Persoalan Nilai AZAS-AZAS FILSAFAT Disusun Oleh

pengamatan? d Apa yang merupakan ukuran yang tepat bagi pembedaan pengetahuan a priori dan a postrieori? b. Logika Logika berasal dan kata Yunani logos yang berarti kata, nalar, teori, uraian. Logika merupakan cabang filsafat yang membicarakan tentang prinsip-prinsip berfikir logis, jenis-jenis kesesatan fakir, serta aturan-aturan penyimpulan yang benar atau lurus. Pertanyaan-pertanyaan logika antara lain: 1 Apakah prinsip-prinsip yang harus dipatuhi dalam berfikir logis? 2 Apakah yang dimaksud dengan pengertian concept? 3 Apakah yang dimaksud dengan putusan propostion? 4 Apakah yang dimaksud dengan penyimpulam inference? 5 Bagaimana cara-cara atau aturan penyimpulan yang benar atau lurus? 6 Apa saja macam-macam silogisme? 7 Bagaimana penyimpulan yang bersifat induktif? 8 Apakah yang dimaksud sesat pikir dan apa saja macam-macam sesat itu?

3. Persoalan Nilai

Di dalam epistemologi maupun logika telah dibicarakan tentang nilai kebenaran dalam arti isi maupun bentuknya. Persoalan nilai kebaikan dibicarakan oleh cabang filsafat etika, nilai keindahan dibicarakan oleh cabang filsafat estetika atau filsafat keindahan, sedangkan nilai secara umum dibicarakan oleh cabang filsafat aksiologi. a. Aksiologi atau filsafat nilai Aksiologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang hakikat-nilai. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa etika yang membicarakan tentang nilai kebaikan dan estetika yang membicarakan tentang nilai keindahan dapat dipandang sebagai cabang dan aksiologi. Pertanyaan-pertanyaan aksiologi antara lain: 1 Apakah nilai itu? 2 Nilai itu sebagai esensi atau sekedar kualitas? 3 Nilai itu bersifat subjektif atau objektif? 4 Bagaimana hubungan antara nilai dan fakta? b. Etika atau filsafat moral Etika berasal dan kata Yunani ethos dan dalam bahasa Latin mos atau mores yang merupakan asal kata moral, semua itu berarti kebiasaan. Etika sebagai cabang filsafat dideskripsikan bermacam-macam, yaitu : sebagai teori tentang kehidupan yang baik, teori tentang kebaikan dan kejahatan, filsafat tentang pertimbangan moral, filsafat tentang tingkah laku, penelaahan tentang kebaikan manusiawi Gie, 1978: 109. Persoalan-persoalan dalam bidang etika, misalnya: 1 Apakah yang dimaksud baik dan buruk secara moral? 2 Apakah syarat-syarat perbuatan dapat dinilai secara moral? 3 Bagaimana hubungan kebebasan kehendak dengan perbauatan susila? 4 Apakah yang dimaksud kesadaran moral? 5 Apakah yang dimaksud hati nurani dan bagaimana perannya dalam setiap perbuatan manusia? 6 Apakah norma moral itu berlaku universal? c. Estetika filsafati atau filsafat keindahan Estetika berasal dan kata Yunani aesthesis yang berarti : pencerapan indera, pengalaman, perasaan, pemandangan. Kata ini pertama kali diperkenalkan oleh Baungarten ± 1762, seorang filsuf Jerman. Estetika pada saat ini dapat merupakan kajian filsafati maupun kajian yang bersifat ilmiah. Sebagai cabang filsafat umum estetika memiliki padan kata dengan filsafat keindahan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa estetika merupakan cabang filsafat yang membahas tentang hakikat keindahan baik yang terdapat di dalam alam maupun seni. Problem-problem filsafat keindahan antara lain: 1 Apakah keindahan itu? 2 Apakah keindahan bersifat subjektif atau obyektif ? 3 Apakah ukuran atau kriteria sesuatu dikatakan indah? 4 Apakah yang dimaksud pengalaman estetis? 5 Apakah sifat-sifat pengalaman estetis itu? 6 Apakah hal-hal yang dapat menghalangi pengalaman estetis? 7 Apakah perbedaan keindahan alam dengan keindahan seni? 8 Bagaimana hubungan keindahan seni dengan realitas? Sebagai catatan : filsafat keindahan dapat dibedakan dengan filsafat seni. Alasannya filsafat keindahan merupakan cabang filsafat umum sedangkan Filsafat seni sebagai cabang filsafat khusus. Hal yang lain adalah objek material Filsafat keindahan adalah keindahan dan filsafat seni objek materialnya adalah seni, sehingga filsafat keindahan lebih terarah pada pencarian hakikat atau dasar keindahan, sedangkan filsafat seni lebih mengutamakan pembicaraan tentang hakikat atau sifat dasar dari seni.

