20.62 Efisiensi reproduksi dan produksi susu sapi friesian holstein (fh) pada generasi induk dan generasi keturunannya

81 utama yang menyebabkan selang beranak yang panjang waktunya. Sapi FH generasi F3 mempunyai masa kosong paling lama sehingga menyebabkan selang beranak paling lama. Persentase selang beranak sapi FH di BBPTU tertinggi adalah antara 330- 360 hari 11-12 bulan untuk generasi Induk, F1 dan F2. Sapi FH generasi F3 mempunyai selang beranak tertinggi 361-390 hari 12-13 bulan. Selang beranak yang diharapkan adalah 12-13 bulan dan ternyata sapi FH di BBPTU mempunyai rataan selang beranak 14-15 bulan. Tabel 23 memperlihatkan bahwa selang beranak 14-15 bulan 421-450 hari mempunyai persentase yang rendah, tetapi karena persentase selang beranak lebih dari 450 hari 15 bulan lebih dari 50 maka rataan selang beranak sekitar 14-15 bulan. Sebaran nilai persentase selang beranak sapi FH di BBPTU dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23 Persentase selang beranak sapi FH di BBPTU setiap generasi Selang Beranak bulan Induk F1 F2 F3 330-360

14.56 20.62

17.49 16.67 361-390 14.32 9.79 13.00 19.44 391-420 10.68 9.79 10.31 5.56 421-450 8.25 9.54 10.31 5.56 451-480 10.68 9.54 10.76 8.33 481-510 6.55 6.19 4.93 5.56 511-540 6.55 6.70 4.04 8.33 541-570 5.58 5.93 6.28 8.33 571-600 3.64 4.12 3.59 5.56 601-630 3.88 4.64 3.14 2.78 631-660 2.18 2.06 4.48 - 660 13.11 11.08 11.66 13.89 Keterangan: nilai tertinggi ditunjukkan pada penebalan warna hitam Selang beranak yang lebih lama akan menyebabkan waktu yang digunakan untuk memproduksi susu umur produktif sapi tersebut berkurang sehingga menurunkan produktivitas produksi susu. Lama selang beranak sapi FH generasi F3 di BBPTU adalah 457.15 hari 15.24 bulan lebih pendek bila dibandingkan sapi FH di daerah lain di Indonesia seperti yang disebut oleh Sudono et al. 2005 pada peternakan di daerah Pangalengan, Lembang, Rowo 82 Seneng dan Cirebon yaitu 465, 462, 429 dan 470 hari. Sapi FH di BBPTU, Pengalengan, Lembang, Rowo Seneng dan Cirebon berada di wilayah yang beriklim tropis, berarti lama selang beranak dapat dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban yang tinggi sesuai dengan kondisi lingkungan di daerah tropis. Lama selang beranak berhubungan dengan kemampuan sapi beranak kembali sehingga berhubungan dengan kemampuan reproduksi untuk terjadinya kebuntingan kembali. Lama selang beranak sapi-sapi di BBPTU untuk semua generasi lebih panjang daripada yang dianjurkan oleh para ahli. Menurut Sudono et al. 2005 dan Izqulerdo et al. 2008 lama selang beranak calving interval yang optimal untuk sapi perah adalah 12-13 bulan. Lama selang beranak yang dianjurkan adalah terdiri atas lama masa kosong 3-4 bulan dan lama masa bunting 9 bulan. Lama masa bunting pada sapi FH adalah sudah pasti sehingga yang akan diatur secara manajemen adalah pengaturan lama masa kosong. Service per conception dan lama masa kosong merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan lama selang beranak. Sapi FH di BBPTU mempunyai lama masa kosong lebih dari 90 hari 162.42 hari akan tetapi mempunyai rataan SC yang tergolong normal yaitu kurang dari 2.0. Lama masa kosong sapi FH di BBPTU lebih besar pengaruhnya sehingga menyebabkan selang beranak menjadi lebih lama dari yang disarankan. Menurut Hardjopranjoto 1995 salah satu ukuran yang menandakan adanya gangguan reproduksi pada suatu peternakan sapi khususnya sapi perah adalah masa kosong yang melebihi 120 hari. Lama selang beranak untuk semua generasi adalah lebih lama dari 400 hari 13.30 bulan dan hal tersebut memperlihatkan bahwa sapi FH di BBPTU mengalami gangguan reproduksi. Rataan lama selang beranak sapi FH di BBPTU mengalami penurunan dari periode laktasi pertama sampai dengan periode laktasi ke 3 dan pada periode laktasi berikutnya tidak stabil. Lama selang beranak untuk masing-masing generasi yaitu Induk, F1, F2 dan F3 mempunyai pola yang sama yaitu terjadi penurunan sampai periode laktasi ke tiga. Hal tersebut memperlihatkan terjadinya perbaikan lama waktu selang beranak atau terjadi peningkatan efisiensi reproduksi dari laktasi pertama sampai laktasi ke 3 walaupun lama selang 83 beranak diatas 400 hari. Selang beranak sapi FH di BBPTU untuk laktasi 1, 2 dan 3 berturut-turut adalah 467.50 hari, 442.74 hari dan 423.87 hari lebih lama daripada yang dikemukakan oleh Turkylenaz 2005 yaitu selang beranak