Tanggung jawab Pengangkut terhadap penumpang pesawat

48 penyelenggaraan penerbangan senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh wilayah Indonesia dan penyelenggaraan penerbangan yang dilakukan oleh daerah merupakan bagian dari sistem penerbangan nasional yang berdasarkan Pancasila. Sistem penyelenggaraan penerbangan di Indonesia pada saat ini telah masuk dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Karut marutnya sistem penerbangan Indonesia yang terkuak paska jatuhnya Air Asia QZ 8501 pada tanggal 28 Desember 2014 seakan mendapat pembenaran. Peristiwa jatuhnya pesawat Air Asia QZ 8501 menjadi salah satu bukti bahwa sistem penyelenggaraan penerbangan di Indonesia saat ini masih sangat buruk. Dari hasil penelitian Universal Safety Oversight Audit Program atau USOAP. Sejak tujuh tahun lalu, industri penerbangan Indonesia tidak menununjukkan peningkatan kualitas, inilah yang membuat otoritas penerbangan Amerika Serikat, Federation Aviaton Administration atau FAA dan European Unian atau EU masih melarang penerbangan Indonesia melintas bebas di wilayah udara mereka sampai dengan saat ini. 45

C. Tanggung jawab Pengangkut terhadap penumpang pesawat

menurut Undang-Undang No.1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. Penyelenggaraan penerbangan di Indonesia belum dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan tujuan penyelenggaraan penerbangan di Indonesia menurut Undang-Undang Nomor 1 tentang Penerbangan. Pengangkutan udara dengan pesawat udara niaga terjadi setelah diadakannya perjanjian pengangkutan udara yang dibuktikan dengan dokumen angkutan udara yang terdiri dari : 45 http:surabayanews.co.id diakses pada tanggal 12 Januari 2015 pukul 21:17 WIB 49 a. Tiket penumpang pesawat udara; b. Pas masuk pesawat udara; c. Tanda pengenal bagasi bagage identificationclaim bag; dan d. Surat muatan udara airways bill. Setelah terjadinya perjanjian pengangkutan udara maka badan usaha pengangkutan udara wajib mengangkut orang danatau barang setelah disepakatinya perjanjian pengangkutan udara.Permasalahan di dalam dunia pengangkutan udara adalah seringnya pengangkut tidak memenuhi kewajibannya secara baik dan benar atau dapat dikatakan wanprestasi. 46 1. Kecelakaan pesawat yang menyebabkan penumpang meninggal dunia atau cacat Beberapa hal yang dapat dikatakan bahwa pengangkut melakukan wanprestasi ialah: 2. Penundaan penerbangan atau delay 3. Keterlambatan 4. Kehilangan atau kerusakan barang milik penumpang 5. Pelayanan yang kurang memuaskan 6. Informasi tentang produk jasa yang ditawarkan dll 47 Kecelakaan accident adalah peristiwa hukum pengangkutan berupa kejadian atau musibah yang tidak dikehendaki oleh pihak-pihak; terjadi sebelum, dalam waktu, atau sesudah penyelenggaraan pengangkutan; karena perbuatan manusia atau kerusakan alat pengangkut sehingga menimbulkan kerugian material, fisik, jiwa, atau hilangnya mata pencarian bagi pihak penumpang, bukan penumpang, pemilik barang, atau pihak pengangkut. 48 Kecelakaan pesawat udara dapat disebabkan oleh peristiwa seperti : tabrakan dengan pesawat udara lain, hilangnya pesawat udara dalam penerbangan, jatuhnya pesawat udara, terbakarnya pesawat udara, meledaknya pesawat udara. 49 46 E. Suherman, Aneka Masalah Hukum Kerdigantaraan, Mandar Maju, Bandung, 2000, hlm.95. 47 http:majalah konstan.com, ditulis oleh Tim Redaksi Majalah Konstan diakses pada tanggal 23 Febuari 2012 pukul 19.00 WIB. 48 Abdkadir Muhammad, Op.cit., hlm.248. 