BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Rendemen Ekstrak
Ekstrak yang diperoleh dari hasil penyulingan dan perebusan memiliki rendemen dan wujud fisik yang berbeda-beda antar bagian pohon. Ekstrak
penyulingan dan perebusan yang memiliki rendemen tertinggi sampai terendah berturut-turut yaitu bagian daun 28,78 dan 10,18 , kulit 4,08 dan 6,59
, gubal 2,11 dan 0,92 dan teras 1,74 dan 0,81 Tabel 2. Hal ini menunjukan bahwa tiap bagian pohon mengandung jenis dan kadar zat ekstraktif
yang berbeda. Distribusi dan komposisi zat ekstraktif dipengaruhi oleh posisi dalam pohon terutama antara kulit luar outerbark dan kulit dalam innerbark
serta kayu gubal dan kayu teras Sjostrom 1998, Tsoumis 1991, Thompson et al. 2006.
Tabel 2 Rendemen ekstrak residu penyulingan dan perebusan Surian
1
Bagian Pohon Perlakuan
Penyulingan
2
Perebusan
2
Kayu Teras 1,74
A
0,81
A
Kayu Gubal 2,11
A
0,92
A
Kulit 4,08
A
6,59
AB
Daun 28,78
C
10,18
B
1 rerata dari 3 kali ulangan 2 huruf kapital yang berbeda pada kolom penyulingan dan perebusan A, B, AB, dan C
menunjukkan perbedaan yang nyata pada selang kepercayaan 95 hasil uji lanjut Duncan
Hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa terdapat interaksi antara bagian pohon dan perlakuan. Hal tersebut menunjukan interaksi kedua faktor
tersebut berpengaruh nyata terhadap rendemen ekstrak yang dihasilkan Lampiran 2. Ekstrak yang diperoleh dari residu cair penyulingan bagian daun menghasilkan
rendemen yang paling tinggi, karena daun mengandung klorofil yang dapat larut dalam air pelarut polar ketika proses penyulingan dan perebusan berlangsung
Cahyadi 2008.
Kadar ekstrak yang dihasilkan dari residu cair penyulingan daun berbeda sangat nyata dengan kadar ekstrak yang dihasilkan dari residu cair penyulingan
bagian pohon lainnya maupun dari residu perebusan ampas penyulingan. Perebusan terhadap ampas penyulingan daun menghasilkan rendemen ekstrak
10,18 , hal ini menunjukan dalam ampas penyulingan masih terdapat ekstrak yang dapat dimanfaatkan karena dari warna dan aromanya menunjukan
karakteristik yang sama dengan ekstrak dari residu cair penyulingan Tabel 3. Bagian kulit menghasilkan rendemen lebih tinggi dibandingkan dengan
kayu teras dan gubal. Bagian kulit memiliki kandungan konstituen-konstituen lipofil dan hidrofil, khususnya bagian hidrofil dapat larut dalam air. Kandungan
ekstraktif kulit lebih tinggi dibandingkan pada bagian kayu lainnya Sjostrom 1998. Tanin mudah tereaksi dengan air panas, tetapi tanin sensitif terhadap suhu,
waktu dan lokasi lingkungan Fengel Wegener 1995. Waktu penyulingan lebih lama dibandingkan perebusan, sehingga tanin lebih efektif terekstrak pada saat
perebusan. Tabel 3 Wujud fisik ekstrak residu penyulingan dan perebusan Surian
Bagian pohon Perlakuan
Wujud fisik ekstrak Kayu teras
Suling ST merah kecoklatan, dapat dijadikan serbuk
Rebus RT merah kecoklatan, dapat dijadikan serbuk
Kayu gubal Suling SG merah kecoklatan, dapat dijadikan serbuk
Rebus RG merah kecoklatan, dapat dijadikan serbuk Kulit kayu
Suling SK merah kehitaman, lengket, menggumpal Rebus RK merah kehitaman, lengket, menggumpal
Daun Suling SD hijau kehitaman, mengental, beraroma
Rebus RD hijau kehitaman, mengental, beraroma Proses penyulingan dan perebusan menghasilkan rendemen yang berbeda.
Pada proses penyulingan zat ekstraktif yang terkandung dalam bagian pohon sudah larut dalam air, sehingga pada saat ampas penyulingan direbus, hanya sisa
zat ekstraktif yang belum larut dalam air pada proses penyulingan saja yang larut dalam proses perebusan. Oleh sebab itu, rendemen perebusan lebih sedikit
dibandingkan dengan penyulingan.
4.2 Aktivitas Antioksidan