pada laktasi 2, 3, 4 dan 5 adalah berturut-turut 396.2 hari, 389.9 hari, 393.5 hari, 384.5 hari dan 380.0 hari. Lama selang beranak di BBPTU untuk masing-masing periode laktasi mempunyai pola yang semakin menurun sampai dengan laktasi ke 3 dan ternyata mempunyai pola yang sama dengan lama masa kosongnya. Lama masa kosong di BBPTU mempunyai pola yang semakin menurun dari periode laktasi pertama 169.72 hari sampai dengan laktasi ke enam 139.19 hari. Sapi-sapi di BBPTU memerlukan perpendekan lama masa kosong untuk mengurangi lama masa kosong dengan meningkatkan aktivitas manajemen reproduksi. Menurut Murray 2009 selang beranak yang baik adalah 12.5 bulan dan dibutuhkan perbaikan apabila selang beranak melebihi 13 bulan. Produksi Susu Sapi FH generasi F3 mempunyai data produktivitas yang kurang dibandingkan data sapi FH generasi lainnya. Sapi generasi F3 hanya mempunyai masa laktasi 2 periode laktasi dan pada periode laktasi ke 2 ada 2 sampel data. Masa laktasi sapi FH generasi F3 belum mencapai periode laktasi tertinggi yaitu pada periode laktasi ke 3, sehingga sapi FH generasi F3 belum dapat memperlihatkan potensi produksi susu yang sesungguhnya. Rekik et al. 2003 menyatakan sapi FH yang dipelihara di Tunisia benua Afrika mempunyai total produksi susu tertinggi pada laktasi ke tiga. Menurut Atashi et al. 2009 pencapaian puncak produksi susu tertinggi pada periode laktasi ke tiga. Produktivitas pada sapi FH dapat juga diketahui berdasarkan produksi susu yang dihasilkan. Indikator yang digunakan untuk mengetahui produktivitas berdasarkan produksi susu adalah masa laktasi, produksi susu lengkap, produksi susu harian, kurva produksi susu, persistensi produksi susu dan masa kering. 84 Masa Laktasi Sapi perah akan menghasilkan atau memproduksi air susu setelah beranak dan tetap memproduksi air susu walaupun anaknya telah disapih atau tidak dipelihara bersama induknya. Masa laktasi adalah masa atau lama waktu yang terjadi saat induk sapi perah memproduksi air susu dimulai setelah beranak sampai dengan sapi perah tersebut dihentikan pemerahannya masa kering. Menurut Sudono et al. 2005 masa laktasi adalah periode sapi selama menghasilkan air susu yaitu antara waktu beranak dengan masa kering. Keterangan : n= jumlah sampel Pada Tabel 24 rataan masa laktasi sapi-sapi di BBPTU adalah 290.10 hari. Masa laktasi pada Induk, generasi F1, F2 dan F3 berturut-turut adalah 299.59, 277.44, 287.86 dan 279.96 hari. Secara statistik tidak terdapat perbedaan masa Tabel 24 Rataan masa laktasi sapi FH di BBPTU Laktasi Induk hari F1 hari F2 hari F3 hari Rataan Laktasi hari 1 329.18±138.20 299.22±156.23 293.86±163.02 285.57±147.92 306.30±152.08 n=107 n=150 n=73 n=23 n=353 2 312.71±13921 270.91±142.62 299.46±156.25 215.50±33.23 295.05±144.21 n=124 n=94 n=54 n=2 n=274 3 302.18±160.10 270.59±142.78 289.25±154.81 289.62±153.60 n=98 n=64 n=36 n=198 4 307.99±122.25 227.85±153.15 282.57±121.11 280.29±135.65 n=74 n=40 n=21 n=135 5 265.04±134.41 276.88±159.85 191.86±109.87 262.52±141.46 n=48 n=26 n=7 n=81 6 247.15±134.19 222.67±159.63 201.50±146.37 239.13±138.70 n=34 n=12 n=2 n=48 7 270.76±149.42 391.25±122.31 345.00 296.05±146.65 n=17 n=4 n=1 n=22 8 216.11±165.13 261.00 72.00 207.09±154.93 n=9 n=1 n=1 n=11 9 251.00±195.71 251.00±195.71 n=5 n=5 Rataan Generasi 299.59±144.63 277.44±151.54 287.86±153.54 279.96±143.11 290.10±148.01 n=516 n=391 n=195 n=25 n=1127 85 laktasi untuk semua generasi sapi FH di BBPTU. Secara deskriptif diperlihatkan bahwa generasi Induk sapi FH di BBPTU memiliki masa laktasi yang lebih lama lebih panjang daripada generasi keturunannya dan masa laktasi semakin pendek waktunya pada generasi keturunan, sehingga generasi F3 mempunyai masa laktasi yang terpendek. Secara keseluruhan sapi FH di BBPTU memiliki rataan masa laktasi kurang dari 305 hari. Menurut Blakely dan Bade 1991 masa laktasi yang normal adalah 305 hari dengan 60 hari masa kering selang beranak 365 hari. Sapi FH di BBPTU tersebut mempunyai kemampuan memproduksi susu yang lebih rendah daripada sapi FH daerah asalnya karena mempunyai masa laktasi kurang dari 305 hari. Sapi FH di BBPTU mempunyai rataan masa laktasi 290.10 hari. Masa laktasi tersebut lebih rendah dari 305 hari karena terjadi 40-50 sapi FH yang mempunyai masa laktasi kurang dari 300 hari untuk semua generasi keturunan. Sapi FH generasi F3 mempunyai 30.43 masa laktasi selama 150-200 hari,