49 Ibid ., hlm. 248. Ketidakpatuhan maskapai penerbangan terhadap aturan lalu lintas penerbangan juga dapat menyebabkan kecelakaan pesawat. Contohnya baru-baru ini kita mendengar kabar bahwa 50 jatuhnya pesawat milik maskapai penerbangan Air Asia dengan nomor penerbangan QZ 8501 karena terbang pada ketinggian yang tidak diizinkan olehpejabat lalu lintas udara dan melanggar aturan jadwal penerbangan yang telah ditetapkan pejabat lalu lintas udara. 50 Pelayanan yang kurang memuaskan juga merupakan masalah yang sering ditemukan di berbagai maskapai penerbangan. Pelayanan yang kurang memuaskan pada suatu maskapai penerbangan dapat menurunkan minat penumpang untuk memilih maskapai penerbangan tersebut, karena penumpang merasa tidak puas dan tidak aman menggunakan jasa penerbangan tersebut. Sebagaimana terungkap dari hasil penelitian dan pantauan Badan Perlindungan Konsumen Nasional BKPN tercatat sekitar lima maskapai penerbangan yang kerap kali dikeluhkan konsumen baik dalam segi keselamatan dan pelayanan nya yang buruk. Ketujuh maskapai tersebut adalah Air Asia, Lion Air, Susi Air, Sriwijaya Air, Mandala Airlines. 51 Undang-Undang No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan pada Pasal 1 angka 22 memberikan defensi terhadap tanggung jawab pengangkut. Tanggung jawab pengangkut adalah kewajiban perusahaan angkutan udara untuk mengganti Ketidak jelasan terhadap informasi yang ditawarkan oleh maskapai penerbangan juga merupakan bentuk wanprestasi terhadap penumpang. Ketidak jelasan informasi yang ditawarkan oleh maskapai penerbangan juga dapat menyebabkan kerugian pada penumpang contohnya ketidak jelasan keterlambatan penerbangan dikarenakan alasan lalu lintas penerbangan yang sedang padat. 50 http:m.tempo.com diakses 22 Januari 2015 pukul 06.06 WIB oleh Tim Redakdi Majalah Tempo. 51 Majalah Pos Kota “YLKI Ungkap Lima Maskapai Penerbangan Sering Dikeluhkan” terbit pada Senin 26 Januari 2015 51 kerugian yang diderita oleh penumpang danatau pengirim barang serta pihak ketiga. Tanggung jawab pengangkut terhadap penumpang dalam Undang-Undang No.1 Tahun 2009 diatur dalam pasal 140-149. Dengan penguraian sebagai berikut. Pasal 140 Undang-Undang No.1 Tahun 2009, ayat 1 berbunyi: “Badan usaha angkutan udara niaga wajib mengangkut orang danatau kargo, dan pos setelah disepakatinya perjanjian pengangkutan”. Perjanjian pengangkutan yang disepakati oleh kedua pihak yaitu pihak pengangkut dan penumpang yang dibuktikan dengan dokumen pengangkutan. Pasal 140 Undang-Undang No.1 Tahun 2009, pada ayat 2 berbunyi : “Badan usaha angkutan niaga wajib memberikan pelayanan yang layak terhadap setiap pengguna jasa angkutan udara sesuai perjanjian pengangkutan yang disepakati”. Pelayanan yang layak ialah pelayanan yang adil dan merata tanpa adanya diskriminasi kepada penumpang. Ayat 3, Pasal 140 Undang-Undang No.1 Taihun 2009 berbunyi: “Perjanjian pengangkutan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dibuktikan dengan tiket penumpang dan dokumen muatan. Pasal 141 Undang-Undang No.1 Tahun 2009 mengatur tentang tanggung jawab pengangkut terhadap penumpang danatau pengirim kargo. Ayat 1, Pasal 141 Undang-Undang No.1 Tahun 2009 berbunyi : “Pengangkut bertanggung jawab atas kerugian penumpang yang meninggal dunia, cacat tetap, atau luka-luka yang diakibatkan kejadian angkutan udara di dalam pesawat danatau naik turun pesawat udara”. Dalam KetentuanUmum PM.No. 77 Tahun 2011 cacat tetap diartikan sebagai kehilang atau menyebabkan tidak berfungsinya salah satu anggota badan