Pertumbuhan  memiliki  karakteristik  tertentu  pada  masing-masing kelompok  ikan.    Pada  periode  ini  variasi  yang  sangat  bergantung  pada  suplai
makanan  Nikolsky  1963.    Petumbuhan  ikan  dan  organisme  lainnya  menurut Pauly 1998 in Harmiyati 2009 didefinisikan sebagai waktu yang dihabiskan pada
daerah  pemangsaan  yang  berbeda  dihubungkan  dengan  ukuran  tubuh  dan  ini merupakan proses kunci dibalik sejarah hidup organisme yang lebih spesifik.
4.3. Hubungan Panjang dan Bobot
Contoh ikan ekor kuning secara total adalah sebanyak 300 ekor yang terdiri dari 189 ekor ikan  jantan dan 111 ekor ikan betina. Dalam menghitung hubungan
panjang berat sebaiknya dipisahkan antara ikan jantan dengan ikan betina, karena biasanya terdapat perbedaan hasil antara kedua jenis kelamin tersebut. Pada Tabel
5 dapat dilihat persamaan dan pola pertumbuhan berdasarkan hubungan panjang dan bobot ikan ekor kuning pada setiap pengamatan.
Tabel 5.  Hubungan panjang dan bobot ikan ekor kuning Caesio cuning setiap waktu pengamatan setelah dilakukan uji-t
Waktu Pengamatan  Persamaan Hubungan Panjang-Bobot  Pola Pertumbuhan
I 28 April 2010
Jantan: W=5x10
-6
L
3,143
; R
2
=0,987; n=30 Allometrik positif
Betina: W=3x10
-6
L
3,235
; R
2
=0,992; n=20 Allometrik positif
II 12 Mei 2010
Jantan: W=9x10
-6
L
3,029
; R
2
=0,979; n=28 Isometrik
Betina: W=1x10
-5
L
2,996
; R
2
=0,991; n=22 Isometrik
III 26 Mei 2010
Jantan: W=4x10
-6
L
3,171
; R
2
=0,965; n=35 Allometrik positif
Betina: W=2x10
-6
L
3,347
; R
2
=0,799; n=15 Allometrik positif
IV 9 Juni 2010
Jantan: W=5x10
-6
L
3,141
; R
2
=0,975; n=32 Allometrik positif
Betina: W=2x10
-5
L
2,844
; R
2
=0,944; n=18 Allometrik negatif
V 23 Juni 2010
Jantan: W=3x10
-6
L
3,229
; R
2
=0,958; n=32 Allometrik positif
Betina: W=1x10
-5
L
2,947
; R
2
=0,968; n=18 Isometrik
VI 7 Juli 2010
Jantan: W=8x10
-6
L
3,025
; R
2
=0,973; n=32 Isometrik
Betina: W=3x10
-6
L
3,179
; R
2
=0,979; n=18 Allometrik positif
Secara umum, hasil analisis pada Tabel 5 menunjukkan panjang dan bobot ikan ekor kuning memiliki hubungan yang sangat erat. Hal ini dibuktikan dengan
nilai model observasi R
2
yang mendekati 1, atau 100. Secara  keseluruhan,  hubungan  panjang  dan  bobot  ikan  ekor  kuning  di
wilayah  perairan  Kepulauan  Seribu  Gambar  7  memiliki  pola  pertumbuhan isometrik  b=2,964,  yakni  pertumbuhan  panjang  sama  dengan  pertumbuhan
bobot.  Hal  ini  sejalan  dengan  penelitian  sebelumnya  yang  dilakukan  oleh  Jabbar
2008 dengan nilai b=3,021 dan Harmiyati 2009 dengan nilai b=3,009. Nilai b ikan ekor  kuning jantan lebih  besar  dibanding  ikan  ekor  kuning  betina.  Hal  ini  berarti
pada  selang  waktu  pengamatan,  ikan  ekor  kuning  betina  menggunakan  energi lebih  besar  dibanding  ikan  ekor  kuning  jantan,  yang  menyebabkan  bentuk  ikan
ekor  kuning  jantan  betina  lebih  langsing  dan  kurus.  Hal  ini  dapat  disebabkan kemungkinan  ikan  betina  telah  menghabiskan  energinya  untuk  melakukan
pemijahan sebelumnya. Menurut Bagenal 1978, faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan nilai b
selain  perbedaan  spesies  adalah  faktor  lingkungan,  berbedanya  stok  ikan  dalam spesies  yang  sama,  tahap  perkembangan  ikan,  jenis  kelamin,  tingkat  kematangan
gonad,  bahkan  perbedaan  waktu  dalam  hari  karena  perubahan  isi  perut. Moutopoulos  dan  Stergiou  2002  in  Kharat  et  al.  2008  in  Harmiyati  2009
menambahkan  bahwa  perbedaan  nilai  b  juga  dapat  disebabkan  oleh  perbedaan jumlah dan variasi ukuran ikan yang diamati.
Menurut Effendie 1997 apabila nilai b sama dengan 3 tiga menunjukkan bahwa  pertumbuhan  ikan  tidak  berubah  bentuknya  atau  pertambahan  panjang
ikan  seimbang  dengan  pertambahan  beratnya.    Apabila  nilai  b  yang  didapatkan lebih  besar  dari  3  tiga  maka  ikan  tersebut  dalam  keadaan  gemuk  montok,
dimana pertambahan berat lebih cepat dari panjangnya, sedangkan apabila nilai b yang  diperoleh  lebih  kecil  dari  3  tiga  maka  ikan  tersebut  berada  dalam  kondisi
kurus, dimana pertumbuhan panjang lebih cepat daripada pertumbuhan beratnya. Pengamatan  hubungan  panjang  berat  ikan  ekor  kuning  ternyata  diperoleh
hasil bahwa ikan ekor kuning termasuk dalam kategori ikan yang pertumbuhannya tidak  berubah  bentuk  atau  pertambahan  panjang  ikan  seimbang  dengan
pertambahan  beratnya.    Menurut  Effendie  1997  ada  beberapa  faktor  yang mempengaruhi  pertumbuhan,  diantaranya  adalah  faktor  dalam  dan  faktor  luar
yang mencakup jumlah dan ukuran makanan yang tersedia, jumlah makanan yang menggunakan  sumber  makanan  yang  tersedia,  suhu,  oksigen  terlarut,  faktor
kualitas air, umur, dan ukuran ikan serta matang gonad.
a
b
c Gambar 7.  Hubungan panjang dan bobot ikan ekor kuning Caesio cuning a
jantan, b betina, dan c secara total
W = 9x10
-6
L
3,022
R² = 0,952 n=189
50 100
150 200
250 300
350
50 100
150 200
250 300
350
B obot
gr a
m
Panjang Total mm
♂
W = 2x10
-5
L
2,821
R² = 0,945 n=111
50 100
150 200
250 300
350
50 100
150 200
250 300
350
B obot
gr a
m
Panjang Total mm
♀
W = 1x10
-5
L
2,964
R² = 0,951 n=300
50 100
150 200
250 300
350
50 100
150 200
250 300
350
B obot
gr a
m
Panjang Total mm
4.4. Faktor Kondisi