kunjungan, hobi, preferensi seseorang maupun musim kunjungan. Koefisien regresi TCM disajikan pada Lampiran 6.
Fungsi permintaan rekreasi obyek wisata Pulau Morotai diperoleh dengan memasukkan koefisien hasil regresi ke dalam fungsi permintaan wisata. Variabel-
variabel yang mempengaruhi permintaan wisatawan antara lain biaya perjalanan, umur, jarak dan pendapatan. Dengan menggunakan pendekatan log ganda, sesuai
formula 4 dengan model permintaan sebagai berikut.
LnVt =5,106906-0,0855LnTC+0,05150LnJarak-0.06078LnInc-0.38199LnUmur.
Dalam fungsi permintaan yang digunakan dalam penelitian ini, pengeluaran wisatawan dipengaruhi oleh biaya perjalanan, jarak, pendapatan dan
umur. Dalam regresi ini, total pengeluaran wisatawan merupakan variabel dependen atau variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen seperti, biaya
transportasi, jarak, pendapatan, dan umur.
A.2. Pendugaan Nilai Ekonomi Total
Dengan menggunakan formula 5, maka surplus konsumen perindividu adalah Rp. 1.765,6. Dengan total kunjungan pada tahun 2006 sebesar 26.455,0
orang per tahun, maka diperoleh total konsumen surplus untuk wisata bahari Pulau Morotai sebesar Rp. 46.708.856,1 pertahun.
a. Pendekatan CVM
Menurut Fauzi 2004, WTP merupakan pengukuran jumlah maksimum seseorang ingin mengorbankan barang dan jasa untuk memperoleh barang dan
jasa lainnya yang dihasilkan oleh sumberdaya alam dan lingkungan. WTP juga dapat diartikan sebagai jumlah maksimal seseorang mau membayar untuk
menghindari terjadinya penurunan terhadap sesuatu. Persyaratan WTP menurut Haab dan McConner 2002 dalam Fauzi 2004 adalah apabila WTP tidak
melebihi batas atas yang negatif, batas atas WTP tidak boleh melebihi pandapatan, dan
adanya konsistensi
antara keacakan
pendugaan dan
keacakan penghitungannya.
B.1. Pendugaan Fungsi WTP
Tabel 15 di bawah ini menunjukkan hubungan antar variabel independen dengan variabel dependen melalui koefisien regresi WTP sebagai berikut.
Tabel 16 Koefisien WTP untuk Wisata Pulau Morotai No.
Parameter Koefisien
t-test 1
Konstanta 16.27921819
10.54088837 2
Pendidikan 0.180348933
0.735989334 3
Pendapatan -0.100189099
-1.210993109 4
Umur 0.248113529
0.664706398 R
2
0.022740472 N
100 Dari Tabel 15 hasil regresi di atas menunjukkan bahwa hanya pendapatan
yang memiliki hubungan negatif terhadap keinginan untuk membayar, yaitu dengan nilai koefisien sebesar -0.100189099, artinya bahwa semakin rendah
tingkat pendapatan wisatawan, akan berpengaruh negatif terhadap keinginan untuk membayar. Tingkat pendidikan dan umur berpengaruh positif terhadap
tingkat keinginan membayar. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan dan umur, maka akan menyebabkan keinginan untuk membayar
semakin tinggi pula. Koefisien regresi WTP disajikan pada Lampiran 7. Fungsi WTP individu dari responden yang berwisata ke Pulau Morotai
diperoleh dengan memasukkan koefisien hasil regresi ke dalam fungsi WTP. Variabel-variabel yang mempengaruhi WTP wisatawan antara lain pendidikan,
pendapatan dan umur. Dengan menggunakan formula 7, maka nilai WTPi dapat dihitung sebagai berikut.
WTPi
=16.27921819+0.180348933x1.24-0.100189099x13.02+ 0.248113529x2.69
B 2. Nilai Ekonomi Total Wisata Bahari
Dengan memasukkan nilai rata-rata individu parameter ke dalam fungsi WTP, maka diperoleh nilai WTP individu sebesar Rp.7.783.301,9 perorang.
Dengan demikian total nilai wisata bahari Pulau Morotai adalah sebesar Rp.205.907.250.990,3 pertahun dengan asumsi total kunjungan sebesar 26.455,0
orang
Tabel 16 berikut menunjukkan perbandingan antara nilai ekonomi wisata bahari Pulau Morotai dengan menggunanakn metode TCM dan CVM.