atau yang mempengaruhi aktivitas secara normal seperti 52 kehilangan tangan, kaki, atau mata, termasuk dalam pengertian cacat tetap adalah cacat mental. Ayat 2, Pasal 141 Undang-Undang No.1 Tahun 2009 menyatakan : “Apabila kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat 1 timbul karena tindakan sengaja atau kesalahan dari pengangkut atau orang yang diperkerjakannya, pengangkut bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dan tidak dapat mempergunakan ketentuan dalam undang-undang ini untuk membatasi tanggung jawabnya”. Apabila kerugian terhadap penumpang timbul karena tindakan sengaja atau kesalahan dari pengangkut atau orang yang dipekerjakaannya maka pihak pengangkut dinyatakan lalai dalam melakukan tugasnya sehingga ia wajib bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh penumpang. Ayat 3, Pasal 141 Undang-Undang No.1 Tahun 2009 menyatakan: “Ahli waris atau korban sebagai akibat kejadian angkutan udara sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 dapat melakukan penuntutan ke pengadilan untuk mendapatkan ganti kerugian tambahan selain ganti kerugian yang telah ditetapkan”. Upaya hukum yang ditempuh yang mengalami kerugian dalam kegiatan pengangkutan udara, dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu : melalui pengadilan atau penyelesaian sengketa diluar pengadilan berdasarkan pilihan sukarela para pihak yang bersengketa. 52 Pasal 142 Undang-Undang No.1 Tahun 2009, ayat 1 berbunyi : “Pengangkut tidak bertanggung jawab dan dapat menolak untuk mengangkut calon penumpang yang sakit, kecuali dapat menyerahkan surat keterangan dokter kepada pengangkut yang menyatakan bahwa orang tersebut diizinkan dapat diangkut dengan pesawat udara.Ayat 2, Pasal 142 Undang-Undang No.1 Tahun 2009 tentang Penerbangan, menyatakan : “Penumpang sebagaimana dimaksud 52 M.Sadar, dkk, Hukum Perlindungan Konsumen, Akademika, Jakarta, 2012, hlm.169. 53 ayat 1 wajib didampingi oleh seorang dokter atau perawat yang bertanggung jawab dan dapat membantunya selama penerbangan berlangsung”. Dari penjelasan Pasal 142 Undang-Undang No.1 Tahun 2009 bahwa pihak pengangkutan udara berhak menolak mengangkut penumpang yang mengalami sakit kecuali apabila ia dinyatakan diizinkan naik pesawat oleh surat keterangan dari dokter, dan didampingi oleh dokter atau seorang perawat. Pasal 143 Undang-Undang No.1 Tahun 2009 berbunyi : Pengangkut tidak bertanggung jawab atas kerugian karena hilang atau rusaknya bagasi kabin, kecuali apabila penumpang dapat membuktikan bahwa kerugian tersebut disebabkan oleh tindakan pengangkut atau orang yang diperkerjakannya. Bagasi pada kabin pada umumnya merupakan tanggung jawab penumpang karena penumpanglah yang membawa barang bagasi ke kabin pesawat, pengangkut hanya bertanggung jawab untuk menutup bagasi kabin, apabila kerusakan pada barang bagasi kabin merupakan kesalahan dari pengangkut dan penumpang dapat membuktikannya, maka pengangkut akan bertanggung jawab atas kerusakan barang kabin yang diderita oleh penumpang. Pasal 144 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 berbunyi : Pengangkut bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh penumpang karena bagasi tercatat hilang, musnah, atau rusak yang diakibatkan oleh kegiatan angkutan udara selama bagasi tercatat berada dalam pengawasan pengangkut. Jika penumpang mengalami kerugian berupa kehilanganan atau rusak dan musnahnya bagasi tercatat maka pihak pengangkut akan bertanggung jawab dan akan mengganti kerugian yang diderita penumpang sesuai dengan Peraturan Menteri No.77 Tahun 2011. 