2.2. Tinjauan Empiris
Untuk mendukung penelitian yang akan dilakukan, maka ada beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Penelitian terdahulu
bertujuan untuk membandingkan dan memperkuat hasil analisis yang dilakukan yang merujuk dari beberapa studi, baik yang berkaitan langsung maupun tidak
langsung. Studi mengenai kinerja keuangan pemerintah daerah pernah dilakukan
oleh Ekawarna, Sam, Rahayu 2009 terhadap kinerja APBD Kabupaten Muaro Jambi. Dari studi tersebut diperoleh hasil bahwa rasio efektivitas tinggi, rasio
efisiensi rendah, rasio pertumbuhan semakin meningkat, sedangkan rasio kemandirian dan rasio aktivitas masih rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
kinerja APBD pemerintah daerah Kabupaten Muaro Jambi belum baik. Selain itu ada pula studi yang dilakukan oleh Ronald dan Sarmiyatiningsih 2010 terhadap
kinerja keuangan dan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kulon Progo. Hasil studi tersebut menyatakan bahwa setelah diberlakukannya otonomi daerah, rasio
efisiensi belanja cenderung menurun. Artinya belanja daerah cenderung efisien sehingga pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan meskipun dalam angka
yang relatif kecil. Ada beberapa studi mengenai peran infrastruktur dalam perekonomian.
Pertama, studi yang dilakukan oleh Bernt dan Hansson 1991 yang mengemukakan bahwa peningkatan pelayanan infrastruktur dapat mengurangi
biaya produksi. selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh World Bank 1994 menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi sebesar satu persen ternyata terkait erat
dengan pertumbuhan ketersediaan pelayanan infrastruktur sebesar satu persen pula.
Penelitian-penelitian yang mengukur elastisitas ketersediaan infrastruktur terhadap perekonomian dilakukan Canning 1999, Calderon dan Serven 2002
serta Marianne Fay dan Tito Yepes 2003. Berbagai studi tersebut menunjukkan bahwa investasi infrastruktur berdampak signifikan dan positif terhadap
perekonomian. Kemudian penelitian mengenai dampak infrastruktur terhadap perekonomian di Indonesia dilakukan oleh Purnomo 2009, khususnya di
Kabupaten Bekasi. Dari penelitian yang menggunakan metode OLS tersebut diperoleh hasil bahwa infrastuktur berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Bekasi. Adapun studi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan di
Indonesia dilakukan oleh Usman, Sinaga, Siregar 2006. Studi tersebut menunjukkan bahwa adanya penurunan kualitas infrastruktur jalan mengakibatkan
kemiskinan semakin bertambah. Faktor komunitas infrastruktur yang juga penting adalah akses listrik. Hasil analisis membuktikan bahwa baik di tahun 1999
maupun 2002 rumah tangga yang tidak memiliki akses terhadap listrik akan menambah peluang menjadi miskin. Sehingga salah satu hal yang harus mendapat
perhatian pemerintah pusat maupun daerah dalam penanggulangan kemiskinan adalah infrastruktur. Studi lainnya dilakukan oleh Tumiwa dan Imelda 2011
mengenai kemiskinan energi. Dari studi tersebut diperoleh hasil bahwa pembangunan secara sosial dan ekonomi hanya akan tercipta jika dan hanya jika
akses kepada energi tersedia dengan kualitas yang baik, harga terjangkau, pasokan
terjamin, serta teknologi yang digunakan dapat diterima oleh masyarakat pengguna.
2.3. Kerangka Penelitian Konseptual