Tabel 17 Perbandingan Nilai Ekonomi dari TCM dengan CVM No
Metode Nilai Total per tahun Rp.
1 TCM
46.708.856,1 2
CVM 205.907.250.990,3
Rendahnya nilai ekonomi wisata bahari dengan menggunakan metode TCM disebabkan karena tingkat kunjungan dari wisatawan ke Pulau Morotai
masih tergolong kecil. Tinggi rendahnya nilai ekonomi dari suatu kawasan wisata dipengaruhi olah jumlah wisatawan yang datang berkunjung untuk menikmati
keindahan sumberdaya tersebut. Hal ini terkait dengan tingkat kepuasan yang diperoleh wisatawan di kawasan tersebut. Sehingga nilai tersebut dicerminkan
dari seberapa besar wisatawan mau mengeluarkan biaya untuk memperoleh kepuasan tersebut.
Tingkat kunjungan wisatawan ke lokasi wisata Pulau Morotai berkaitan dengan seberapa sering seorang wisatawan berkunjung ke lokasi tersebut. Hal ini
juga mencerminkan tingkat kepuasan dan tingkat kesukaan wisatawan terhadap lokasi wisata tersebut. Fungsi permintaan wisatawan ke wisata Pulau Morotai
diperoleh dengan meregresikan variabel terikat jumlah kunjungan terhadap
variabel bebas yang terdiri dari biaya perjalanan, jarak, pendapatan, dan umur.
Surplus konsumen merupakan selisih antara tingkat kesediaan membayar dari konsumen dengan biaya yang harus dibayarkan untuk memperoleh suatu
kepuasan. Tingkat kepuasan wisatawan yang berkunjung ke Pulau Morotai, dapat dilihat dari frekuensi kunjungan wisatawan. Makin tinggi intensitas berkunjung
berarti semakin puas wisatawan tersebut terhadap lokasi yang dikunjungi, dan
sebaliknya.
Dari hasil analisis TCM dari responden yang telah melakukan perjalanan ke Pulau Morotai dan hasil analisis CVM dari responden tentang preferensi
terhadap pengembangan wisata bahari Pulau Morotai. Maka dapat dikatakan bahwa kawasan wisata Pulau Morotai layak secara ekonomi untuk dapat
dikembangkan. Karena nilai ekonomi dari kawasan tersebut masuk dalam kategori untuk itu sebesar Rp. 46.708.856,1 per tahun. Hal yang sama juga berlaku pada
pendugaan konsumen surplus individu yang memiliki nilai cukup untuk itu sebesar Rp. 1,765.60,0 per orang per tahun.
Hal yang sama juga dengan nilai WTP dari responden setelah di uji dengan metode CVM. Dimana nilai WTP wisatawan Rp. 7.783.301,9 perorang
pertahun, dan nilai total WTP dari responden terhadap rencana pengembangan wisata Pulau Morotai memilki nilai yang cukup untuk itu yaitu sebesar Rp
205.907.250.990,3 pertahun. Dengan demikian secara ekonomi Pulau Morotai dapat dikembangkan sebagai kawasan wisata bahari.
Salah satu aspek yang mempengaruhi nilai kesediaan wisatawan untuk membayarWTP jasa lingkungan berupa obyek wisata yang dinikmati adalah
proxy atau nilai pengganti, seandainya jasa lingkungan tersebut dipasarkan
melalui mekanisme bentuk pembayaran di atas. Kesadaran dan kepedulian wisatawan pada lingkungan dan sumberdaya alam sangat mempengaruhi besarnya
nilai WTP yang diberikan. Besar kecilnya nilai WTP yang diberikan menunjukkan tingkat preferensi dan kepedulian wisatawan terhadap perlunya pemeliharaan
lingkungan dan sumberdaya alam yang menjadi obyek wisata di Pulau Morotai. Pulau Morotai membutuhkan pemeliharaan agar daya tarik pesisir sebagai
kawasan wisata dapat berkelanjutan. Melalui CVM yang secara langsung bertanya pada wisatawan tentang kesediaan mereka membayar terhadap obyek wisata
Pulau Morotai, dapat digunakan untuk mengestimasi nilai ekonomi dari
sumberdaya alam yang berperan sebagai obyek wisata di kawasan tersebut.
6.5. Simulasi Kebijakan Pengembangan Wisata Bahari