Total Fungi Dinamika Populasi Mikrob Tanah

Populasi fungi tinggi pada rotasi tanam padi kedelai diduga karena kondisi pertanaman padi yang cukup lembab telah mendukung pertumbuhan fungi pada musim tanam pertama. Kedelai yang ditanam musim tanam kedua dalam kondisi aerob sehingga lebih mendukung untuk pertumbuhan fungi. Populasi fungi dengan pemberian pupuk kandang dosis 10 t ha -1 menunjukkan hasil yang lebih tinggi sebesar 2,35 dibanding pupuk kandang dosis 20 t ha -1 pada musim tanam kedua. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang dosis 10 t ha -1 Rata-rata populasi total fungi Gambar 6 pada musim tanam kedua nyata lebih tinggi dibandingkan yang ada pada musim tanam pertama kecuali untuk pola tanam padi-padi. Departemen Pertanian 2009 menyatakan praktek pertanian yang baik dengan memberikan pupuk organik yang cukup dan penganekaragaman tanaman penting untuk meningkatkan keragaman sumber makanan dan kondisi lingkungan mikrob tanah. Keberadaan populasi total fungi pada tanaman padi dan kedelai menunjukkan bahwa bahan organik yang diberikan mampu bertindak sebagai aktivator, substrat, sumber energi dan sumber nutrisi bagi mikrob tanah. cukup efisien. Gambar 6. Dinamika populasi total fungi pada pola tanam padi kedelai musim tanam pertama dan musim tanam kedua. Huruf a dan b pada warna yang sama menunjukkan nilai berbeda antara musim tanam pertama dan musim tanam kedua menurut uji t. Tanah yang banyak mengandung bahan organik adalah habitat yang baik untuk fungi. Rotasi tanam dan pemberian pupuk kandang mampu memperbaiki struktur tanah, aerasi tanah lebih baik sehingga populasi fungi meningkat. Fungi bukan penghuni tanah utama, tetapi biomassa fungi mendominasi biomassa mikrob tanah lain karena ukuran jamur lebih besar daripada mikroba lain dan memiliki jaringan miselium. Populasi fungi semakin tinggi saat panen untuk komoditas padi dan kedelai jika dilihat berdasarkan waktu pengamatan. Hal ini karena bahan organik yang diberikan ke tanah, kondisi aerob dan tanah dalam keadaan lembab atau kering. Umumnya fungi lebih toleran pada tanah-tanah kering atau lembab dan kondisi masam sehingga menjadi dekomposer yang dominan pada tanah-tanah tersebut Wild 1993. Total fungi mengalami fluktuasi jika dilihat antar komoditi pada musim tanam pertama. Musim tanam kedua, populasi fungi lebih tinggi saat panen dibanding saat awal dan fase vegetatif terutama pada pola tanam padi-kedelai. Pertumbuhan fungi dominan pada lingkungan dengan kondisi relatif masam. Aerasi yang buruk akibat penggenangan akan sangat menekan pertumbuhan fungi dibandingkan pertumbuhan bakteri. Penelitian di Jepang juga menyebutkan bahwa bakteri dominan dalam tanah yang tergenang, sedangkan fungi lebih banyak pada lahan kering Situmorang Sudadi 2001. Aktivitas mikrob akan terhambat jika lahan dalam proses penggenangan karena fungi tidak dapat tumbuh baik pada kondisi anaerob.

4.1.3. Rhizobium

Pertumbuhan bakteri Rhizobium Gambar 7 dengan ciri-ciri koloni bengkak, mengkilap, opak-semi tembus cahaya dan berlendir. Rhizobium tumbuh cepat dalam media YEMA. Gambar 7. Koloni Rhizobium pada media Yeast Extract Mannitol Agar YEMA Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai rata-rata populasi Rhizobium pada tanah dengan pola tanam kedelai-kedelai lebih tinggi dibanding dengan pola tanam lainnya. Tabel 5. Populasi Rhizobium pada musim tanam kedua dengan perlakuan dosis pupuk kandang dan pola tanam Dosis Pupuk kandang t ha -1 Pola Tanam Rata-rata Padi-Padi Padi-Kedelai Kedelai-Kedelai -- x 10 3 SPK g -1 tanah BKM -- 20 78,57 149,76 166,51 131,61 A 10 59,24 165,02 178,41 134,23 A Rata-rata 68,91 b 157,39 a 172,46 a Keterangan : - Angka yang diikuti oleh huruf besar yang sama pada kolom yang sama dan huruf kecil yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5. SPK=satuan per koloni, BKM=berat kering tanah mutlak. Populasi Rhizobium pada pola tanam kedelai-kedelai dan padi-kedelai nyata lebih tinggi sebesar masing-masing 150,27 dan 128,40 dibanding budidaya padi-padi pada saat musim tanam kedua. Penambatan nitrogen secara simbiotik merupakan interaksi kompleks antara tanaman inang, lingkungan dan bakteri Rhizobium. Hal ini didukung oleh Gray dan Williams 1971 yang mengemukakan bahwa bakteri Rhizobium dalam tanah dapat berkembang apabila ada tumbuhan legum, dan populasinya akan menurun apabila tidak ada tumbuhan legum sehingga dapat mati dalam waktu sekitar 10 tahun. Tanah bekas ditanami kacang-kacangan biasanya mengandung bakteri Rhizobium dan bila tanah tersebut digunakan kembali untuk tanaman kedelai berikutnya maka pertumbuhan kedelai