Mencit Mus musculus albinus Tingkat Kesukaan Masyarakat

metode Trevan, metode perhitungan cara Grafik Graphical Calculation Miller dan Tainter, metode Aritmatik Reed dan Muench, metode Karber, metode perhitungan secara grafik Litcjfield dan Wilcoxon, dan metode Thomson dan Weil Manggung 2008. Metode Aritmatik Reed dan Muench menggunakan nilai-nilai kumulatif. Asumsi yang dipakai adalah bahwa seekor hewan yang mati oleh dosis tertentu akan mati juga oleh dosis yang lebih besar, sedangkan hewan bertahan hidup pada dosis tertentu juga akan tetap bertahan hidup pada dosis yang lebih rendah.

2.6 Mencit Mus musculus albinus

Mencit merupakan salah satu hewan percobaan yang sering digunakan dalam penelitian. Mencit dipilih karena dianggap cukup mampu mewakili kelas mamalia, kelas yang termasuk didalamnya yaitu manusia sehingga sistem reproduksi, pernafasan, peredaran darah, ekskresi dan lain-lain sudah menyerupai manusia. Jadi, dengan meneliti mencit, anatomi manusia dapat dipahami. Tikus dan mencit dinilai cukup efisien untuk digunakan dalam penentuan LD 50 karena murah, mudah didapat, tidak memerlukan tempat yang luas dan mudah ditangani Lu Kacew 2006. Selain itu, banyak data toksikologi tentang jenis hewan ini, hal ini mempermudah perbandingan toksisitas zat-zat kimia. Sistem taksonomi mencit menurut Malole et al. 1989 dalam Manggung 2008 adalah : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Kelas : Mamalia Ordo : Rodentia Famili : Muridae Subfamili : Murinae Genus : Mus Spesies : Mus musculus Sub Spesies : Mus musculus albinus Menurut Mangkuwidjodjo dan Smith 1988 dalam Manggung 2008, biologis dan fisiologis mencit adalah sebagai berikut : berat dewasa mencit rata- rata 18-35 g, berat lahir 0.5-1.0 g, suhu raktal antar 35-39 ⁰C, pernapasan 140-180 kalimenit, denyut jantung antara 600-650 kali, umur sapih 21 hari, sedangkan umur dewasa 35 hari.

2.7 Tingkat Kesukaan Masyarakat

Penilaian dengan indera banyak digunakan untuk menilai mutu komoditi hasil pertanian dan makanan. Penilaian cara ini banyak disenangi karena dapat dilaksanakan dengan cepat dan langsung. Kadang-kadang penilaian ini dapat memberi hasil penilaian yang sangat teliti. Dalam beberapa hal penilaian dengan indera bahkan melebihi ketelitian alat yang paling sensitif. Salah satu uji sensoris yang sering dilakukan adalah uji kesukaan. Uji kesukaan pada dasarnya merupakan pengujian yang panelisnya mengemukakan responnya yang berupa senang tidaknya terhadap sifat bahan yang diuji. Pengujian ini umumnya digunakan untuk mengkaji reaksi konsumen terhadap suatu bahan. Skala nilai yang digunakan dapat berupa nilai numerik dengan keterangan verbalnya, atau keterangan verbalnya saja dengan kolom yang dapat diberi tanda oleh panelis. Skala nilai dapat dinilai dalam arah vertikal atau horizontal Kartika 1988. Menurut Soekarto 1986, panelis agak terlatih adalah mahasiswa atau staf peneliti sebanyak 15-25 orang yang mengetahui sifat-sifat sensorik dari yang contoh yang dinilai melalui penjelasan sekedarnya.

BAB III METODE PENELITIAN