54 Pasal 145 Undang-Undang No. 1 Tahun 2009 berbunyi : Pengangkut bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh pengirim kargo karena kargo yang dikirim hilang, musnah, atau rusak yang diakibatkan oleh kegiatan angkutan udara selama kargo berada dalam pengawasan pengangkut. Pasal 146 Undang-Undang No.1 Tahun 2009 berbunyi : Pengangkut betanggung jawab atas kerugian yang diderita karena keterlambatan pada angkutan penumpang, bagasi, atau kargo, kecuali apabila pengangkut dapat membuktikan bahwa keterlambatan tersebut disebabkan oleh faktor cuaca dan teknis operasional.Pihak pengangkut akan bertanggung jawab jika terjadinya keterlambatan penerbangan, bagasi, atau kargo, jika keterlambatan penerbangan yang dikarenakan oleh faktor operasinal dan cuaca biasanya pihak penerbangan melakukan pemberitahuan terlebih dahulu kepada penumpang sebelum melakukan kegiatan penerbangan. Pihak pengangkut juga akan memberi ganti rugi atas keterlambatan penerbangan yang dikarenakan faktor cuaca atau operasional dengan member makanan terhadap penumpang yang mengalami pketerlambatan penerbangan. Pasal 147 Undang-Undang No.1 Tahun 2009, ayat 1 berbunyi : “Pengangkut bertanggung jawab atas tidak terangkutnya penumpang, sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dengan alasan kapasitas pesawat udara”. Ayat 2, Pasal 147 Undang-Undang No.1 Tahun 2009, menyatakan: “Tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dengan memberikan kompensasi kepada penumpang berupa :Mengalihkan ke penerbangan lain tanpa membayar biaya tambahan; danatauMemberikan konsumsi, akomodasi, dan biaya transportasi apabila tidak ada penerbangan lain ke tempat tujuan”. Mengalihkan 55 penumpang ke penerbangan lain dengan tidak memungut biaya tambahan atau memberikan akomodasi, biaya tambahan atau komsumsi merupakan tanggung jawab wajib pihak pengangkut apabila tidak mampu mengangkut penumpang yang sudah melaksanakan perjanjian pengangkutan terhadap pihak pengangkut. Pasal 148 Undang-Undang No.1 Tahun 2009, berbunyi : “Tanggung jawab pengangkut sebagaimana dimaksud dalam pasal 141 sampai dengan pasal 147 tidak belaku untuk :Angkutan pos, Angkutan penumpang danatau kargo yang dilakukan oleh pesawat udara negara ; danAngkutan udara bukan niaga”. Angkutan pos, angkutan penumpang atau kargo yang dilakukan pesawat udara negara dan angkutan udara bukan niaga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh penumpang. Pasal 149 Undang-Undang No.1 Tahun 2009, berbunyi: “Ketentuan lebih lanjut mengenai batas waktu keterlambatan angkutan udara diatur lebih lanjut dengan peraturan menteri”. Ketentuan tentang tanggung jawab pengangkut kepada penumpang diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Perhubungan No.77 Tahun 20011 tentang Tanggung Jawab Pengangkut Angkutan Udara. 56 BAB IV ANALISIS HUKUM PERLINDUNGAN HAK PENUMPANG PESAWAT UDARA PADA PT. LION AIR MEDAN A. Penyelenggaraan Perjanjian Pengangkutan Udara yang dilaksanakan PT.Lion Air Medan . Perjalanan panjang yang ditempuh Lion Air berawal dari penerbangan domestik yang kecil. Setelah tiga belas tahun pengalaman bisnis wisata yang ditandai dengan kesuksesan biro perjalanan Lion Tours, kakak beradik yang bernama Kusnan dan Rusni Kirana bertekad menjadikan impian mereka untuk memiliki usaha penerbangan menjadi kenyataan. Dibekali ambisi yang tinggi dan modal awal 10 juta dolar Amerika Serikat, Lion Air secara hukum didirikan pada bulan Oktober