D. Rangkuman

Problem kefilsafatan: 1. Keberadaan: a. Secara umum dibahas dalam cabang ontology metafisika umum b. Secara khusus dibahas cabang metafisika khusus: 1 Alam semesta kosmologi 2 Manusia sifat manusia 2. Pengetahuan: a. Pengetahuan dan segi isi dibahas oleh epistemology b. Pengetahuan dan segi bentuk formal dibahas oleh logika 3. Nilai: a. Kebaikan dibahas oleh etika b. Keindahan dibahas oleh estetika filsafat keindahan

E. LatihanContoh Soal

1. Berikan penjelasan tentang perbedaan antara metafisika umum dengan metafisika khusus, serta cabang filsafat yang membahasnya 2. Berikan penjelasan dengan menyertakan contoh tentang perbedaan pembahasan epistemologi dengan logika POKOK BAHASAN VII ALIRAN-ALIRAN DALAM ONTOLOGI

A. Pendahuluan

Terdapat fenomene dalam pemikiran sosial humaniora muncul berbagai aliran di dalamnya. Pemikiran kefilsafatan ditandai dengan tuntutan bagi seorang filsuf untuk menghasilkan pemikiran yang orisinal. Hal tersebut bukan hanya menyebabkan pemikiran seorang filsuf berbeda antara yang satu dengan yang lain, tetapi menimbulkan aliran yang bermacam-macam. Aliran-aliran itu dapat terjadi dalam pemikiran ontolog, epistemologi maupun etika. Pokok bahasan VII, VIII dan IX akan menyajikan materi pembelajaran tersebut secara berturut-turut.

B. Tujuan Pembelajaran

Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan berbagai aliran dalam bidang ontologi serta mengetahui tokoh-tokoh pendukung aliran-aliran tersebut baik dari segi kuantitas maupun kualitas.

C. Materi Pembelajaran 1. Dari Segi Kuantitas

a. Monisme Monisme berasal dan kata Yunani Mones = tunggal. Secara metafisis merupakan pandangan yang menganggap adanya satu kenyataan dasar. Aliran ini disebut juga singulanisme. Parmenides abad 5 SM dianggap sebagai pemuka monisme kuno. Menurutnya hanya yang “ada“ yang dapat dipikirkan. Yang ada tidak dapat dibagi-bagi yang dapat disamakan dengan sesuatu yang bulat, tidak memerlukan tambahan, tetapi mengambil ruang. Ia berkeyakinan bahwa “yang ada” hanya “yang ada” dan tidak ada ruang kosong. Pemuka monisme modern adalah Baruch Spinoza 1632 — 1677. Menurut Spinoza hanya ada satu substansi, yaitu Yang Esa, kekal, tak terbatas, mandiri, tidak tergantung pada apapun di luar diri-Nya. Segala yang ada yang lain keberadaannya tergantung daripada-Nya. Tuhan merupakan satu kesatuan umum yang mengungkapkan diri di dunia. Sehingga Substansi, Tuhan dan Alam itu sama. Selain itu terdapat monisme netral yang menganggap bahwa hakikat kenyataan bukan roh maupun materi. Gejala-gejala fisik dan mental keduanya dapat dianalisis berdasar atas suatu kenyataan dasar yang sama berupa bahan netral neutral stuff. Filsuf yang dikaitkan dengan faham mi adalah Bertrand Russell 1872-1970. Menurutnya dunia ini tersusun dan kejadian-kejadian. b. Dualisme Dualisme berasal dari kata Latin duo = dua. Dualisme adalah teori metafisika yang mengakui adanya dua substansi yang masing-masing bersifat mandiri dan terpisah satu dengan yang lain. Pendukung teori ini misalnya Plato 427 – 347 SM, ia membedakan antara dunia yang dapat dicerap dengan indera dan dunia idea. Dualisme Descartes 1596 – 1650 mengakui dua substansi yaitu substansi pikiran res cogitans dan substansi luasan res extensa. Immanuel Kant 1724 – 1804 membedakan antara dunia noumena dengan phenomena. c. Plunalisme Aliran yang mengakui adanya banyak substansi yang mendasarii kenyataan. Empedokles 490 – 430 SM menyatakan bahwa hakikat kenyataan terdiri dari empat unsur, yaitu udara, api, air dan tanah. Anaxagras 500 – 428 SM menyatakan bahwa hakikat kenyataan terdiri dari unsur-unsur yang tidak terhitung banyaknya, yaitu sebanyak sifat benda, yang dikuasai suatu tenaga yang namanya nous. Leibniz 1646-1716 menyatakan bahwa hakikat itu terdiri dari monade-monade yang tidak terhingga banyaknya. Monade adalah substansi yang tidak berluas, selalu bergerak, tidak terbagi dan tidak dapat rusak. Filsuf kontemporer yang memihak pluralisme adalah tokoh posmodernisme, seperti Mitchel Foucault, JJ. Derrida, dan J.F. Lyotard.

2. Dari Segi Kualitas