Asal-mula Filsafat AZAS-AZAS FILSAFAT Disusun Oleh

umum, misalnya “apakah manusia hidup itu ada tujuannya:, Jika ada “apakah tujuan hidup manusia?”;“apakah proses alam semesta ini ada yang mengatur, ataukah hanya terjadi secara kebetulan?; “bagaimana manusia dapat memperoleh pengetahuan?”, “dengan alat apa manusia memperoleh pengetahuan?; dan sebagainya. Problem- problem itu berusaha dijawab secara mendalam oleh para filsuf dan hasilnya disebut dengan filsafat. Di dalam pembicaraan kita sering menyebut pemikiran para filsuf itu dengan filsafat Plato, filsafat Aristoteles, filsafat Descartes, filsafat J.Locke dan sebagainya.

3. Asal-mula Filsafat

a. Rasa kagum dan rasa heran Peristiwa dalam kehidupan sehari-hari kebanyakan kita tanggapi sebagai sesuatu yang serba biasa dan tidak menimbulkan rasa kagum maupun heran. Rasa kagum dan heran menjadi pangkal tolak filsafat disadari dan dikemukakan oleh Plato. Dalam sebuah bagian ternama dalam dialog Thecitetos ia menampilkan Socrates yang menghubungkan filsafat derigan rasa heran. Dalam Theatetos orang yang sedang berdialog dengan Socrates menceritakan tentang pengalamannya ketika ia mulai merasa heran, ia menjadi pening. Di tengah peristiwa-peristiwa yang biasa, manusia menemukan perspektif yang asing yang membuatnya pening. Filsafat mulai ketika belenggu rasa biasa dipatahkan oleh rasa heran Peursen 1980 :2. Menurut Aristoteles filsafat diinulai dan rasa kagum wonder, Inggris atau thauma, Yunani yang tumbuh daii suatu aporia. Aporia merupakan kata Yunani yang berarti problem atau tanpa jalan keluar. Problem dapat diartikan sebagai suatu situasi teoritis maupun praktis dan problem itu tidak diternukan jawaban yang lazim atau otomatis memadai, oleh karena itu memerlukan proses perenungan atau refleksi Mudhofir, 1985 :18. Bertrand Russel 2002:3-5 memperlihatkan bahwa filsafat itu mulai ketika seseorang tidak lagi melihat sesuatu secara biasa. Ia mencontohkan, misalnya kita melihat meja berwarna cokiat dan kitapun percaya bahwa warna cokiat itu sama dan rata meliputi seluruh bidang meja itu. Akan tetapi ada bagian meja itu tampak lebih putih muda dan memantulkan cahaya lebih terang dibanding bagian lain. Karena efek cahaya itu apa yang kita lihat tidak lagi merupakan meja yang dalam semua permukaannya memilikI warna yang sama, akan tetapi ada bagian yang lebih terang karena cahaya dan dan ada yang lebih gelap karena cahayanya lebih sedikit. Oleh karena itu kita sudah memasuki masalah filsafat yang membedakan antara “penampilan” dengan “realitas”. Pelukis ingin menampilkan meja atau benda lain menurut penampakannya, sedangkan orang biasa dan para filsuf ingin mengetahui yang sebenamya. Jika melangkah lebih jauh maka yang nampakpun tidak dapat dikatakan tidak nyata, akan tetapi bukanlah merupakan meja yang sejati. Begitulah filsafat mulai ketika kita melihat sesuatu keluar dan belenggu kebiasaan. b. Dari mitos ke logos Pada awalnya pengetahuan manusia itu disampaikan melalui cerita atau mitos- mitos. Untuk menjelaskan terjadinya peristiwa-peristiwa seperti hujan, petir, kilat, gempa bumi, gerhana bulan, dan sebagainya manusia membuat mitos-mitos. Salah satu fungsi mitos adalah mirip dengan ilmu pengetahuan dan filsafat dalam alam pikiran modern. Mitos memberikan “pengetahuan tentang dunia”. Melalui mitos manusia primitif memperoleh keterangan-keterangan tentang terjadinya dunia dan peristiwa-peristiwa alam. Mitos semacam ini oleh para ahli sering disebut sebagai “kosmogoni”. Terdapat pula ceritera tentang asal usul dewa-dewa di dalam “theogoni” Peursen, 1976 41. Filsafat sering dianggap sebagal tahap perpindahan alam pikiran mitos ke logos. Gejala mi tidak hanya terjadi di Yunani tetapi terdapat di berbagai tempat di dunia. Filsafat adalah usaha manusia memahami dunia sekitar, diri dan kehidupannya mempergunakan akal budinya, tidak puas dengan menerima informasi dan ceritera-ceritera dalam mitologi. Dengan akalnya manusia mencari strategi guna menemukan hubungan yang tepat dengan alam sekitar, sesama manusia dan dunia supranatural. Perlu dicatat di sini bahwa filsafat pada awalnya adalab sebutan bagi semua pengetahuan rasional baik secara teoritis maupun praktis. Dalam Perkembangannya satu-persatu ilmu-ilmu itu melepaskan diri dari filsafat, oleh karena itu filsafat sering dianggap induk dan segala ilmu.