tahun 1999. Namun pengoperasian baru berjalan mulai pada tanggal 30 Juni tahun 2000, dengan menggunakan sebuah pesawat Boeing 737- 200. Saat ini, Rusdi Kirana sebagai salah satu pemilik Lion Air memengang jabatan sebagai Presiden dan juga Direktur. Lion air mulai mengangkasa di Indonesia pada tahun 2000 dengan satu buah pesawat didalam armadanya. Lion Air kini terbang ke 60 tujuan, 55 domestik dan 4 Internasional. PT.Lion Mentari Airlines yang beroperasi sebagai Lion Air adalah maskapai penerbangan bertarif rendah dan juga maskapai swasta terbesar di Indonesia. Maskapai penerbangan Lion Air berkantor pusat di Jakarta, Indonesia. Lion air terbang ke kota-kota di Indonesia, Singapura, Vietnam, Malaysia dan ArabSaudi dan juga rute carter menuju China dan Hongkong. Basis 57 utama dari maskapai penerbangan Lion Air adalah Bandar Udara Internasional Soerkarno-Hatta, Jakarta. 53 Sejak berdiri di tahun 2000, Lion Air telah mengambil banyak langkah penting dalam mengusahakan harga tiket yang terjangkau bagi banyak penumpang di Asia. Sebagai perusahaan transportasi swasta terbesar di Indonesia, Lion Air diresmikan sebagai ketua konferensi internasional Asia Pasifik Regional Avation ARA yang diadakan di Singapura pada tanggal 19 November 2003. Lion air memperoleh “Best Brand Award 2004” di SWA, sebuah majalah marketing yang terbit di Indonesia. Hal ini diperoleh oleh Marketing Research Specialist MARS berdasarkan survei yang dilakukan pada enam ribu orang dilima kota besar di Indonesia. Lion air meraih indeks sebesar 33,6 dalam kemampuan ata potensial dari sebuah produk untuk menambah penumpang di masa depan. 54 Bandara Soekarno-Hatta Lion Air juga memperoleh beberapa prestasi yaitu Lion Air diterapkan sebagai maskapai penerbangan resmi miss Universe dan putri Indonesia 2004. Lion Air juga menyewakan pesawatnya dan megirimkan crew beserta teknisinya ke Myanmar dalam rangka membantu mendirikan Myanmar Airlines.Hingga pertengahan 2005, bersama dengan penerbangan internasional lainnya, Lion Air menempati Terminal 2F , sedangkan perusahaan penerbangan lokal atau penerbangan domestik menempati Terminal Satu. Faktor tersebut, selain mampu memberikan para penumpang kemudahan penerbangan sambungan ke Indonesia atau dari Indonesia ke tujuan internasional lainnya, juga memberikan keuntungan lebih dari segi prestise. Tetapi kemudian Lion Air dipindahkan ke Terminal 1A dan penerbangan ke Pulau Sumatera, Batam, Pangkalpinang, dan 53 http wikipedia.org-Lion-Air diakses pada tanggal 16 Januari 2013 pukul 03.46 WIB 54 http.wordpress.com-Sejarah-Lion-Air, ditulis oleh Ernandoes pada Mei 2012 58 Palangkaraya dioperasikan di terminal 1B mulai 11 Oktober 2010 hingga saat ini. Sedangkan semua penerbangan internasional Lion Air dilayani dari terminal 2E.Tahun 2011, Lion Air berencana akan bergabung dengan IATA International Air Transport Association dan berharap untuk menjadi operator kedua IATA International Air Transport Association dari Indonesia setelah Garuda Indonesia. Namun, Lion Air gagal karena Lion Air tidak memenuhi penilaian awal IATA International Air Transport Association untuk syarat keanggotaan karena kekhawatiran akan masalah keamanan. Februari 2010, Lion Air menambah jumlah penerbangan ke Jeddah menjadi lima kali seminggu. Rute ini dilayani oleh dua Boeing 747- 400 dengan 496 kursi. Sejak 19 Juli 2011, Lion Air menghentikan penggunaan 13 pesawatnya karena adanya sanksi karena kinerja ketepatan waktunya yang sangat buruk sampai Lion Air dapat memenuhi