208.12 Efisiensi reproduksi dan produksi susu sapi friesian holstein (fh) pada generasi induk dan generasi keturunannya

50 Bobot sapih atau bobot badan saat sapi-sapi FH di BBPTU berumur 4 bulan adalah 91.23 kg. Secara deskriptif terlihat kenaikan bobot sapih dari generasi Induk 89.76 kg ke generasi F3 92.99 kg Tabel 7. Bobot badan sapi FH tersebut saat umur 12 bulan adalah 208.88 kg, lebih ringan dari pernyataan Anggraeni et al. 2008 yang mengamati sapi FH di wilayah Lembang Jawa Barat yaitu saat sapi FH berumur 11-12 bulan memiliki bobot badan hasil konversi, bukan penimbangan langsung adalah 295 ± 49.3 kg. Tabel 7 Rataan bobot badan sapi FH di BBPTU Generasi Jumlah n ekor Bobot Lahir kg Bobot Sapih kg Bobot 12 bln kg Bobot 14 bln kg Bobot 16 bln kg Bobot 18 bln kg PBB Harian kg Induk 28 38.1 89.76 203.93 246.52 282.37 311.81 a 0.51 F1 110 39.74 90.27 208.89 243.31 279.78 319.3 a 0.52 F2 96 39.37 92.04 210.72 250.35 286.14 315.99 a 0.51 F3 45 40.01

92.99 208.12

240.59 273.81 312.23 b 0.50 Rataan 39.49 91.23 208.88 245.67 281.44 316.42 0.51 Keterangan: nilai tertinggi ditunjukkan pada penebalan warna hitam Sapi-sapi FH di BBPTU mempunyai Pertambahan Bobot Badan PBB per hari yang sama sampai sapi tersebut berumur 18 bulan untuk semua generasi. Hasil uji t T Test memperlihatkan bahwa sapi FH tersebut tidak mempunyai perbedaan bobot badan untuk semua generasi sampai dengan berumur 14 bulan. Bobot badan sapi FH umur 16 bulan mempunyai perbedaan untuk generasi F2 dan F3 yaitu generasi F3 mempunyai bobot badan yang lebih ringan. Sapi-sapi FH tersebut sudah dapat dikawinkan ketika berumur 16 bulan karena telah mempunyai rataan bobot badan semua generasi 281.44 kg. Standar bobot badan untuk umur kawin pertama untuk wilayah Indonesia dapat mengacu pada pendapat Sudono et al. 2005 yaitu 275 kg. Sapi FH generasi Induk, F1 dan F2 mempunyai bobot badan umur 16 bulan masing-masing 282.37 kg, 279.78 dan 286.14 kg sehingga sudah dapat dikawinkan. Sapi FH generasi F3 mempunyai bobot badan umur 16 bulan adalah 273.81 kg masih sedikit lebih ringan dari Standar. Sapi FH di Jepang sudah dapat dikawinkan pada umur 15-16 bulan sesuai dengan standar Yamada 1992 dengan bobot badan 350-400 kg. 51 Sapi FH di BBPTU dikawinkan pertama kali berdasarkan pengolahan data adalah berumur 18-20 bulan. Sapi FH di BBPTU mempunyai rataan bobot badan semua generasi keturunan saat umur 18 bulan adalah 316.42 kg. Sapi FH generasi F3 dikawinkan pertama kali lebih tua dari generasi lainnya yaitu umur 20 bulan walaupun mempunyai bobot badan yang sama pada umur 18 bulan. Bobot badan sapi FH ketika dikawinkan tersebut lebih berat dari Sudono et al. 2005 yaitu 275 kg akan tetapi lebih ringan dari standar sapi FH yang dikawinkan di Jepang menurut Yamada 1992 yaitu 350-400 kg. Faktor-faktor Efisiensi Reproduksi Umur Kawin Pertama Sapi dara akan memasuki dewasa kelamin apabila telah mengalami berahi pertama. Berahi pertama akan tercapai apabila faktor lingkungan terutama pemberian pakan dapat dimaksimalkan dan pengaruh iklim sekitarnya dapat dikurangi. Sapi dara yang mengalami berahi pertama kali sebaiknya jangan dikawinkan terlebih dahulu karena bobot badannya belum mencapai bobot dewasa tubuh dan untuk memberikan tambahan waktu bagi proses pertumbuhan ambing, alat dan saluran reproduksi. Sapi FH dara yang mengalami berahi pertama mempunyai alat dan saluran reproduksi yang belum berkembang sempurna dan belum dapat dikawinkan karena masih mempunyai bobot badan yang belum sesuai dengan bobot badan pada saat kawin pertama. Kawin pertama dapat ditunda untuk memberikan kesempatan pertumbuhan dan perkembangan alat dan saluran reproduksi yang lebih baik. Pada saat berahi sapi akan memproduksi hormon progesterone dan estrogen yang berguna untuk perkembangan ambing terutama untuk perkembangan alveolus dan saluran-saluran di dalam ambing. Umur kawin pertama pada sapi dara sebaiknya dilakukan setelah sapi dara tersebut telah mencapai bobot dewasa tubuh yaitu berumur 15 bulan dengan bobot badan 275 kg Sudono et al. 2005. Umur kawin pertama pada sapi FH dara dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Penampilan individu dapat tercapai dengan baik dan 52 maksimal apabila potensi genetik individu sapi FH dapat dimaksimalkan dengan mengendalikan faktor lingkungan karena penampilan adalah hasil interaksi faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor lingkungan adalah kondisi sekitar suhu dan kelembaban, pemberian pakan dan manajemen pemeliharaan. Umur kawin pertama sebaiknya sesuai dengan yang disarankan oleh Sudono et al. 2005 yaitu bobot badan 275 kg dan apabila lebih, maka dapat diduga bahwa pencapaian bobot badan untuk siap kawin pertama lebih lama. Indikator melakukan perkawinan pertama pada sapi FH adalah saat mencapai bobot badan 275 kg. Bobot badan tersebut seharusnya dapat dicapai pada saat sapi FH berumur 15 bulan. Sapi FH dara perlu mendapatkan perbaikan manajemen pemeliharaan apabila umur pencapaian bobot badan untuk siap melakukan kawin lebih lama dari yang disarankan. Bobot badan siap kawin sapi FH sangat dipengaruhi manajemen pemberian pakan, suhu dan kelembaban pada lingkungan sekitarnya. Keterangan : n= jumlah sampel Sapi-sapi FH dara di BBPTU mulai dikawinkan setelah berumur 18 bulan, tetapi terdapat sapi dara yang dikawinkan saat berumur 20 bulan Tabel 8. Sapi generasi keturunan F1 sedikit lebih muda dikawinkan 18.47 bulan dibandingkan Induknya 18.70 bulan, akan tetapi keturunannya F2 yaitu 18.87 bulan dan keturunan F3 yaitu 20.05 bulan, lebih tua untuk dikawinkan pertama kali. Umur Tabel 8 Rataan umur kawin pertama dan umur beranak pertama sapi FH di BBPTU Generasi Umur Kawin Pertama Umur Beranak Pertama Hari Bulan Hari Bulan Induk 560.92 ± 162.03 18.70 ± 5.40 968.94 ± 259.45 32.30 ± 8.65 n=114 n= 114 F1 554.01 ± 210.50 18.47 ± 7.02 917.29 ± 209.93 30.58 ± 7.00 n= 126 n= 126 F2 596.08 ± 219.55 19.87 ± 7.32 964.15 ± 254.36 32.14 ± 8.48 n= 65 n= 65 F3 601.48 ± 216.43 20.05 ± 7.21 991.57 ± 182.95 33.05 ± 6.10 n= 23 n= 23 53 kawin pertama bertambah tua pada generasi keturunannya dan semakin meningkat atau bertambah tua pada generasi F3. Sapi FH dara mempunyai umur kawin yang beragam dengan persentase yang berbeda untuk masing-masing golongan umur dan generasi keturunan. Sapi FH generasi Induk, F1 dan F2 mempunyai persentase umur kawin pertama tertinggi pada umur 16-18 bulan Tabel 9 sedangkan generasi F3 pada umur 19- 21 bulan. Sapi FH dara di BBPTU sudah ada yang dikawinkan pertama kali ketika berumur dibawah 15 bulan yaitu sekitar 20 untuk semua generasi keturunan. Sapi FH dara dikawinkan pertama berumur 24 bulan tergolong tidak baik mempunyai nilai sekitar 10 untuk semua generasi. Umur kawin pertama sapi-sapi FH dara dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah pencapaian bobot badan pada saat akan dikawinkan. Sapi FH dara generasi Induk dan keturunannya ternyata mempunyai pertambahan bobot badan yang sama dan pencapaian bobot badan yang sama Tabel 7, kecuali bobot badan generasi F3 yang lebih rendah pada umur 16 bulan. Tabel 9 Persentase umur kawin pertama sapi FH di BBPTU setiap generasi Umur kawin Pertama bulan Induk F1 F2 F3 13 15.31 8.40 7.69 13.04 13-15 13.27 10.92 10.77 8.70 16-18

