antioksidan yang menyebabkan hilangnya 50 aktivitas DPPH. Menurut Chang et al. 2007, DPPH difenilfisilhidrazil adalah suatu radikal bebas yang dapat bereaksi dengan radikal lain membentuk senyawa yang lebih stabil. Reaksi tersebut ditandai dengan terjadinya perubahan warna ungu menjadi kuning yang dideteksi pada panjang gelombang 517 nm Gambar 1. Molyneux 2004 menyatakan semakin kecil nilai IC 50 semakin tinggi aktivitas antioksidan suatu bahan. Gambar 4 dan 5 menunjukan hubungan antara konsentrasi ekstrak dengan persen penangkapan DPPH. Semakin meningkat kadar ekstrak, maka persen penangkapan DPPH juga semakin meningkat. Hal ini mengindikasikan bahwa semua ekstrak Surian memiliki aktivitas antioksidan. Gambar 4 Hubungan antara konsentrasi ekstrak dengan persen penangkapan radikal DPPH. Ekstrak yang memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi yaitu ekstrak dari hasil residu penyulingan teras ST, gubal SG, dan daun SD, sedangkan untuk ekstrak perebusan hanya bagian daun yang memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi RD Tabel 4. y = 16,14lnx - 6,12 R² = 0,99 y = 5,48lnx + 40,47 R² = 0,65 y = 7,77lnx + 36,83 R² = 0,61 y = 16,28lnx + 21,09 R² = 0,76 y = 20,89lnx + 26,67 R² = 1 20 40 60 80 100 120 10 20 30 40 50 60 P e n a n g k a p a n D P P H kadar ekstrak μgml SG SD RD ST Vit C Log. Vit C Gambar 5 Hubungan antara konsentrasi ekstrak dengan persen penangkapan radikal DPPH ekstrak kurang aktif. Nilai IC 50 vitamin C asam askorbat dalam pengujian ini yaitu 3 gml. Asam askorbat dijadikan sebagai kontrol positif karena asam askorbat merupakan salah satu contoh antioksidan alami yang memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat Mosquera et al. 2007. Walaupun aktivitas antioksidan keempat ekstrak Surian ST, SD, SG, dan RD lebih rendah dibandingkan dengan vitamin C, tetapi keempat ekstrak tersebut memiliki nilai IC 50 jauh di bawah 200 gml, sehingga keempat ekstrak tersebut tergolong memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi. Tabel 4 Nilai IC 50 residu penyulingan dan perebusan pohon Surian Bagian Pohon Perlakuan Vit C gml Penyulingan 1 Perebusan 1 Kayu Teras 5,91 DE 7014723163,50 AB 3 Kayu Gubal 32,36 CD 285966,42 A Kulit 283,70 BC 271072,55 AB Daun 5,70 E 5,45 E 1 huruf kapital yang berbeda pada kolom penyulingan dan perebusan menunjukkan perbedaan yang nyata pada selang kepercayaan 95 hasil uji lanjut Duncan y = 2,17lnx + 0,83 R² = 0,54 y = 5,42lnx - 18,12 R² = 0,90 y = 4,59lnx - 7,36 R² = 0,77 y = 11,90lnx - 17,21 R² = 0,93 -20 -10 10 20 30 40 50 60 50 100 150 200 250 P e n a n g k a p a n D P P H Kadar ekstrak μgml RT RG RK SK Hasil analisis sidik ragam menunjukan terdapat interaksi antara perlakuan dan bagian pohon, sehingga interkasi kedua faktor tersebut memberikan pengaruh nyata terhadap nilai inhibisi yang dihasilkan Lampiran 3. Hasil uji lanjut Duncan menunjukan setiap ekstrak menghasilkan nilai inhibisi yang berbeda satu dengan yang lainnya, kecuali bagian daun. Perbedaan nilai inhibisi aktivitas antioksidan ekstrak dapat disebabkan oleh perbedaan jenis dan komposisi senyawa aktif yang bersifat antioksidan yang terkandung dalam tiap bagian pohon Gao 2007. Selain itu, setiap zat ekstraktif memiliki sifat yang berbeda, ada yang tahan pada suhu tinggi dan ada yang rusak pada suhu tinggi. Pada proses penyulingan, zat ekstraktif yang terkandung dalam bagian pohon sudah larut dalam air, sehingga pada saat ampas penyulingan direbus, hanya sisa zat ekstraktif yang belum larut dalam air pada proses penyulingan saja yang larut dalam proses perebusan. Hal ini yang menyebabkan aktivitas antioksidan penyulingan lebih tinggi dibandingkan dengan perebusan, kecuali pada daun. Penelitian Meenakshi et al. 2009 menunjukan adanya hubungan antara total flavonoid dan aktivitas antioksidan. Jika di dalam suatu bahan memiliki konsentrasi senyawa flavonoid yang tinggi maka akan semakin tinggi aktivitas antioksidannya. Berdasarkan hal tersebut, ada kemungkinan residu penyulingan dan perebusan ampas penyulingan pohon Surian mengandung senyawa flavonoid.

4.3 Toksisitas Akut