Vitamin C digunakan dalam metabolisme karbohidrat dan sintesis protein, lipid, dan kolagen. Vitamin C juga dibutuhkan oleh endotel kapiler dan perbaikan
jaringan. Vitamin C bermanfaat dalam absorpsi zat besi dan metabolisme asam folat. Tidak seperti vitamin yang larut lemak, vitamin C tidak disimpan dalam
tubuh dan diekskresikan di urin Kamiensky dan Keogh 2006. Kebutuhan vitamin C berdasarkan U.S. RDA antara lain untuk pria dan
wanita sebanyak 60 mghari, bayi sebanyak 35 mghari, ibu hamil sebanyak 70 mghari, dan ibu menyusui sebanyak 95 mghari. Kebutuhan vitamin C meningkat
300-500 pada penyakit infeksi, TB, tukak peptik, penyakit neoplasma, pasca bedah
atau trauma,
hipertiroid, kehamilan,
dan laktasi
Kamiensky dan Keogh 2006.
2.3.2 Beta karoten
Beta karoten merupakan karotenoid, salah satu pigmen tanaman yang dikenal memiliki antioksidan. Zat ini cepat dikonversi menjadi vitamin A oleh
tubuh. Menurut Andarwulan dan Koswara 1992, perbedaan antara satu provitamin A dengan yang lainnya terletak pada struktur cincin yang terdapat
dikedua sisi rantai alifatik. Beta karoten mempunyai dua struktur cincin -ionon,
α-karoten mempunyai satu struktur cincin -ionon dan sisi lainnya terdapat struktur cincin α-ionon ikatan rangkap pada posisi 4 dan 5, -karoten pada satu
sisi mempunyai struktur cincin -ionon sedangkan pada sisi lainnya tidak
mempunyai struktur cincin, tetapi memiliki jumlah atom karbon yang sama dengan provitamin A lainnya.
Tubuh manusia mempunyai kemampuan mengubah sejumlah besar karoten menjadi vitamin A retinol, sehingga karoten ini disebut provitamin A.
Beta karoten bermanfaat untuk penanggulangan kebutaan karena xerophtalmia, rabun senja, konjungtivitis radang kelopak mata, retinopati, katarak dan
penurunan fungsi bagian dari retina yang terletak di bagian belakang mata. Selain itu juga dapat mengurangi peluang terjadinya penyakit kanker ataupun membantu
menekan kanker terutama kanker saluran pernapasan prostat, dan pankreas. Beta karoten juga dapat membantu mengatasi masalah yang sering diderita oleh wanita
seperti menstruasi yang tidak normal, abnormal pap smear, premenstrual syndrom, vaginitis, dan infeksi saluran kencing Pitojo 2006.
2.3.3 High performance liquid chromatography HPLC
High performance liquid chromatography HPLC adalah metode kromatografi yang dikembangkan menggunakan cairan sebagai fase gerak baik
cairan polar maupun non polar, dan bekerja pada tekanan tinggi Adnan 1997. Dalam kromatografi partisi cair baik fase stasioner maupun fase mobile berupa
cairan. Pelarut yang digunakan harus tidak dapat bercampur. Perlarut yang lebih polar biasanya digunakan sebagai fase stasioner, oleh karena itu sistem ini
dinamakan kromatografi fase normal normal phase chromatography. Bila fase stasioner yang dipakai senyawa non polar, sedangkan fase mobilnya polar atau
terbalik dengan sistem fase normal maka sistemnya disebut kromatografi fase balik reverse phase chromatography. Komponen utama alat yang dipakai dalam
HPLC antara lain 1 reservoir zat pelarut untuk fase gerak; 2 pompa; 3 injektor; 4 kolom; 5 detektor dan 6 rekorder Adnan 1997.
Komposisi vitamin
dapat ditentukan
menggunakan HPLC
Robinson 1995. Penggunaan HPLC yang digabungkan dengan detektor flourimetrik memungkinkan berfungsi sebagai metode khusus dan sensitif yang
dapat dikembangkan untuk penentuan beberapa vitamin dalam bahan makanan, diantara banyak metode yang dianjurkan, vitamin merupakan yang paling sering
diuji dalam bentuk bebas, meliputi hidrolisis dari bentuk fosforilase Ndaw et al. 2000.
2.4 Mineral