Gambar 2. Model Ekonomi yang Menentukan Daya Dukung Biofisik dan Daya Dukung Sosial Adrianto 2006
Dari Gambar 2 di atas menunjukkan bahwa Y merupakan jumlah populasi N dengan fungsi Y=fN. Fungsi tersebut menggambarkan hubungan teoritis
secara umum antara pendapatan, konsumsi perkepala dengan populasi berdasarkan asumsi produktivitas dan pendapatan atau konsumsi dari populasi
manusia meningkat dengan pertumbuhan pada populasi rendah. Tetapi kadang- kadang menurun dengan peningkatan jumlah populasi karena adanya hambatan
ekonomi. Yb menggambarkan pendapatan, konsumsi yang mana sesuai dengan daya dukung biofisikal kb pada level minimum digambarkan lebih kecil atau
sama dengan pendapatan, konsumsi dibandingkan dengan Ys. Pendapatan, konsumsi berhubungan dengan daya dukung sosial Ks. Yb lebih kecil atau sama
dengan Ys Yb = Ys. Jika Ys meningkat maksimal jumlah populasi atas daya dukung menurun atau sama dengan.
2.3. Batasan dan Karakteristik PPK
Menurut Perpes Nomor 78 Tahun 2005 Pasal 1 Ayat 1b, bahwa Pulau Kecil Terluar adalah pulau dengan luas area kurang atau sama dengan 2000 km2
yang memiliki titik-titik dasar koordinasi geografis yang menghubungkan garis pangkal laut kepulauan sesuai dengan hukum internasional dan nasional.
Sedangkan menurut UU-RI nomor 27 tahun 2007 pasal 1 ayat 3, bahwa pulau kecil adalah pulau dengan luas lebih kecil atau sama dengan 2.000 km
2
dua ribu
N
S Max
N
B Max
N
B Min
N
S Min
Yb Ys
U=fN Y Income perheadComsumption perhead
N Population Size
kilometer persegi beserta kesatuan ekosistemnya. Batasan PPK juga dapat didefinisikan sebagai pulau dengan luas kurang lebih atau sama dengan 10.000
km2 dengan jumlah penduduk 200.000 jiwa sampai 500.000 jiwa Beller et al 1990 dalam Retraubun 2001. Selanjutnya dinyatakan bahwa 1 secara ekologis
terpisah dari pulau induk mainland island, memiliki batas fisik yang jelas, dan terpencil dari habitat pulau induk sehingga bersifat insular; 2 memiliki sejumlah
biota endemik dan keanekaragaman biota yang tipikal dan bernilai ekonomis tinggi; 3 daerah tangkapan catchment area relatif kecil sehingga sebagian
besar aliran permukaan dan sedimen akan langsung masuk ke dalam laut; dan 4 kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat PPK bersifat khas dibandingkan
dengan pulau induknya. Menurut Hein 1990, karakteristik khusus PPK khususnya yang terkait
dengan ukuran luas lahan smallness dan insularitas insularity dapat secara bersama-sama memiliki efek terhadap kebijakan ekonomi pembangunan wilayah
PPK. Terkait dengan karakteristik ukuran luas fisik, PPK memiliki peluang ekonomi yang terbatas khususnya ketika berbicara soal skala ekonomi economics
of scale . Agar kegiatan ekonomi di PPK mendapatkan skalanya yang sesuai maka
pengembangan sektor perdagangan menjadi diperlukan, walaupun tergantung pula kepada infrastruktur yang ada di PPK tersebut Hein, 1990. Selain itu, karena
karakteristiknya yang kecil secara fisik, maka kegiatan ekonomi yang mungkin adalah kegiatan ekonomi yang terspesialisasi. Dengan kata lain, kegiatan ekonomi
di PPK memerlukan tingkat spesialisasi yang lebih tinggi dibanding wilayah lain yang lebih besar. Dalam beberapa hal, specialized economy seperti yang terjadi
untuk PPK berefek positif khususnya yang terkait dengan konsep skala ekonomi. Dengan keanekaragaman spesialisasi ekonomi dari sebuah pulau kecil maka
semakin meningkat pula tingkat ketahanan ekonomi dari pulau tersebut dari faktor eksternal sepanjang pengelolaan kegiatan ekonomi tersebut memperhitungkan
pula tingkat daya dukung pulau secara umum Hein, 1990; McKee and Tisdell, 1990. Beberapa hal lain yang menjadi ciri keterbatasan ekonomi wilayah PPK
terkait dengan ukuran fisik smallness disajikan pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Keterbatasan Ekonomi PPK Terkait dengan Ukuran Fisik Smallness
No Keterbatasan
1. Terbatasnya sumberdaya alam dan ketergantungan terhadap komponen
impor yang tinggi 2.
