Azospirillum Dinamika Populasi Mikrob Tanah

NH 4 + . Jika dibandingkan dengan bakteri lain, Azospirillum mempunyai kisaran toleransi yang lebih luas terhadap ketersediaan oksigen, tetapi fiksasi N 2 Populasi Azospirillum tidak berbeda nyata dengan pemberian pupuk kandang dosis 10 t ha akan tetap menurun dengan terbatasnya oksigen dalam tanah Rao 1982. -1 dan pupuk kandang dosis 20 t ha -1 . Hal ini menunjukkan bahwa pupuk kandang dosis 10 t ha -1 sudah mencukupi kebutuhan nutrisi Azospirillum di dalam tanah. Alexander 1977 menyatakan bahwa bakteri Azospirillum merupakan penambat N 2 Dinamika populasi Azospirillium Gambar 12 pada musim tanam kedua nyata lebih tinggi dibandingkan yang ada pada musim tanam pertama kecuali pada pola tanam kedelai-kedelai. Pola tanam kedelai-kedelai mengalami penurunan populasi Azospirillium pada musim tanam kedua bila dibandingkan dengan musim tanam pertama dengan penanaman pada lokasi yang sama . Hal ini disebabkan tanaman kedelai bukan simbion dari Azospirillum. Menurut Lestari et al. 2007, Azospirillum bersimbion dengan tanaman padi. Azospirillum mampu menghasilkan hormon asam indol asetat yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman padi yang pada akhirnya menyebabkan peningkatan serapan hara pada tanaman padi sehingga menjadikan populasi bakteri meningkat dan berfungsi lebih aktif. Azospirillum tidak hidup bersimbiosa dengan membentuk bintil akar tanaman legum, namun hanya berasosiasi di sekitar perakaran tanaman khususnya dari famili Graminae seperti Oryza sativa dan sejenisnya. Azospirillum menyukai tanaman padi karena bakteri tersebut menyukai pH 5,7 dan bertekstur liat seperti lahan padi sawah. Hal ini dipertegas oleh Tisdale et al. 1985 yang menyatakan bahwa Azospirillum dapat tumbuh pada tanaman tingkat tinggi seperti padi, rumput-rumputan, sorgum. yang hidup berasosiasi dengan tanaman di dalam akar. Asosiasi antara Azospirillum dan akar tanaman padi mampu meningkatkan efisiensi pupuk kandang. Gambar 12. Dinamika populasi Azospirillum pada pola tanam padi kedelai musim tanam pertama dan musim tanam kedua Huruf a dan b pada warna yang sama menunjukkan nilai berbeda antara musim tanam pertama dan musim tanam kedua menurut uji t. Hasil pengamatan menunjukkan populasi Azospirillum pada budidaya padi dan kedelai meningkat pada saat panen dibanding fase vegetatif berdasarkan waktu pengamatan. Azospirillum dapat meningkatkan efisiensi penyerapan nitrogen dan menurunkan kehilangan akibat pencucian, denitrifikasi atau bentuk kehilangan lain. Keberadaan Azospirillum di dalam tanah sebagai salah satu indikator tanah sehat Rahmawati 2005. Azospirillum menambat nitrogen tanpa membentuk bintil akar. Nitrogen yang ditambat tersebut akan diserap tanaman dalam bentuk NO 3 - dan NH 4 + Amaranthus and Perry 1990.