sekurang-kurangnya 80 persen dari OTP On Time Performance. Kementerian Perhubungan mencatat OTP On Time Perfomance Lion Air hanya 66.45 persen dan merupakan yang terburuk dari 6 maskapai penerbangan utama dari Januari hingga April 2011 di 24 bandar udara di seluruh Indonesia. Di sisi lain, maskapai penerbangan yang menggunakan bandar udara Jakarta menghadapi penundaan yang cukup besar untuk jadwal mereka karena kemacetan di landasan pacu.Pada 18 November 2011, Lion Air bersama dengan Boeing mengumumkan pemesanan 201 pesawat Boeing 737 MAX dan 29 pesawat Boeing 737-900ER dan ini tercatat sebagai pemesanan tunggal terbanyak oleh satu maskapai penerbangan komersial sebanyak 230 dengan nilai 21.7 miliar. 59 Tingkat OTP On Time Performance Lion Air mengalami peningkatan pada Februari 2012, Dinas Perhubungan menyatakan bahwa Lion Air meduduki tingkat OTP On Time Performace ke 4 setelah, Garuda, Wings Air, dan Sriwijaya. 55 Batik Air Lion Air mendirikan maskapai penerbangan jarak jauh dengan nama , yang akan mulai beroperasi pada tahun 2013 dengan menggunakan 737-900ER. Lion Air juga menandatangani komitmen dengan Boeing untuk memesan lima buah pesawat 787 Dreamliner, dan ini membuat Lion Air menjadi maskapai penerbangan Indonesia pertama yang memesan tipe ini sejak Garuda Indonesia membatalkan pemesannya untuk 10 Dreamliner pada tahun 2010, dan diperkirakan akan dikirim pada tahun 2015.Pada 11 September 2012, Lion Air dan National Aerospace Defence Industries Sdn Bhd Nadi menandatangani perjanjian JV untuk mendirikan maskapai penerbangan baru di Malaysia, dengan nama Malindo Airways pada Mei 2013. Kedua mitra juga sepakat untuk membentuk JV lain untuk memberikan layanan perawatan pesawat untuk semua pesawat di Grup Lion Air, termasuk maskapai penerbangan patungan di antara mereka. Lion Air menandatangani kontrak pembelian 234 pesawat Airbus senilai US 24 miliar atau sekitar Rp 233 triliun di Perancis dan disaksikan langsung oleh Presiden Prancis pada tanggal 18 Maret 2013. Pesawat yang dipesan adalah jenis A320 dan A321.Ditenggah-tengah perkembangan perusahaan pernebangan Lion Air yang pesat, terdapat beberapa insiden yang menimpa Lion Air yaitu 56 1. 14 Januari 2002, Lion Air Penerbangan 386 PK-LID, Boeing 737-200 rute Jakarta-Pekanbaru-Batam gagal mengudara take offdan terjerembab stelah : 55 http:hubud.dephub.go.id-OTP-Maskapai-Penerbangan-2012-Yang-Tertinggi-Masih- Garuda, diterbitkan pada Kamis 7 Februari 2012 56 http: wikipedia.org, Op.cit 60 lebih dari lima meter badan pesawat meninggalkan landasan pacu di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru. Tujuh penumpangnya luka-luka dan patah tulang. 2. 30 November 2004, Lion Air penerbangan 538 PK-LMN, MD-82 rute Jakarta- Solo-Surabaya tergelincir saat melakukan pendaratan di bandara Adisumarmo, Solo 26 orang penumpangnya tewas. 3. 4 maret 2006, Lion Air Penerbangan 8987, MD-82 rute Denpasar-Surabaya tergelincir saat mendarat di Bandara Juanda, Surabaya karena cuaca buruk. 4. 23 Februari 2009, Lion Air penerbangan 972 PK-LIO, MD-90 rute Medan- Batam-Surabaya mendarat darurat di Bandara Hang Nadim Batam akibat macetnya roda depan, semua penumpang selamat. 5. 13 April 2013, Kecelakaan Lion Air Bali dengan rute Bandung menuju Denpasar terperosok ke laut di Bandara Ngurah Rai, Denpasar tanpa sempat menyetuh landasan pacu. 6. 21 April 2013, Lion Air dengan nomor penerbangan 0689 dari Bandara Udara Supadio, Pontianak tujuan Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta, setelah 20 menit terbang tiba-tiba masker oksigen keluar dari kabin pesawat. 