Zat Ekstraktif dan Senyawa Antioksidan Alami

2.3 Zat Ekstraktif dan Senyawa Antioksidan Alami

Zat ekstraktif adalah zat hasil metabolisme sekunder. Senyawa fenol yang merupakan salah satu zat ekstraktif kayu ternyata berpotensi untuk digunakan sebagai obat atau untuk pengembangan obat generasi terbaru. Falah et al. 2008 dalam Pratama 2010 menemukan flavonoid yang bersifat antioksidan dari bagian kulit kayu mahoni Swietenia macrophylla. Antioksidan merupakan satu dari beberapa hal yang penting untuk mencegah atau penghambat dari serangan penyakit berbahaya seperti kanker, liver, katarak dan penyakit lainnya Omaye 2004. Menurut Indrayanto 2006 dalam Rahmawan 2011, tumbuhan menghasilkan zat ekstraktif yang berpotensi sebagai obat, zat perwarna, penambah aroma makanan, parfum dan insektisida. Sjostrom 1998 menyatakan bahwa zat ekstraktif mudah diekstrak dengan pelarut organik atau air. Senyawa antioksidan alami dapat diperoleh dari berbagai tumbuhan. Sayur-sayuran dan buah-buahan yang berwarna umumnya memiliki kandungan antioksidan yang tinggi. Menurut Charlampos et al. 2008 dalam Pratama 2010, senyawa kimia yang tergolong antioksidan yang berasal dari tumbuhan antara lain dari golongan flavonoid antosianin, polifenol, vitamin C, vitamin E dan karotenoid. Harbone 1987 menyatakan bahwa flavonoid terdiri dari 10 jenis yaitu antosianin, proantosianidin, flavonol, flavon, glikoflavon, biflavonil, khalkon, auron, flavanon dan isoflavon. Joint Expert Committee on Food Additives JECFA dan beberapa penelitian menunjukan bahwa antosianin dan klorofil tidak toksik dan aman untuk kesehatan. Penelitian toksisitas oral subkronik sudah dilakukan dan tidak menunjukan sifat berbahaya. Antosianin dan turunan flavonoid memiliki manfaat yang sangat luas dalam bidang kesehatan, seperti antikarsinogenik antiracun, antiradang, antihepatoxic, antibakteri, antivirus, antialergi, antithrombotik dan antioksidan. Begitu juga klorofil merupakan antitumor, antikanker, antimutagenik yang efektif dan biasa digunakan sebagai suplemen diet MacDougall 2002. Menurut Cervellati 2008, kandungan antioksidan dari 11 spesies botani digunakan dalam tradisi Sardinia sebagai minuman teh atau sebagai ramuan untuk tujuan pengobatan dievaluasi dengan menggunakan metode in vitro yang berbeda BR, TEAC, DPPH dan FC. Kintzios et al. 2010 menyelidiki aktivitas antioksidan ekstrak metanol dan air aksesi Slovenia dari empat spesies tanaman obat, yaitu Salvia officinalis, Achillea millefolium, Origanum vulgare subsp. Vulgare dan Gentiana lutea dengan menggunakan metode DPPH. Hasil penelitian Aktumsek et al. 2011 menunjukkan bahwa spesies Centaurea dapat digunakan sebagai sumber baru antioksidan alami dan asam lemak tak jenuh untuk makanan, industri kosmetik dan farmasi.

2.4 Penyulingan Minyak Atsiri