Definisi Anggaran Keuangan Daerah

kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat. Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu sistem terintegrasi yang diwujudkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD yang setiap tahun ditetapkan dengan peraturan daerah.

2.1.1.1. Definisi Anggaran

Mardiasmo 2002 mendefinisikan anggaran sebagai sebuah proses yang dilakukan oleh organisasi sektor publik untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya pada kebutuhan-kebutuhan yang tidak terbatas. Pengertian tersebut mengungkapkan peran strategis anggaran dalam pengelolaan kekayaan sebuah organisasi sektor publik yang bertujuan untuk memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat. Anggaran dapat juga dikatakan sebagai pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu dalam ukuran finansial. Sedangkan menurut Suparmoko 2002, anggaran merupakan suatu alat perencanaan mengenai pengeluaran dan pendapatan pada masa yang akan datang, umumnya disusun untuk masa satu tahun. Anggaran juga berfungsi sebagai alat kontrol atau pengawasan, baik terhadap pendapatan maupun pengeluaran pada masa yang akan datang . Anggaran publik berisi rencana kegiatan yang direpresentasikan dalam bentuk rencana perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan moneter. Anggaran sektor publik merupakan instrumen akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai dengan uang publik. Anggaran sektor publik menggambarkan kegiatan pemerintah dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai stakeholder. Oleh sebab itu setiap anggaran publik harus berpihak kepada kepentingan rakyat. Anggaran menjadi sangat esensial dalam upaya menghapus kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penyusunan anggaran harus sesuai dengan prinsip- prinsip yang diterima secara umum Mardiasmo, 2002. Di Indonesia, anggaran publik direpresentasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah menurut Mamesah dalam Purbadharmaja 2007 didefinisikan sebagai rencana operasional keuangan pemerintah daerah. APBD tersebut di satu pihak menggambarkan perkiraan pengeluaraan guna membiayai kegiatan-kegiatan dan proyek-proyek dalam satu tahun anggaran tertentu. Di pihak lain, APBD juga menggambarkan perkiraan pendapatan dan sumber-sumber pendapatan daerah guna menutupi pengeluaran-pengeluaran yang dimaksud. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah harus disiapkan oleh pemerintah daerah dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah Perda atas persetujuan DPRD selambat-lambatnya satu bulan setelah ditetapkannya APBN. Perubahan APBD dimungkinkan dan ditetapkan dengan Perda selambat- lambatnya tiga bulan sebelum tahun anggaran berakhir. Selanjutnya perhitungan APBD ditetapkan dengan Perda selambat-lambatnya tiga bulan setelah berakhirnya tahun anggaran yang bersangkutan. Akhirnya, APBD yang telah ditetapkan dengan Perda disampaikan kepada gubernur bagi pemerintah kabupatenkota dan kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri bagi pemerintah provinsi untuk diketahui Purbadharmaja, 2007. Tabel 2.1. berikut menunjukkan struktur APBD yang terdiri dari tiga bagian besar, yaitu pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Berdasarkan Undang- Undang No. 33 Tahun 2004, Pendapatan Daerah merupakan hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun bersangkutan. Belanja daerah merupakan semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Sedangkan pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali danatau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya. Tabel 2.1. Struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD Pendapatan Belanja Pendapatan Asli Daerah Belanja Tidak Langsung Pajak Daerah Belanja Pegawai Retribusi Daerah Belanja Bunga Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Belanja Subsidi Belanja Hibah Lain-lain PAD yang sah Belanja Bantuan Sosial Dana Perimbangan Dana bagi hasil pajakbagi hasil bukan pajak Belanja Bagi Hasil kepada PropKabKota dan Pemdes Belanja Tidak Terduga Belanja Langsung Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal Dana alokasi umum Dana alokasi khusus Lain-lain pendapatan daerah yang sah Hibah Dana darurat Dana bagi hasil pajak dari propinsi dan Pemda lainnya Dana penyesuaian dan otonomi khusus Bantuan keuangan dari propinsi atau Pemda lainnya Lain-lain PAD yang sah Pembiayaan Penerimaan Pengeluaran Sisa Lebih Perhitungan Anggaran SiLPA tahun anggaran sebelumnya Pembentukan dana cadangan Penyertaan modal investasi daerah Pembayaran pokok utang Pemberian pinjaman daerah Pembayaran kegiatan lanjutan Pengeluaran perhitungan pihak ketiga Pencairan dana cadangan Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan Penerimaan pinjaman daerah dan obligasi daerah Penerimaan kembali pemberian pinjaman APBD merupakan instrumen kebijakan yang utama bagi pemerintah daerah. Sebagai instrumen kebijakan, APBD menduduki posisi sentral dalam upaya pengembangan kapabilitas dan efektivitas pemerintah daerah. APBD digunakan sebagai alat untuk menentukan besarnya pengembangan pendapatan dan pengeluaran, membantu pengambilan keputusan dan perencanaan pembangunan, otorisasi pengeluaran di masa-masa yang akan datang, dan sumber pengembangan ukuran-ukuran standar untuk evaluasi kinerja Samadara, 2007. Berdasarkan Undang-Undang No. 33 Tahun 2004, APBD memiliki fungsi alokasi efisiensi alokasi. Fungsi alokasi berkaitan dengan penggunaan sumber daya yang dimiliki oleh pemerintah daerah. Dengan alokasi penggunaan sumber daya yang diserahkan kepada daerah, maka pertumbuhan ekonomi akan dapat dipercepat. Secara sederhana efisiensi alokasi akan terwujud jika kebijakan publik dalam penganggaran sudah sesuai dengan aspirasi masyarakat.

2.1.2. Belanja Daerah