7. 18 Februari 2015, pesawat Lion Air mengalami Delay massal di berbagai Bandar Udara di Indonesia, delay terparah berada di Bandara Internasonal Soekarno-Hatta. Delay nya pesawat Lion Air ini disebabkan karena alasan operasional karena pesawat kemasukan benda asing birdstrike. PT.Lion Air sebagai perusahaan transportasi swasta terbesar di Indonesia menawarkan harga yang terjangkau kepada penumpang dengan perjalanan udara yang aman, menyenangkan, dapat diandalkan dan nyaman.PT.Lion Air yang didirikan pada tahun 2000 memiliki misi yaitu : pelayanan konsisten, keselamatan, dan keamanan merupakan pondasi dasar dari segala hal di Lion Air. Komitmen dan dedikasi Lion Air dalam mengaplikasikan pondasi-pondasi tersebut tercermin dalam kesuksesan maskapai penerbangan lion air.Kesuksesan PT.Lion Air dapat dilihat dalam beberapa prestasi yang pernah di raih PT.Lion Air dalam penerbangan domestik Indonesia yaitu : 1 Lion Air diresmikan sebagai ketua Konferensi Internasional Asia Pasific Regional Avation ARA yang diadakan di Singapura pada 2003 61 2 Lion Air memperoleh “Best Brand Award 2004” dari SWA, sebuah majalah marketing yang terbit di Indonesia. Hasil ini diperoleh oleh Marketing Research Specialist MARS berdasarkan survey yang dilakukan pada 6000 orang di 5 kota besar di Indonesia. Lion Air meraih indeks sebesar 33.6 dala kemampuan atau potensial dari sebuah produk untuk menambah jumlah penumpang di masa depan. 3 Lion Air ditetapkan sebagai maskapai penerbangan resmi Miss Universe dan Puteri Indonesia 2004. 4 Lion Air menyewakan pesawatnya dan mengirimkan kru dan teknisinya ke Myanmar dalam rangka membantu mendirikan Myanmar Airlines. 5 Lion Air ditetapkan sebagai Maskapai penerbangan resmi untuk Miss Asean 2005 6 Lion Air merupakan pembeli perdana operator terbesar Boeing 737-900ER, anggota terbaru jenis Boeing’s Next Generation 737. 57 Salah satu tujuan diselenggarakanya penerbangan adalah mewujudkan penyelenggaraan penerbangan yang aman safety, tertib dan teratur regulatary, nyaman comfartable, dan ekonomis economy for company. 58 1. Undang-Undang Republik Indonesia No.1 Tahun 2009 tentang Penerbangan Penyelenggaraan penerbangan yang dilaksanakan oleh PT.Lion Air Medan juga mewujudkan penerbangan yang aman safety, tertib dan teratur regulatary, nyaman comfartable, dan ekonomis economy for company yang terlihat dari visi penerbangan PT.Lion Air. Penyelengaraan penerbangan PT.Lion Air Medan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. PT.Lion Air tunduk dan taat terhadap peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pelaksanaan penerbangan. Beberapa peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia mengenai penyelenggaraan penerbangan ialah : 57 http;lionair.co.id-about.aspx 58 M.N.Nasution, Manajemen Transportasi, Ghalia Indonesia, Bogor, 2007 hlm.202 62 2. Peraturan Menteri Perhubungan No.77 Tahun 2011 tentang Tanggung Jawab Pengangkut Angkutan Udara . 3. Peraturan Menteri Perhubungan No.31 Tahun 2013 tentang Program Keamanan Penerbangan Nasional. 4. Peraturan Direktur Jendral Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Indonesia No.KP 152 Tahun 2012 tentang Pengamanan Kargo dan Pos yang Diangkut dengan Pesawat Udara. 5. ANEX 17 dari Organisasi Penerbangan Sipil ICAO mengenai Security, Safeguarding International Civil Avation Against Act of Unlawful Interference ketentuan-ketentuan tentang kewajiban pengamanan kargo dan pos sebelum berangkat diangkut oleh pesawat udara sipil. Serta peraturan pemerintah yang lain yang berkaitan dengan transportasi udara. 