Kadar protein = N x faktor konversi Faktor Konversi
= 6,25
5 Analisis kadar lemak AOAC 2005
Sampel seberat 5 gram W
1
dimasukkan ke dalam kertas saring dan selanjutnya dimasukkan ke dalam selongsong lemak, kemudian sampel yang telah
dibungkus dimasukkan ke dalam labu lemak yang sudah ditimbang berat tetapnya W
2
dan disambungkan dengan tabung soxhlet. Selongsong lemak dimasukkan ke dalam ruang ekstraktor tabung soxhlet dan disiram dengan pelarut lemak.
Tabung ekstraksi dipasang pada alat destilasi soxhlet, lalu dipanaskan pada suhu 40 ºC dengan menggunakan pemanas listrik selama 16 jam. Pelarut lemak yang
ada dalam labu lemak didestilasi hingga semua pelarut lemak menguap. Pada saat destilasi pelarut akan tertampung di ruang ekstraktor, pelarut dikeluarkan
sehingga tidak kembali ke dalam labu lemak, selanjutnya labu lemak dikeringkan dalam oven pada suhu 105
o
C, setelah itu labu didinginkan dalam desikator sampai beratnya konstan W
3
. Perhitungan kadar lemak:
Kadar lemak = W3 – W2 x 100
W3 Keterangan : W
1
= Berat sampel gram W
2
= Berat labu lemak kosong gram W
3
= Berat labu lemak dengan lemak gram
3.3.5 Analisis kadar serat kasar SNI 01-2891-1992
Metode analisis kadar serat kasar yaitu sebanyak 2-4 gram sampel dilarutkan dengan 100 ml H
2
SO
4
1,25 dan dipanaskan hingga mendidih kemudian didestruksi selama 30 menit dan ditambahkan 50 ml NaOH 1,25,
kemudian didihkan kembali. Tahap selanjutnya adalah disaring menggunakan kertas saring Whatman ф:10 cm dan dengan bantuan corong Buchner. Residu
hasil saringan dibilas dengan 20-30 ml air mendidih sebanyak 3 kali. Residu didestruksi kembali dibilas dengan 100 ml NaOH 1,25 selama 30 menit.
Setelah itu disaring dengan cara seperti diatas dan dibilas berturut-turut dengan 25 ml H
2
SO
4
1,25; 2,5 ml air sebanyak 3 kali; dan 25 ml alkohol. Residu beserta kertas saring dipindahkan ke cawan porselin yang telah diketahui bobotnya dan
dikeringkan dalam oven 130
o
C selama 2 jam. Setelah dingin residu beserta cawan porselin ditimbang A, dan dimasukkan dalam tanur 600
o
C selama 30 menit, lalu didinginkan dan ditimbang kembali B.
Penghitungan kadar serat kasar pada genjer: kadar serat kasar = berat endapan pada kertas saring
– berat abu x 100 berat sampel
3.3.6 Analisis vitamin C Ismail dan Fun 2003
Vitamin C
diekstraksi menurut
metode modifikasi
dari Abdulnabi et al. 1997. Sebanyak 10 gram sampel dihomogenkan dengan asam
metafosfat 0,3 M dan asam asetat 1,4 M. Campuran ditempatkan dalam gelas ukur dibungkus dengan aluminium foil dan dihomogenkan dengan orbital shacker
pada kecepatan 100 rpm selama 15 menit pada suhu ruang. Campuran tersebut kemudian disaring melalui kertas Whatman No 4 untuk mendapatkan ekstrak.
Semua sampel diekstraksi dalam tiga ulangan. Dua teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi vitamin C pada kromatogram adalah membandingkan waktu
retensi dan spiking tes dengan L-asam askorbat. Standar vitamin C dibuat dengan melarutkan 100 mg asam L-askorbat dalam asam metafosfat 0,3 M dan asam
asetat 1,4 M, larutan pada konsentrasi akhir 1 mg ml.
Ekstrak yang berisi vitamin C dapat dianalisis menggunakan HPLC. Sistem yang dianjurkan adalah sebagai berikut:
Fase gerak : 0,1 M potassium acetate pH 4,9, Acetonitrile-air 50:50
Kolom : reverse phase C18
Kecepatan aliran : 1,5 mlmenit
Detektor : UV visible 254 nm
Rekorder : 1 cmmenit
3.3.7 Analisis beta karoten Ismail dan Fun 2003