Korelasi antara persen penangkapan radikal dan konsentrasi ekstrak diplotkan dan nilai IC
50
dihitung melalui persamaan regresi hasil interpolasinya. IC
50
adalah konsentrasi efektif ekstrak yang mampu menangkap menurunkan konsentarsi radikal bebas DPPH sebesar 50, sehingga nilai IC
50
inhibition concentration yang semakin rendah berarti aktivitas antioksidan ekstrak semakin
tinggi.
3.4.5 Uji Toksisitas Akut OECD 2001
Mencit percobaan diadaptasikan selama dua minggu untuk menghindari resiko timbulnya gangguan stress dan ditimbang bobot badannya BB. Dalam
penentuan LD
50
akan digunakan 3 kelompok dosis, yaitu kontrol hanya di cekok aquades, 2.000 mgkg BB dan 5.000 mgkg BB. Satu kelompok dosis
menggunakan 10 ekor mencit. Semua hewan pada setiap kelompok hanya menerima ekstrak satu kali untuk setiap dosis yang telah ditentukan dosis
tunggal, lalu hewan diamati dan dicatat tingkat kematiannya pada 24 jam pertama untuk memperoleh LD
50
. Pengamatan dilanjutkan hingga hari ke 7 Lu Kacew 2006, pengamatan meliputi gejala klinis seperti nafsu makan, bobot badan,
keadaan mata dan bulu serta tingkah laku.
a b Gambar 2 a pencekokan ekstrak, b kandang sekat.
Penentuan LD
50
metode Reed-Muench didapatkan berdasarkan rumus- rumus berikut :
Persentase kematian = X 100
Keterangan : P.D Proportional Distance = jarak proporsional P Propotional = proporsionasi peningkatan dosis
3.4.6 Uji Tingkat Kesukaan Masyarakat
Uji tingkat kesukaan masyarakat organoleptik meliputi uji mutu hedonik dan uji hedonik kesukaan. Uji organoleptik meliputi warna, aroma, rasa dan
tekstur. Uji hedonik dan mutu hedonik dilakukan dengan 7 skala kesukaan dengan 17 orang panelis agak terlatih yaitu mahasiswa dan pegawai yang dipilih secara
acak Soekarto 1985 dalam Weningytyas 2009, Kartika 1988, Askar 2005. Sample uji organoleptik berupa agar-agar yang telah diberi ekstrak. Jumlah
sample per panelis yaitu 4 buah, terdiri dari kontrol, ekstrak ST, SD dan RD. Penilaian terhadap kesukaan berdasarkan skor 1 sangat suka, 2 suka, 3 agak
suka, 4 netral, 5 agak tidak suka, 6 tidak suka, 7 sangat tidak suka. Data yang dihasilkan selanjutnya akan diolah secara statistik Purba 2003.
Gambar 3 Uji organoleptik. P.D =
P = log
Dosis
LD
50
= antilog [P.D x P + log dosis yang kecil]
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Rendemen Ekstrak
Ekstrak yang diperoleh dari hasil penyulingan dan perebusan memiliki rendemen dan wujud fisik yang berbeda-beda antar bagian pohon. Ekstrak
penyulingan dan perebusan yang memiliki rendemen tertinggi sampai terendah berturut-turut yaitu bagian daun 28,78 dan 10,18 , kulit 4,08 dan 6,59
, gubal 2,11 dan 0,92 dan teras 1,74 dan 0,81 Tabel 2. Hal ini menunjukan bahwa tiap bagian pohon mengandung jenis dan kadar zat ekstraktif
yang berbeda. Distribusi dan komposisi zat ekstraktif dipengaruhi oleh posisi dalam pohon terutama antara kulit luar outerbark dan kulit dalam innerbark
serta kayu gubal dan kayu teras Sjostrom 1998, Tsoumis 1991, Thompson et al. 2006.
Tabel 2 Rendemen ekstrak residu penyulingan dan perebusan Surian
1
Bagian Pohon Perlakuan
Penyulingan
2
Perebusan
2
Kayu Teras 1,74
A
0,81
A
Kayu Gubal 2,11
A
0,92
A
Kulit 4,08
A
6,59
AB
Daun 28,78
C
10,18
B
1 rerata dari 3 kali ulangan 2 huruf kapital yang berbeda pada kolom penyulingan dan perebusan A, B, AB, dan C
menunjukkan perbedaan yang nyata pada selang kepercayaan 95 hasil uji lanjut Duncan
Hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa terdapat interaksi antara bagian pohon dan perlakuan. Hal tersebut menunjukan interaksi kedua faktor
tersebut berpengaruh nyata terhadap rendemen ekstrak yang dihasilkan Lampiran 2. Ekstrak yang diperoleh dari residu cair penyulingan bagian daun menghasilkan
rendemen yang paling tinggi, karena daun mengandung klorofil yang dapat larut dalam air pelarut polar ketika proses penyulingan dan perebusan berlangsung
Cahyadi 2008.