Pajak Penghasilan PPh Pajak Bumi dan Bangunan PBB

yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Menurut Mardiasmo 2006, pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbal yang langsung dapat ditunjuk dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum.

2.7.2 Fungsi Pajak

Fungsi pajak terbagi menjadi dua, yaitu: 1. Fungsi budgetair Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah yang digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya. 2. Fungsi mengatur Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

2.7.3. Jenis Pajak

Menurut Mardiasmo 2006, pengenaan pajak di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu:

1. Pajak Pusat

Pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai pengeluaran rumah tangga negara. Adapun yang termasuk kedalam pajak pusat, diantaranya:

A. Pajak Penghasilan PPh

Undang-undang No. 7 Tahun 1984 tentang Pajak Penghasilan berlaku sejak 1 Januari 1984. Undang-undang ini telah beberapa kali mengalami perubahan dan terakhir kali diubah dengan Undang-undang No.17 Tahun 2000. Undang- undang Pajak Penghasilan PPh mengatur tentang pajak atas penghasilan laba yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan. Undang-undang PPh menganut asas materiil, artinya penentuan mengenai pajakyang terutang tidak tergantung kepada surat ketetapan pajak Mardiasmo, 2006. Pajak Penghasilan dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diperolehnya dalam tahun pajak tertentu, subjek pajaknya terdiri dari: a. Orang pribadi Pajak yang dibebankan kepada orang pribadi, seperti pajak yang dipotong dari gaji bulanan yang diterima orang pribadi. b. Badan, salah satu contohnya adalah Perseroan Terbatas PT. B. Pajak Pertambahan Nilai PPN Pajak Pertambahan Nilai PPN adalah salah satu jenis pajak yang dikelola oleh Pemerintah Pusat dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak DJP. Pajak Pertambahan Nilai PPN termasuk jenis pajak tidak langsung, yaitu proses pemungutan pajak yang beban pajaknya dapat dilimpahkan kepada pihak lain. Berdasarkan ketentuan, semua barang dan jasa pada hakikatnya adalah Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak sehingga dikenakan Pajak Pertambahan Nilai PPN, kecuali jenis barang dan jasa tertentu, sebagaimana telah ditetapkan dalam Pasal 4A Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai PPN dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah PPnBM, yang selanjutnya mengalami perubahan menjadi Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000.

C. Pajak Bumi dan Bangunan PBB

Bumi meliputi permukaan bumi dan bagian tubuh bumi yang terletak dibawahnya, yang termasuk permukaan bumi adalah tanah dan perairan. Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan atau perairan Mardiasmo, 2006. Dasar hukum Pajak Bumi dan Bangunan PBB adalah Undang-undang No. 12 Tahun 1985 yang telah diubah dengan Undang-undang No. 12 Tahun 1994. Adapun asas Pajak Bumi dan Bangunan adalah sebagai berikut: a. Adanya kepastian hukum b. Memberikan kemudahan dan kesederhanan c. Mudah dimengerti dan adil d. Menghindari pajak berganda Bangunan atau tanah yang tidak dikenakan pajak, antara lain: a. Bangunan yang semata-mata digunakan untuk melayani kepentingan umum, misalnya: mesjid, gereja, rumah sakit, museum, dan lain-lain. b. Tanah yang digunakan untuk peninggalan sejarah, tempat pemakaman, hutan lindung, taman nasional, dan tanah Negara yang belum dibebani suatu hak.

D. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan BPHTB