4.1.6. Mikrob Pelarut Fosfat

Halozone yang terbentuk Gambar 13 menunjukkan terjadinya pelarutan senyawa Ca 3 PO4 2 oleh mikrob pelarut fosfat dalam media pikovskaya. Sebelum terjadi pelarutan Ca-P media pikovskaya menunjukkan warna putih akibat adanya partikel-partikel senyawa Ca 3 PO4 2. Mikrob yang menghasilkan zona terang di sekeling koloni, berarti mempunyai kemampuan menghasilkan asam-asam organik yang berperan di dalam melepaskan ikatan Ca-P menjadi bentuk P yang lebih tersedia Rao 1982. a Koloni MPF b Zona bening pada MPF Zona bening di sekitar koloni isolat MPF merupakan tanda dari adanya aktivitas MPF dalam melarutkan P terikat Gambar 13. Koloni mikrob pelarut fosfat pada media Pikovskaya Alexander 1977 menyatakan bahwa pelarutan senyawa fosfat oleh mikrob pelarut fosfat membutuhkan adanya fosfat dalam tanah untuk pertumbuhannya. Aktivitas fosfatase juga akan bekerja seiring banyaknya P organik, adanya nilai aktivitas fosfatase yang tinggi diduga karena MPF bekerja dengan aktif menghidrolisis P organik yang bersumber dari bahan organik pupuk kandang. Pada gambar 13 terlihat bahwa fungi pelarut fosfat tidak dijumpai pada tanah yang diisolasi. Hal ini bukan berarti pada tanah Cikarawang tidak dijumpai fungi pelarut fosfat, tetapi keberadaan fungi tersebut tidak dapat terdeteksi. Tidak terdeteksinya fungi pelarut fosfat tidak hanya disebabkan oleh rendahnya populasi mikrob tersebut di alam tetapi juga oleh karena kelemahan metode penetapan populasi dengan medium pikovskaya. Medium pikovskaya menggunakan sumber P dari Ca 3 PO4 2 Tabel 8 menunjukkan bahwa nilai rata-rata populasi MPF pada tanah dengan pola tanam padi-kedelai lebih tinggi dibanding dengan pola tanam lainnya. dengan pH 7,5 menyebabkan bakteri tumbuh lebih dominan dan berkembang dengan cepat, sementara pertumbuhan fungi tertekan. Tabel 8. Populasi mikrob pelarut fosfat pada musim tanam kedua dengan perlakuan dosis pupuk kandang dan pola tanam Dosis Pupuk kandang t ha -1 Pola Tanam Rata-rata Padi-Padi Padi-Kedelai Kedelai-Kedelai -- x 10 3 SPK g -1 tanah BKM -- 20 65,87 118,48 93,01 92,45 A 10 70,82 107,53 99,41 92,59 A Rata-rata 68,35 b 113,00 a 96,21 a Keterangan : - Angka yang diikuti oleh huruf besar yang sama pada kolom yang sama dan huruf kecil yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5. SPK=satuan per koloni, BKM=berat kering tanah mutlak. Dinamika populasi MPF rendah pada pola tanam padi-padi, hal ini diduga karena MPF bersifat aerob sehingga pertumbuhannya terhambat pada kondisi pertanaman padi yang sering tergenang. Hal ini didukung oleh Taha et al. 1969 yang menyatakan MPF yang diisolasi dari rizosfer tanah termasuk dalam golongan mikrob aerob. Pal 1998 juga menyatakan bahwa ketersediaan fosfor dalam ekosistem tanah juga sangat tergantung dari adanya MPF. Mikrob tersebut berperan mengubah fosfat yang sukar tersedia menjadi tersedia bagi tanaman. Populasi MPF tertinggi pada tanah dengan rotasi tanam disebabkan nutrisi yang dihasilkan akan beragam dan kualitasnya lebih baik sehingga populasi MPF juga meningkat. Populasi MPF tidak berbeda nyata pada pemberian pupuk kandang dengan dosis 20 t ha -1 dan pupuk kandang dosis 10 t ha -1 . Berdasarkan hasil tersebut, pemberian pupuk kandang dosis 10 t ha -1 Populasi MPF Gambar 14 pada musim tanam kedua tidak nyata dibandingkan yang ada pada musim tanam pertama. Hal ini diduga MPF tidak dapat berkembang pada tanah yang selalu tergenang seperti pada musim tanam lebih efisien.