59 Penyelenggaraan penerbangan yang dilaksanakan PT.Lion Air sudah memenuhi standart yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Hanya saja terdapat beberapa kendala dan hambatan dalam melaksanakan penerbangan yang tertib, teratur, selamat, aman, nyaman seperti apa yang dicita-citakan dalam Undang-Undang No.1 Tahun 2009 tentang Penerbangan.Kendala dan hambatan yang dihadapi PT.Lion Air Medan dalam melaksanakan kegiatan penerbangan ialah, terjadinya kejadian atau musibah dalam kegiatan pengangkutan seperti : kecelakaan pesawat, keterlambatan jadwal penerbangan, pembatalan jadwal penerbangan, tidak terangkutnya penumpang pesawat. 60 Kecelakaan pesawat udara adalah musibah yang menimpa pesawat udara yang disebabkan peristiwa antara lain: tabrakan dengan pesawat lain, hilangnya pesawat udara dalam penerbangan, jatuhnya pesawat udara terbakarnya pesawat udara, dan meledaknya pesawat udara. 61 59 Hasil Wawancara dengan Ismail Hamdani CHIEF GA HRD PT.Lion Air Medan 60 Hasil wawancara dengan Ellen Noviana Manalu Deputy Manager Lion Air Medan 61 Abdulkadir Muhammad,Op.cit, hlm.248. Sepanjang sejarah berdirinya PT.Lion Air kecelakaan pesawat yang dialami Lion Air hanya tergelincir, kasus 63 tergelincirnya pesawat Lion Air yang terparah terjadi pada 30 November 2004, Lion Air penerbangan 538 PK-LMN, MD-82 rute Jakarta-Solo-Surabaya tergelincir saat melakukan pendaratan di bandara Adisumarmo, Solo 26 orang penumpangnya tewas.Pesawat Lion Air belum pernah sekalipun mengalami tabrakan dengan pesawat udara lain, hilang pada saat penerbangan, jatuh, terbakar dan meledak. Keterlambatan dan pembatalan penerbangan disebabkan oleh faktor cuaca danatau teknis operasional. Faktor cuaca antara lain hujan lebat, petir, kabut, asap, jarak pandang dibawah standar minimal, atau kecepatan angin yang melampaui standar maksimal yang mengganggu keselamatan penerbangan. Sedangkan faktor teknis operasional antara lain : bandar udara untuk keberangkatan dan tujuan tidak dapat digunakan operasional pesawat udara; lingkungan menuju bandar udara atau landasan terganggu fungsinya misalnya retak, banjir, atau kebakaran; terjadinya antrian pesawat udara lepas landasan take off, mendarat landing, atau alokasi waktu keberangkatan departure slot time di bandara udara; atau keterlambatan pengisian bahan bakar refeulling. Tidak terangkutnya penumpang pesawat udara adalah disebabkan karena padat arus penumpang yang berangkat menggunakan maskapai penerbangan dan terbatasnya kapasitas pesawat udara denied boarding pessanger. Banyak rumor yang berkembang bahwa PT.Lion Air merupakan maskapai yang paling sering mengambaikan hak penumpang, mulai dari segi waktu pemberangkatan penumpang dan segi keamanan. Apalagi jika lihat dari OTP On Time Performance Lion Air yang hanya menduduki peringkat 4 setelah maskapai penerbangan Garuda, Wing Air, Sriwijaya Air. Menurut Mananger Operasional 64 PT.Lion Air Medan keterlambatan dan pembatalan penerbangan yang dilakukan oleh pihak Lion Air adalah semata-mata untuk melindungi keselamatan penumpang. Manager Operasional PT.Lion Air Medan menjelaskan bahwa keseringan keterlambatan dan pembatalan penerbangan yang dilakukan oleh pihak PT.Lion Air adalah dipicu karena faktor cuaca yang buruk dan padatnya lalu lintas penerbangan udara. 62

B. Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Pesawat menurut