Total Mikrob Dinamika Populasi Mikrob Tanah

perkembangan akar padi, diperkirakan hanya sekitar 25 perakaran padi yang berkembang dengan baik. Populasi mikrob lebih tinggi secara signifikan pada perlakuan rotasi tanam padi-kedelai dibanding dengan penanaman kedelai-kedelai dan padi-padi baik pada pupuk kandang dosis 10 t ha -1 maupun dosis 20 t ha -1 . Pupuk kandang dosis 20 t ha -1 tidak menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata dengan pupuk kandang dosis 10 t ha -1 pada peningkatan populasi total mikrob. Populasi total mikrob sebesar 1,24 pada pupuk kandang dosis 10 t ha -1 meningkat dibanding pemberian pupuk kandang dosis 20 t ha -1 selama musim tanam kedua. Hal ini menunjukkan pupuk kandang dosis 10 t ha -1 Jika dilihat dari musim tanam Gambar 4 populasi mikrob tanah pada musim tanam kedua nyata lebih tingggi dibandingkan yang ada pada musim tanam pertama. Peningkatan tertinggi terjadi pada perlakuan rotasi tanam padi- kedelai. sudah mencukupi kebutuhan hara tanamam. Gambar 4. Dinamika populasi total mikrob pada pola tanam padi kedelai musim tanam pertama dan musim tanam kedua. Huruf a dan b pada warna yang sama menunjukkan nilai berbeda antara musim tanam pertama dan musim tanam kedua menurut uji t. Tanaman kedelai yang ditanam langsung setelah tanaman padi bisa mendapat manfaat dari residu hara tanaman padi. Oleh karena itu kedelai yang ditanam setelah padi memerlukan lebih sedikit pupuk kandang dibanding dengan menanam tanaman sejenis. Hasil pengamatan pada musim tanam pertama memperlihatkan total mikrob masih mengalami fluktuasi pada budidaya padi dan kedelai jika dilihat antar waktu pengamatan maupun antar komoditas. Walaupun demikian mikrob tanah dijumpai pada semua sampel tanah yang diamati. Keberadaan populasi total mikrob pada budidaya padi dan kedelai untuk semua fase didukung oleh kondisi pengairan yang selalu diatur dengan baik sehingga tidak tergenang dan akar padi berkembang dengan baik dalam menopang pertumbuhan tanaman serta mendukung proses dekomposisi bahan organik yang diberikan ke tanah. Berdasarkan waktu pengamatan, populasi total mikrob saat panen lebih tinggi dibanding saat awal dan fase vegetatif pada semua pola tanam. Peningkatan mikrob saat panen karena bahan organik yang diberikan ke tanah menyebabkan biota tanah berkembang dengan cepat pada kondisi tanah tidak tergenang pada saat tanah mulai kering atau lembab. Hal ini juga diperkuat oleh hasil penelitian Simarmata 2005 yang menunjukkan bahwa penambahan bahan organik sangat efektif untuk meningkatkan aktivitas mikrob tanah heterotrof, yaitu bakteri yang menggunakan senyawa organik sebagai sumber karbon dan energi. Keberadaan populasi total mikrob pada fase panen musim tanam kedua diduga juga disebabkan oleh adanya residu dari musim tanam pertama. Hasil dekomposisi dari residu tanaman musim tanam pertama masih terlihat pada saat pengolahan tanah untuk musim tanam kedua, dan masa dekomposisi baru selesai setelah residu tercampur dengan tanah pada saat umur vegetatif musim tanam kedua.

4.1.2. Total Fungi

Gambar 5 menunjukkan fungi di dalam tanah terdapat dalam berbagai jenis, ukuran dan bentuk yang berbeda. Beberapa spesies muncul sebagai benang- benang dan membentuk seperti koloni, sementara yang lain adalah kelompok yang disebut ragiyeast. Banyak fungi yang membantu tanaman melalui pemecahan bahan organik atau pelepasan nutrien dari mineral tanah. Gambar 5. Koloni fungi pada media Martin Agar MA Fungi umumnya cepat untuk mendekomposisi potongan-potongan besar bahan organik. Beberapa fungi menghasilkan hormon tanaman, sedangkan yang lain menghasilkan antibiotik, termasuk penisilin, bahkan ada jenis fungi yang berbahaya sebagai perangkap nematoda parasit tanaman Cutler and Hill, 1994. Tabel 4 menunjukkan bahwa meskipun tidak nyata, nilai rata-rata populasi total fungi pada tanah dengan pola tanam padi-kedelai dan kedelai-kedelai cenderung memberikan nilai lebih tinggi masing-masing 90,87 dan 57,30 dibanding budidaya padi-padi pada saat musim tanam kedua. Tabel 4. Populasi total fungi pada musim tanam kedua dengan perlakuan dosis pupuk kandang dan pola tanam Dosis Pupuk kandang t ha -1 Pola Tanam Rata-rata Padi-Padi Padi-Kedelai Kedelai-Kedelai -- x 10 3 SPK g -1 tanah BKM -- 20 13,84 30,02 26,13 23,33 A 10 17,92 30,59 23,83 24,12 A Rata-rata 15,88 a 30,31a 24,98 a Keterangan : - Angka yang diikuti oleh huruf besar yang sama pada kolom yang sama dan huruf kecil yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5. SPK=satuan per koloni, BKM=berat kering tanah mutlak. Populasi fungi tinggi pada rotasi tanam padi kedelai diduga karena kondisi pertanaman padi yang cukup lembab telah mendukung pertumbuhan fungi pada musim tanam pertama. Kedelai yang ditanam musim tanam kedua dalam kondisi aerob sehingga lebih mendukung untuk pertumbuhan fungi. Populasi fungi dengan pemberian pupuk kandang dosis 10 t ha -1 menunjukkan hasil yang lebih tinggi sebesar 2,35 dibanding pupuk kandang dosis 20 t ha -1 pada musim tanam kedua. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang dosis 10 t ha -1 Rata-rata populasi total fungi Gambar 6 pada musim tanam kedua nyata lebih tinggi dibandingkan yang ada pada musim tanam pertama kecuali untuk pola tanam padi-padi. Departemen Pertanian 2009 menyatakan praktek pertanian yang baik dengan memberikan pupuk organik yang cukup dan penganekaragaman tanaman penting untuk meningkatkan keragaman sumber makanan dan kondisi lingkungan mikrob tanah. Keberadaan populasi total fungi pada tanaman padi dan kedelai menunjukkan bahwa bahan organik yang diberikan mampu bertindak sebagai aktivator, substrat, sumber energi dan sumber nutrisi bagi mikrob tanah. cukup efisien. Gambar 6. Dinamika populasi total fungi pada pola tanam padi kedelai musim tanam pertama dan musim tanam kedua. Huruf a dan b pada warna yang sama menunjukkan nilai berbeda antara musim tanam pertama dan musim tanam kedua menurut uji t.