Dokumen yang terkait

Efisiensi reproduksi dan produksi susu sapi friesian holstein (fh) pada generasi induk dan generasi keturunannya

0 3 161

Potensi Genetik Produksi Susu Sapi Friesian Holstein Betina di BBPTU-Sapi Perah Baturraden, Purwokerto

0 2 92

Efek Challenge Feeding terhadap Produksi dan Kualitas Susu Sapi Perah Friesian Holstein (FH) Akhir Laktasi Di KUNAK Cibungbulang-Bogor

0 5 35

Status Kecernaan Pakan dan Produksi Susu Induk Sebagai Indikator Pertumbuhan Pedet pada Sapi Perah (Friesian Holstein) di KPBS Pangalengan

0 2 29

Subsitusi Konsentrat Komersil dengan Tepung Indigofera (Indigofera sp.) untuk Konsumsi Pakan, Kecernaan dan Produksi Susu Sapi Friesian Holstein (FH)

0 11 28

Nilai Ekonomi Produksi Susu Induk Sapi Friesian Holstein Berdasarkan Most Probable Producing Ability (MPPA).

0 9 34

Ripitabilitas dan MPPA Produksi Susu 305 Hari Sapi Perah Friesian Holstein (FH) yang Dihasilkan dari Keturunan Pejantan Impor di BBPTU HPT Baturraden.

0 1 1

TAMPILAN PRODUKSI SUSU DAN KOMPONEN METABOLISME TUBUH SAPI PERAH FRIESIAN HOLSTEIN (FH) AKIBAT PERBEDAAN KUALITAS RANSUM - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 86

EFISIENSI DAN PERSISTENSI PRODUKSI SUSU PADA SAPI FRIESIAN HOLSTEIN AKIBAT IMBANGAN HIJAUAN DAN KONSENTRAT BERBEDA - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 2

EFISIENSI DAN PERSISTENSI PRODUKSI SUSU PADA SAPI FRIESIAN HOLSTEIN AKIBAT IMBANGAN HIJAUAN DAN KONSENTRAT BERBEDA - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 13