Analisa Agronomi Tanaman Peubah pengamatan untuk tanaman padi adalah :

27 Formatt ed: Position: Horizontal: 17,56 cm, Relative to: Page, Vertical: 0 cm, Relative to: Paragraph - Jumlah polong Jumlah polong pertanaman diamati dengan menghitung jumlah polong isi dan jumlah polong hampa per sampel tanaman. - Bobot bintil akar per tanaman Pengamatan dilakukan dengan menimbang bintil akar per tanaman - Bobot 100 butir kedelai Pengamatan dilakukan setelah panen dengan menimbang kedelai sebanyak 100 butir Formatt ed: I ndent: Hanging: 1,27 cm, Bulleted + Level: 1 + Aligned at: 0,63 cm + Tab after: 1,27 cm + I ndent at: 1,27 cm, Tab stops: 0,75 cm, List tab + Not at 1,27 cm Formatt ed: Left: 4 cm, Right: 3 cm, Not Different first page header 29

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Dinamika Populasi Mikrob Tanah

Secara umum peubah yang diamati hanya nyata dipengaruhi oleh pola tanam sedangkan pengaruh dosis pupuk dan interaksi antara keduanya tidak nyata. Populasi mikrob tanah cenderung meningkat dengan pola tanam padi-kedelai. Pola tanam dengan menanam tanaman pada lahan yang sama dengan waktu yang berbeda merupakan salah satu pendekatan dalam praktek budidaya tanaman. Beberapa mikrob fungsional seperti Rhizobium, Azotobacter, Azospirillum, mikrob pelarut fosfat dan mikrob sellulotik ditemukan pada masing-masing petak percobaan. Jumlah dan keragaman mikrob ini turut menentukan kesehatan tanah, sedangkan pengelolaan tanah mempengaruhi struktur komunitas mikrob tanah. Salah satu praktek pengelolaan tanah yang baik adalah dengan memberikan pupuk organik pada saat sebelum tanam pada tanah. Penggunaan kompos atau kotoran ternak mampu meningkatkan mikrob di dalam tanah Onfeld et al. 2002, memperbaiki sifat fisik tanah seperti struktur tanah menjadi lebih baik Kennedy dan Smith 1995, keberadaan dan umur spesies tanaman Garland 1996; Grayston et al. 1998 dan rotasi tanaman Villich 1997 adalah faktor kunci determinatif struktur komposisi mikrob tanah. Pupuk organik yang diberikan mampu mendukung pertumbuhan dalam tanah karena mengandung senyawa bioaktif, asam-asam organik, asam amino, vitamin, dan unsur hara makro dan mikro dibutuhkan sebagai sumber energi oleh mikrob dalam tanah. Sehingga pertumbuhan dan perkembangan mikrob meningkat di daerah perakaran. Hasil pengamatan populasi mikrob tanah yang berasal dari contoh tanah tiap petak percobaan mampu tumbuh pada kondisi pH rendah 5-5,2 di lokasi penelitian untuk setiap petak tanah pada saat pengamatan awal sampel tanah.

4.1.1. Total Mikrob

Gambar 3 memperlihatkan koloni bakteri dan fungi yang tumbuh pada media Nutrient Agar. . Gambar 3. Koloni mikrob tanah pada media Nutrient Agar Nilai rata-rata populasi total mikrob pada tanah dengan pola tanam padi- padi lebih rendah dibanding dengan pola tanam lainnya Tabel 3. Tabel 3. Populasi total mikrob pada musim tanam kedua dengan perlakuan dosis pupuk kandang dan pola tanam Dosis Pupuk kandang t ha -1 Pola Tanam Rata-rata Padi-Padi Padi-Kedelai Kedelai-Kedelai -- x 10 6 SPK g -1 tanah BKM -- 20 89,05 165,77 147,77 134,20 A 10 105,17 161,03 141,38 135,86 A Rata-rata 97,11 b 163,41 a 144,58 a Keterangan : - Angka yang diikuti oleh huruf besar yang sama pada kolom yang sama dan huruf kecil yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5. - SPK=satuan per koloni, BKM=berat kering tanah mutlak. Populasi rendah pada tanaman padi didukung oleh penelitian Simarmata dan Yuwariah 2007 yang menunjukkan bahwa tanah sawah dalam kondisi anaerob menyebabkan keanekaragaman hayati biodiversity tanah sangat terbatas sehingga biota tanah yang aerob tidak dapat berkembang. Anwar dan Sudadi 2004 juga menyatakan tanah yang tergenang menyebabkan mikrob aerob dengan cepat mengkomsumsi oksigen yang tersisa dan akhirnya dorman atau mati. Intensifikasi padi sawah dengan sistem tergenang anaerob menyebabkan tidak berfungsinya kekuatan biologis tanah soil biological power serta menghambat perkembangan akar padi, diperkirakan hanya sekitar 25 perakaran padi yang berkembang dengan baik. Populasi mikrob lebih tinggi secara signifikan pada perlakuan rotasi tanam padi-kedelai dibanding dengan penanaman kedelai-kedelai dan padi-padi baik pada pupuk kandang dosis 10 t ha -1 maupun dosis 20 t ha -1 . Pupuk kandang dosis 20 t ha -1 tidak menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata dengan pupuk kandang dosis 10 t ha -1 pada peningkatan populasi total mikrob. Populasi total mikrob sebesar 1,24 pada pupuk kandang dosis 10 t ha -1 meningkat dibanding pemberian pupuk kandang dosis 20 t ha -1 selama musim tanam kedua. Hal ini menunjukkan pupuk kandang dosis 10 t ha -1 Jika dilihat dari musim tanam Gambar 4 populasi mikrob tanah pada musim tanam kedua nyata lebih tingggi dibandingkan yang ada pada musim tanam pertama. Peningkatan tertinggi terjadi pada perlakuan rotasi tanam padi- kedelai. sudah mencukupi kebutuhan hara tanamam. Gambar 4. Dinamika populasi total mikrob pada pola tanam padi kedelai musim tanam pertama dan musim tanam kedua. Huruf a dan b pada warna yang sama menunjukkan nilai berbeda antara musim tanam pertama dan musim tanam kedua menurut uji t. Tanaman kedelai yang ditanam langsung setelah tanaman padi bisa mendapat manfaat dari residu hara tanaman padi. Oleh karena itu kedelai yang