Terbatasnya substitusi impor bagi ekonomi pulau. 3.
Kecilnya pasar domestik dan ketergantungan terhadap ekspor untuk menggerakkan ekonomi pulau.
4. Ketergantungan terhadap produk2 dengan tingkat spesialisasi tinggi
5. Terbatasnya kemampuan untuk mempengaruhi harga lokal
6. Terbatasnya kemampuan untuk menentukan skala ekonomi
7. Terbatasnya kompetisi lokal
8. Persoalan yang terkait dengan administrasi publik
Sumber : Briguglio 1995; Cross and Nutley, 1999; Adrianto 2004
Karakteristik penting lain dari PPK yang terkait dengan pengembangan ekonomi wilayah adalah tingkat insularitas. PPK memiliki tingkat insularitas yang
tinggi karena sebagian besar jauh dari daratan induknya. Persoalan ekonomi PPK yang terkait dengan karakteristik insularitas ini terutama yang terkait dengan
persoalan transportasi dan komunikasi, lingkungan ekonomi yang cenderung monopolistik, melimpahnya sumberdaya kelautan dan dominasi sektor jasa.
Terkait dengan persoalan transportasi, terdapat tendensi adanya sistem monopoli dan oligopoli di wilayah PPK Hein, 1990; McKee and Tisdell, 1990. Hal ini
terkait dengan industri perdagangan di mana karena terbatasnya pilihan terhadap suplier sehingga cenderung menjadi monopoli. Tabel 2, menyajikan karakteristik
PPK dilihat dari sifat insularitas seperti yang disampaikan oleh Briguglio 1995. Tabel 2. Keterbatasan Ekonomi PPK Terkait dengan Tingkat Insularitas.
No Keterbatasan
1. Biaya transportasi per unit produk
2 Ketidakpastian suplai
3 Volume stok yang besar
4 Ketergantungan terhadap produk2 dengan tingkat spesialisasi tinggi
5 Terbatasnya kemampuan untuk mempengaruhi harga lokal
6 Terbatasnya kemampuan untuk menentukan skala ekonomi
7 Terbatasnya kompetisi local
8 Persoalan yang terkait dengan administrasi publik
Sumber : Briguglio 1995; Cross and Nutley, 1999; Adrianto 2004
Karakteristik lain adalah bahwa PPK sangat rentan terhadap bencana alam natural desasters seperti angin topan, gempa bumi, dan banjir Briguglio 1995;
Adrianto and Matsuda 2002. Dalam kacamata ekonomi, dampak bencana alam terhadap ekonomi PPK tidak jarang sangat besar sehingga menyebabkan tingkat
resiko di PPK menjadi tinggi pula. Dalam rangka pengembangan wisata bahari di PPK, pemerintah harus
memperhatikan berbagai karakteristik dan dinamika masyarakat lokal serta berbagai faktor lainnya, sosial-budaya, ekonomi dan lingkungan yang dapat
mempengaruhi pengelolaan wisata bahari. Menurut Kusumastanto 1997, masyarakat pesisir memiliki karakteristik sosial ekonomi yang berbeda dengan
beberapa kelompok masyarakat industri atau kelompok masyarakat lainnya. Perbedaan ini disebabkan keterkaitan yang sangat erat terhadap karakteristik
ekonomi pesisir, ketersediaan sarana dan prasarana sosial ekonomi maupun latar belakang budaya. Selanjutnya menurut Adiwibowo 1995 bahwa masyarakat
pesisir dapat dipandang sebagai suatu sistem sosial yang kehidupan segenap anggota-anggotanya tergantung sebagian atau sepenuhnya pada kelimpahan
sumberdaya pesisir dan lautan. Oleh karena itu dalam perencanaan pengelolaan PPK harus selalu
memperhatikan karakteristik PPK yang sudah tentu sangat kompleks, baik dari
sisi ekosistem maupun sosial budaya masyarakatnya.
2.4. Daya Dukung Wisata Bahari PPK