D. Rangkuman

1. Pengertian filsafat: a. Sebagai sikap dan kepercayaan b. Sebagai proses kritik atau refleksi c. Sebagai usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan d. Sebagai kritik terhadap pengetahuan e. Sebagai analisa bahasa f. Hasil pemikiran para filsuf 2. Asal mula filsafat, karena a. Rasa kagum dan rasa heran b. Perpindahan dan mitos ke logos

E. LatihanContoh Soal

1. Berikan penjelasan bahwa asal mulanya istilah sophia mengandung pengertian yang luas daripada kebijaksanaan dalam aktivitas berfikir semata-mata 2. Berikan penjelasan bahwa filsafat sebagai sikap dan kepercayaan berlawanan dengan filsafat sebgai proses kritik 3. Berikan penjelasan tentang pengertian filsafat itu merupakan perpindahan dari mitos ke logos POKOK BAHASAN II OBJEK MATERIAL DAN OBJEK FORMAL FILSAFAT

A. Pendahuluan

Pokok bahasan ini menguraikan tentang objek material atau objek pembicaraan atau penyelidikan filsafat yaitu segala sesuatu yang ada ; serta objek formal, yaitu sudut tinjauan atau sudut pandang filsafat terhadap objek material filsafat. Filsafat adalah merupakan bidang pengetahuan manusia yang berusaha mengungkap hakikat barang sesuatu. Oleh karena itu juga diuraikan tentang makna istilah hakikat itu sendiri.

B. Tujuan Pembelajaran

1. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan pengertian objek material dan objek formal suatu ilmu. 2. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan objek material dan objek formal filsafat. 3. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan pengertian hakikat.

C. Materi Pembelajaran 1. Pengertian Objek Material dan Objek Formal

Pada saat ini terdapat berbagai jenis atau bidang ilmu. Ilmu yang satu berbeda dengan ilmu yang lain. Perbedaan antara ilmu yang satu dengan lainnya dapat dikarenakan objek yang dibahas diteliti berbeda,atau karena sudut tinjauannya berbeda, atau karena kedua-duanya berbeda. Setiap ilmu dan juga filsafat memiliki apa yang disebut dengan objek material material object dan objek formal formal object. 1 Objek material material object adalah sesuatu hal atau objek yang diselidiki, dibahas, dipikirkan atau hal yang dipelajari oleh bidang ilmu atau filsafat. Objek material itu dapat berupa benda-benda atau hal-hal yang konkret seperti batu, tumbuhan, hewan, jasad manusia dan sebagainya; atau peristiwa-peristiwa seperti perang, demonstrasi, kerusuhan, terorisme, perdamaian dan sebagainya, Objek material dapat pula berupa hal-hal yang bersifat abstrak seperti gagasan atau pemikiran, kesadaran, nilai-nilai dan sebagainya. b. Objek formal formal object adalah sudut tinjauan viewpoint, sudut pendekatan ilmu atau filsafat terhadap objek material. Misalnya: objek material atau hal yang diselidiki adalah tubuh binatang objek material, jika dilihat dan strukturnya objek formal dapat menjadi ilmu anatomi, akan tetapi ketika dilihat dan fungsi struktur objek fonnal itu sendiri dapat menjadi ilmu fisiologi.

2. Objek Material dan Objek Formal Filsafat