66 sebagai sebuah “organisasi usaha” perlu menjalankan
prinsip prinsip good corporate governance, serta harus mempunyai sebuah bisnis plan yang memuat visi, misi,
strategi, sektor prioritas dan unggulan serta analisis kelayakan investasi dan penerimaan bagi BPKS, yang
mampu menjadi “indikator kinerja” bagi seluruh pimpinan dan lapisan karyawan, sesuai dengan amanat
dari UU. 372000 dan No. 112006 tersebut di atas.
4.3.1.2 KPBPB Daerah Batam
Batam adalah salah satu pulau dalam gugusan Kepulauan Riau. Batam merupakan sebuah pulau di
antara 329 pulau yang terletak antara Selat Malaka dan Singapura yang secara keseluruhan membentuk wilayah
Batam. Letak Batam yang strategis menjadi
pertimbangan pemerintah untuk lebih memaksimalkan pelaksanaan pengembangan serta menjamin kegiatan
usaha di bidang perekonomian yang meliputi perdagangan, maritim, industri, perhubungan, perbankan,
pariwisata, dan bidang-bidang lainnya dalam kawasan, perlu untuk menetapkan kawasan dimaksud menjadi
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas. Perlakuan Bea dan Cukai dalam KPBPB Batam
sama halnya dengan KPBPB Sabang yaitu mendapat
67 Kawasan ini juga terpisah dari daerah pabean sehingga
bebas dari pengenaan Bea Masuk, pajak pertambahan nilai, pajak penjualan atas barang mewah dan cukai,
yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Perpu Nomor 22000 yang telah
ditetapkan menjadi Undang-undang dengan Undang- undang Nomor 372000 untuk jangka waktu 70 tujuh
puluh tahun. Kawasan Batam ditetapkan sebagai Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas untuk jangka waktu 70 tujuh puluh tahun sejak diberlakukannya
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas Batam. Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam meliputi Pulau Batam,
Pulau Tonton, Pulau Setokok, Pulau Nipah, Pulau Rempang, Pulau Galang dan Pulau Galang Baru. Di
dalam Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam dilakukan kegiatan-kegiatan di bidang
ekonomi, seperti sektor perdagangan, maritim, industri, perhubungan, perbankan, pariwisata dan bidang lainnya.
4.3.1.3 KPBPB Daerah Bintan
68 Pasal 1 ayat 1 dan 2 Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas
Bintan menjelaskan bahwa kawasan Bintan ditetapkan sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas
untuk jangka waktu 70 tujuh puluh tahun sejak diberlakukannya Peraturan Pemerintah ini. Sebagai akibat dari
ditetapkannya kawasan Bintan sebagai kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas, maka kawasan ini terpisah dari
daerah pabean sehingga bebas dari pengenaan Bea Masuk, pajak pertambahan nilai, pajak penjualan atas
barang mewah dan cukai.
4.3.1.4 KPBPB Daerah Karimun