28.57 32.77

Dokumen yang terkait

Efisiensi reproduksi dan produksi susu sapi friesian holstein (fh) pada generasi induk dan generasi keturunannya

0 3 161

Potensi Genetik Produksi Susu Sapi Friesian Holstein Betina di BBPTU-Sapi Perah Baturraden, Purwokerto

0 2 92

Efek Challenge Feeding terhadap Produksi dan Kualitas Susu Sapi Perah Friesian Holstein (FH) Akhir Laktasi Di KUNAK Cibungbulang-Bogor

0 5 35

Status Kecernaan Pakan dan Produksi Susu Induk Sebagai Indikator Pertumbuhan Pedet pada Sapi Perah (Friesian Holstein) di KPBS Pangalengan

0 2 29

Subsitusi Konsentrat Komersil dengan Tepung Indigofera (Indigofera sp.) untuk Konsumsi Pakan, Kecernaan dan Produksi Susu Sapi Friesian Holstein (FH)

0 11 28

Nilai Ekonomi Produksi Susu Induk Sapi Friesian Holstein Berdasarkan Most Probable Producing Ability (MPPA).

0 9 34

Ripitabilitas dan MPPA Produksi Susu 305 Hari Sapi Perah Friesian Holstein (FH) yang Dihasilkan dari Keturunan Pejantan Impor di BBPTU HPT Baturraden.

0 1 1

TAMPILAN PRODUKSI SUSU DAN KOMPONEN METABOLISME TUBUH SAPI PERAH FRIESIAN HOLSTEIN (FH) AKIBAT PERBEDAAN KUALITAS RANSUM - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 86

EFISIENSI DAN PERSISTENSI PRODUKSI SUSU PADA SAPI FRIESIAN HOLSTEIN AKIBAT IMBANGAN HIJAUAN DAN KONSENTRAT BERBEDA - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 2

EFISIENSI DAN PERSISTENSI PRODUKSI SUSU PADA SAPI FRIESIAN HOLSTEIN AKIBAT IMBANGAN HIJAUAN DAN KONSENTRAT BERBEDA - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 13