3. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap, yakni pengambilan data primer di lapang dan analisis laboratorium. Kedua tahap ini dilakukan selama bulan April
sampai dengan Juli 2010. Pengambilan data primer di lapang dilaksanakan di wilayah perairan Taman Nasional Laut TNL Kepulauan Seribu Gambar 2
sebanyak enam kali dengan interval dua minggu. Sedangkan untuk analisis laboratorium dilakukan di Laboratorium Bio Makro I, Departemen Manajemen
Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Gambar 2. Peta lokasi penelitian, wilayah perairan Taman Nasional Laut TNL Kepulauan Seribu
P. Pramuka
3.2. Alat dan Bahan
Beberapa alat yang digunakan di lapang diantaranya adalah cool box dan kantong plastik besar untuk membawa ikan contoh. Sedangkan alat yang
digunakan saat analisis contoh di laboratorium adalah satu set alat bedah, penggaris dengan ketelitian 0,1 cm, timbangan digital dengan ketelitian 0,01 gram,
timbangan digital dengan ketelitian 0,001 gram, mikroskop, mikrometer okuler, cawan petri, gelas ukur ukuran 10 ml dan 25 ml, pipet tetes, gelas obyek, gelas
penutup, baki sebagai wadah ikan contoh, alat tulis, hand tally counter, data sheet, lap atau tissue, kertas label, botol sampel dan kantong plastik. Bahan yang digunakan
adalah ikan ekor kuning, formalin 10 untuk mengawetkan ikan contoh dan formalin 5 untuk mengawetkan gonad ikan contoh.
3.3.
Metode Kerja 3.3.1.
Pengambilan dan penanganan ikan contoh
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berupa data primer yang terdiri dari pengambilan ikan contoh. Ikan contoh yang diambil
merupakan ikan ekor kuning hasil tangkapan nelayan yang didaratkan di PPI Pulau Pramuka. Dari 13 jumlah nelayan muroami yang menangkap ikan ekor
kuning di wilayah perairan TNL Kepulauan Seribu, ikan contoh yang diambil berasal hanya dari satu nelayan yang mendarat di PPI Pulau Pramuka. Dasar
pertimbangan pengambilan ini adalah sekitar 10 dari total jumlah nelayan muroami yang ada. Pemilihan nelayan ini dilakukan secara acak atau
menggunakan metode penarikan contoh acak sederhana simple random sampling. Berdasarkan observasi pendahuluan dengan hasil pengamatan oleh peneliti
sebelumnya, ikan ekor kuning yang tertangkap dan didaratkan di PPI Pulau Pramuka memiliki ukuran panjang antara 75
– 294 mm Harmiyati 2009. Dengan demikian, pengambilan contoh ikan dilakukan dengan metode penarikan contoh
berlapis stratified random sampling yang dilakukan dengan cara populasi dibagi menjadi beberapa lapisan berdasarkan karakteristiknya. Ikan contoh dibedakan
berdasarkan ukurannya yaitu kecil 6-12 cm, sedang 13-20 cm, dan besar 20 cm. Proporsi ikan contoh yang diambil berdasarkan tiga kelompok ukuran
tersebut adalah disesuaikan dengan hasil penangkapan pada saat pengambilan
contoh. Total ikan contoh yang diambil sebanyak 50 ekor setiap pengambilan contoh.
Ikan contoh kemudian dimasukkan kedalam plastik dan cool box, kemudian diawetkan dengan dengan formalin 10 dan dibawa ke Laboratorium Bio Makro I,
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor untuk dianalisis lebih lanjut.
3.3.2. Pengamatan ikan contoh
a. Pengukuran panjang dan bobot ikan contoh
Pengukuran panjang total dilakukan dengan menggunakan penggaris dengan ketelitian 0,1 cm dengan cara mengukur dari ujung kepala sampai ujung
sirip ekor yang paling belakang. Penimbangan bobot ikan contoh dilakukan dengan cara menimbang seluruh tubuh ikan dengan menggunakan timbangan
digital dengan ketelitian 0,01 gram. Setelah dilakukan pengukuran panjang dan penimbangan bobot total, kemudian ikan contoh dibedah untuk diamati organ
reproduksinya Gambar 3.
b. Pembedahan ikan contoh
Ikan contoh dibedah dengan menggunakan gunting bedah, dimulai dari anus menuju bagian atas perut sampai ke bagian belakang operculum kemudian
menurun ke arah ventral hingga ke dasar perut. Dagingnya dibuka sehingga organ- organ dalamnya dapat terlihat dengan jelas.
c. Penentuan jenis kelamin
Jenis kelamin ditentukan dengan melihat secara morfologis gonad masing- masing ikan contoh yang sudah dibedah. Setelah diketahui jenis kelamin masing-
masing ikan, perbandingan ikan jantan dan betina dapat diketahui.
d. Penentuan tingkat kematangan gonad
Gonad diambil dari ikan yang telah dibedah, kemudian gonad tersebut dimasukkan kedalam formalin 4 untuk pengawetan. Penentuan tingkat
kematangan gonad TKG dapat dilakukan melalui pengamatan morfologi gonad secara langsung dengan kriteria tingkat kematangan gonad yang tertera dalam
Tabel 2.
Tabel 2. Kriteria tingkat kematangan gonad Modifikasi Cassie pada Effendie 1997
TKG Betina
Jantan
I Ovari seperti benang, panjang sampai
kedepan rongga tubuh. Warna permukaan licin.
Testis seperti benang, lebih pendek terbatas dan terlihat
ujungnya dirongga tubuh, warna jernih.
II Ukuran ovari lebih besar. Pewarnaan
lebih gelap kekuningan. Telur belum terlihat jelas dengan mata.
Permukaan testis lebih besar. Pewarnaan putih seperti susu,
bentuk lebih jelas daripada tingkat I.
III Ovari berwarna kuning dan secara
morfologi telur mulai kelihatan butirnya dengan mata.
Permukaan testis tampak bergerigi, warna makin putih,
testis makin besar, dalam keadaan diawaetkan mudah
putus.
IV Ovari makin besar, telur berwarna
kuning, mudah dipisahkan. Butir minyak tidak tampak, mengisi 12
sampai 23 rongga perut, usus terdesak.
Seperti pada tingkat III dan tampak lebih jelas. Testis lebih
pejal.
V Ovari berkerut, dinding tebal, butir
telur sisi terdapat di dekat pelepasan. Banyak telur seperti pada tingkat II
Testis bagian belakang kempis dan bagian dekat pelepasan
masih berisi.
e. Pengukuran diameter telur