Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Pesawat menurut

64 PT.Lion Air Medan keterlambatan dan pembatalan penerbangan yang dilakukan oleh pihak Lion Air adalah semata-mata untuk melindungi keselamatan penumpang. Manager Operasional PT.Lion Air Medan menjelaskan bahwa keseringan keterlambatan dan pembatalan penerbangan yang dilakukan oleh pihak PT.Lion Air adalah dipicu karena faktor cuaca yang buruk dan padatnya lalu lintas penerbangan udara. 62

B. Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Pesawat menurut

Undang-Undang No.1 Tahun 2009 dan Peraturan Menteri Perhubungan No.77 Tahun 2011. Maskapai penerbangan Lion Air telah berupaya memberikan pelayanan yang terbaik untuk penumpangnya. Hal ini tercermin dalam visi dasar PT.Lion Air yaitu yang mengutamakan pelayanan konsisten, keselamatan, dan keamanan. Namun kebanyakan dari penumpang kurang mengerti dengan hambatan dalam penerbangan sehingga sering mengklaim Lion Air sebagai penerbangan yang selalu mengalami keterlambatan dan pembatalan penerbangan. Penumpang pesawat udara adalah merupakan objek aktivitas bisnis untuk meraup keuntungan yang sebesar-besarnya oleh suatu maskapai penerbangan melalui kiat promosi, cara berjualan, penerapan perjanjian standart yang cendrung merugikan pihak penumpang.Faktor utama yang menjadi kelemahan penumpang adalah tingkat kesadaran penumpang akan haknya yang masih rendah. Hal ini terutama disebabkan oleh rendahnya pendidikan penumpang sehingga sering sekali penumpang kehilangan haknya ataupun tidak menyadari haknya. 62 Hasil wawancara dengan Ellen Novianna Manalu Deputy Manager PT.Lion Air Medan 65 Secara umum perlindungan hukum untuk pengguna suatu jasa yang lazimnya disebut sebagai konsumen diatur dalam Undang-Undang No.8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Pada pengangkutan udara konsumen diartinya sebagai pengguna jasa pengangkutan udara yang disebut sebagai penumpang. Secara khusunya, perlindungan hukum terhadap penumpang pesawat udara diatur dalam Undang-Undang No.1 Tahun 2009.Dalam suatu peraturan perundang-undangan terdapat suatu asas yang disebut “asas lex specialist derogat lex generalis” yang menyatakan bahwa peraturan hukum yang besifat khusus specialis mengenyampingkan peraturan hukum yang bersifat khusus generalis. Maka perlindungan terhadap penumpang pesawat udara diatur dalam Undang- Undang No.1 Tahun 2009 karena lebih bersifat khusus jika dibandingkan dengan Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Perlindungan hukum terhadap pernumpang pesawat udara juga dimuat dalam Peraturan Menteri No.77 Tahun 2011 tentang Tanggung Jawab Pengangkut Angkutan Udara. Perlindungan hukum terhadap penumpang pesawat udara dalam Undang- Undang No.1 Tahun 2009 dan Peraturan Menteri No.77 Tahun 2011 lebih dikaitkan terhadap tanggung jawab pengangkut terhadap pelaksanaan hak penumpangnya. Dalam Undang-Undang No.1 Tahun 2009 dan Peraturan Menteri No.77 Tahun 2011 tanggung jawab pengangkut diartikan sebagai kewajiban perusahaan angkutan udara untuk mengganti kerugian yang diderita oleh penumpang danatau pengirim barang pihak ketiga.Undang-Undang No.1 tahun 2009 tentang Penerbangan mengatur tanggung jawab pengangkut pada pasal 140- 149. Dalam pasal 141 Undang-Undang No.1 Tahun 2009 disebutkan bahwa 66 pengangkut bertanggung jawab atas kerugian penumpang yang meninggal dunia, cacat tetap, luka-luka, yang diakibatkan kejadian angkutan udara di dalam pesawat danatau naik turun pesawat udara. Pengangkut juga bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh penumpang karena bagasi tercatat hilang, musnah, atau rusak yang diakibatkan oleh kegiatan angkutan udara selama bagasi tercatat berada dalam pengawasan