V. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
5.1. Letak Geografis dan Batas Administrasi
Kabupaten Halmahera Utara yang diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal, 31 Mei 2003 di Ternate Provinsi Maluku Utara, berdasarkan
Undang-Undang Nomor, 1 tahun 2003. Terletak di bagian Utara Pulau Halmahera, termasuk Pulau Morotai dan PPK lainnya. Secara geografis wilayah
Kabupaten Halmahera Utara berada pada posisi kordinat, 1 57’ sampai 2
0’ LU dan 128, 17
sampai 128 18’ BT. Sedangkan, batas wilayah Kabupaten
Halmahera Utara, adalah: 1 Sebelah Utara, berbatasan dengan Samudera Pasifik; 2 Sebelah Timur, berbatasan dengan Kecamatan Wasilei Kabupaten
Halmahera Timur, dan Laut Halmahera; 3 Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kecamatan Jailolo Selatan Kabupaten Halmahera Barat; 4 Sebelah Barat,
berbatasan dengan Kecamatan Loloda, Sahu, Ibu, dan Jailolo Kabupaten Halmahera Barat.
Luas wilayah Kabupaten Halmahera Utara adalah + 24.983,32 km
2
yang meliputi wilayah laut: 19.536,02 km
2
78, wilayah daratan: 5.447,30 km
2
22 dan berjarak 138 mil laut dari Ternate Ibukota Provinsi Maluku Utara. Sedangkan luas wilayah Pulau Morotai 2.476 km2.
5.2. Kondisi Fisik Wilayah 5.2.1. Iklim
Wilayah Pulau Morotai dipengaruhi oleh Iklim Laut Tropis dan iklim musim. Oleh karena itu iklimnya sangat dipengaruhi oleh lautan dan bervariasi.
Musim hujan berada pada bulan Desember–Pebruari, dan musim kemarau dalam bulan Agustus–Desember. Curah hujan yang terkait dengan tingkat evopirasi
pulau; curah hujan dalam setahun berkisar 110–400 mm, dengan kecepatan angin rata-rata berkisar antara 5–26kmjam dan arah terbanyak pada 240–260,
sedangkan kelembaban nisbi berkisar antara 73–86. Temperatur rata-rata berkisar antara 26,3°–28,15°C, dengan temperatur minimum 21°C dan temperatur
maksimum 32,9°C.
5.2.2. Ekosistem Terumbu Karang
Kondisi terumbu karang di perairan Morotai relatif baik. Tutupan karang keras berkisar 1,60–53,20 persen dengan kategori rusak hingga baik Tabel 3 dan
4. Karang keras terdiri dari karang keras Acropora dan Non-Acropora. Karang Non Acropora lebih dominan di temukan hampir di seluruh perairan Morotai.
Kondisi karang keras di Pulau Burung paling buruk dengan persentasi tutupan 1,60 karang keras non Acropora, sedangkan karang keras yang paling baik
ditemukan di Wayabula dengan tutupan 53,20 persen karang keras non Acropora. Komunitas penyusun ekosistem terumbu karang selain karang keras adalah
karang lunak, spong, zoanthid, anemon laut, dan alga kapur. Tutupan komunitas karang di perairan Morotai berkisar 17,70–84,70 persen dengan kategori rusak
hingga sangat baik. Komunitas karang terburuk terdapat di perairan Pulau Burung, dan terbagus di Wayabula dan Mitita. Umumnya kerusakan karang disebabkan
kerusakan fisik bekas pengeboman dan diantaranya di beberapa tempat di musim-musim tertentu seperti di Dodola dan Saminyamau mempunyai partikel
terlarut terutama bahan organik yang relatif tinggi hingga akan menghambat penetrasi cahaya matahari. Hal ini juga ditandai dengan spesies indikator karang
lunak yang lebih adaptasi dengan partikel terlarut. Perairan Wayabula dan Mitita yang memiliki komunitas karang terbaik juga memiliki karang lunak yang relatif
dominan di perairan tersebut. Hal ini juga disebabkan kecepatan arus yang relatif lebih kuat dibandingkan di daerah PPK sehingga karang lunak dapat hidup lebih
baik. Tabel 5 Persentase Tutupan Karang Hidup
No Life Form
Tutupan HCA
HCNA DC
ALG Others Abiotik
Lokasi 1
Wayabula 0,00
53,20 1,00
2,40 31,50
11,90 2
Dodola 2,80
7,40 12,60
5,20 13,00
59,00 3
Pulau Burung 0,00
1,60 7,40
10,20 16,10
64,70 4
Posi-Posi Rao 31,70
24,00 2,70
13,90 1,00
26,70 5
Saminyamau 12,60
10,00 7,40
0,00 9,80
60,20 6
Bere-Bere 2,80
37,40 1,60
2,00 20,40
35,80 7
Mitita 7,00
28,93 5,87
7,28 43,59
7,34 8
Loleba 31,70
24,00 2,70
13,90 1,00
26,70 Sumber : PKSPL-IPB 2006
Keterangan : HCA = Hard Coral Acropora
HCNA = Hard Coral Non-Acropora DC
= Dead Coral ALG = Algae.
Tabel 6 Persent ase Tut upan Karang dan Kom unit as Karang berdasarkan Baku Mutu Kepmen LH No. 4 tahun 2001.
No Lokasi
Tututupan Karang
HCA+HCNA Keteran
gan Komunitas Karang
HCA+HCNA+Others Keteran
gan 1
Wayabula 53,20
Baik 84,70
Sangat baik
2 Dodola
10,20 Rusak
23,20 Rusak
3 Pulau
Burung 1,60
Rusak 17,70
Rusak 4
Posi-Posi Rao
55,70 Baik
56,70 Baik
5 Saminyamau
22,60 Rusak
32,40 Sedang
6 Bere-Bere
40,20 Sedang
60,60 Baik
7 Mitita
35,93 Sedang
79,52 Sangat
baik 8
Loleba 55,70
Sedang 56,70
Baik Sumber : PKSPL-IPB 2006
Keterangan 75 - 100 = sangat baik
50 - 74,9 = baik 25 - 49,9 = sedang
0,5 - 24,9 = rusak.
5.3. Kependudukan, Sosial, dan Ekonomi 5.3.1. Jumlah Penduduk