pengangkutan sesuai dengan Pasal 144 Undang-Undang No.1 Tahun 2009. Pengangkut bertanggung jawab aras kerugian yang diderita karena keterlambatan pada penumpang, bagasi, atau kargo, kecuali apabila pengangkut dapat membuktikan bahwa keterlambatan tersebut disebabkan oleh faktor cuaca dan teknis operasionalsesuai dengan Pasal 146 Undang-Undang No.1 Tahun 2009. Pembatasan terhadap kewajiban pengangkut PT.Lion Air dalam Undang- Undang No.1 Tahun 2009 tentang penerbangan terdapat dalam Pasal 142,143, dan 146 yang berbunyi sebagai berikut : a. Pengangkut tidak bertanggung jawab dan dapat menolak untuk mengangkut calon penumpang yan sakit, kecuali dapat menyerahkan surat keterangan dokter kepada pengangkut yang menyatakan bahwa orang tersebut diizinkan dapat diangkut dengan pesawat udara. b. Pengangkut bertanggung jawab atas kerugian karena hilang tau rusaknya bagasi kabin, kecuali apabila penumpang dapat membuktikan bahwa kerugian disebabkan oleh tindakan pengangkut atau orang yang dipenjarakannya. 67 c. Pengangkut tidak bertanggung jawab atas kerugian karena keterlambatan apabila pengangkut dapat membuktikan bahwa keterlambatan disebabkan karena faktor cuaca dan faktor operasional. Sementara, menurut Peraturan Menteri No.77 Tahun 2011 tentang Tanggung Jawab Pegangkut Angkutan Udara pada Pasal 2 mengakatan bahwa pengangkut yang mngoperasikan pesawat udara wajib bertanggung jawab atas kerugian terhadap : a. Penumpang yang meninggal dunia, cacat tetap atau luka-luka b. Hilang atau rusaknya bagasi kabin c. Hilang, musnah, atau rusaknya bagasi tercatat d. Hilang, musnah, atau rusaknya kargo e. Keterlambatan angkutan udara; dan f. Kerugian yang diderita oleh pihak ketiga. Perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan terhadap subyek hukum dalam bentuk perangkat hukum baik bersifat preventif dan refresif, baik tertulis maupun tidak tertulis. Perlindungan hukum sebagai suatu gambaran fungsi hukum yaitu konsep dimana hukum dapat memberikan suatu keadilan, kepastian hukum, kemanfaatan dan kedamaian. PT.Lion Air sebagai suatu maskapai penerbangan swasta terbesar di Indonesia, wajib memberikan perlindungan hukum kepada penumpangnya. Perlindungan hukum yang diberikan Lion Air yaitu perlindungan terhadap hak penumpangnya. Secara umum, hak penumpang yang wajib dilindungi oleh PT.Lion Air adalah : a. Berangkat sesuai jam yang ditentukan pada saat transaksi tiket b. Duduk sesuai seat dan mendapatkan fasilitas dari Lion Air 68 c. Penumpang berhak mendapat pelayanan yang baik dari pihak Lion Air d. Jika terjadi cancel flight penundaan penerbangan di informasikan terlebih dahulu kepada penumpang melalui sms atau telepon. Alternatif yang dimiliki Lion Air jika terjadi cancel flight yaitu : 1 Penumpang berhak mengganti jam penerbangan tanpa dipungut biaya apa pun. 2 Penumpang di endorsedi beri pilihan untuk menaiki maskapai penerbangan lain yang kelas tiketnya sama pada saat transaksi tiket di Lion tanpa dipungut biaya. e. Jika terjadi keterlambatan penerbangan atau delay : 1 1 jam pertama penumpang diberi makanan ringan 2 2 jam keatas penumpang diberi makanan berat f. Jika terjadi kehilangan atau kerusakan bagasi yang disebabkan oleh kelalaian operasional PT.Lion Air maka pihak Lion Air akan mengganti kerugian penumpang sesuai dengan ketentuan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah. g. Jika terjadi kecelakaan pesawat yang menyebabkan penumpang meninggal dunia, cacat, atau luka-luka maka pihak Lion Air akan mengganti kerugian penumpang sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah sesuai. 63 63 Hasil Wawancara dengan Ismail Hamdani CHIEF GA HRD PT.Lion Air Medan 69

C. Tanggung jawab maskapai penerbangan PT. Lion Air Medan