38 mengumpulkan dan menyusun data yang kemudian dianalisis dan
diinterpretasikan menjadi suatu kesimpulan yang logis, praktis, dan teoritis. Pendekatan kualititaf ini dipilih karena peneliti ingin menganalisis
bagaimana perlakuan Bea dan Cukai di kawasan berikat dan di kawasan tidak berikat sebagaimana yang telah ditetapkan di Indonesia berdasarkan
perundang-undangan.
3.3 Defenisi Variabel Operasional
Mendefinisikan variabel operasional dimaksudkan untuk menjelaskan kepada pembaca tentang konsep yang sedang diteliti. Menurut Idrus
2009:81, “Defenisi variabel operasional bukanlah definisi konsep yang diajukan para ahli, tetapi sudah merupakan definisi yang lebih operasional
tentang variabel itu sendiri, dan tentu saja bagaimana cara mengukur variabel itu”. Definisi variabel operasional berfungsi untuk membatasi atau
mengartikan suatu variabel dengan merinci hal yang harus diteliti untuk mengukur variabel tersebut. Adapun definisi operasional dari variabel
penelitian ini adalah Bea Masuk sebagai Dasar Perhitungan Nilai Pabean.
Dalam perdagangan impor umum, importir menanggung beban bea masuk atas barang yang diimpor atau yang dimasukan ke dalam wilayah
pabean Indonesia. Besaran bea masuk sebagai salah satu mata anggaran penerimaan negara, secara mikro jika dilihat dalam setiap transaksi impor
barang maka dipengaruhi oleh beberapa elemen, yaitu antara lain harga
39 transaksi atas barang yang diperdagangkan disebut CIF Cost, Insurrance
and Freight , nilai kurs mata uang yang digunakan dalam transaksi dan
besarnya tarif bea masuk yang dibebankan sesuai pengklasifikasian barang dalam Buku Tarif Bea Masuk Indonesia atau lebih dikenal sebagai HS
Harmonized System. Dengan demikian fungsi antar elemen-elemen.
tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut.
Dimana: CIF : Cost, Insurance, Freight
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari
sumber eksternal. Data dapat diperoleh dari membaca dan memahami buku- buku referensi, artikel, jurnal, surat keputusan, dan undang-undang yang
relevan khususnya yang berkaitan dengan kawasan berikat, serta data-data yang berasal dari direktorat jenderal Bea dan Cukai.
3.5 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif. Huberman dan Miles dalam Idrus, 2009 : 147
mengajukan model analisis data model interaktif yang terdiri dari tiga hal, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulanverifikasi.
Bea Masuk = Tarif Bea Masuk x Kurs x CIF
40 Ketiga kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang jalin menjalin pada saat
sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk sejajar untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis.
Miles dan Huberman dalam Idrus, 2009 : 151 menyatakan bahwa Dari permulaan pengumpulan data, seorang penganalisis kualitatif
mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin ada, alur sebab-
akibat, dan proposisi. Seorang peneliti yang berkompeten akan menangani kesimpulan-kesimpulan itu dengan longgar, tetap terbuka
dan skeptis, tetapi kesimpulan sudah disediakan, mula-mula belum jelas, namun kemudian meningkat menjadi lebih rinci dan mengakar
dengan kokoh. Dari penjelasan diatas terlihat bahwa proses pengolahan data
penelitian dengan analisis data kualitatif dimulai dengan menelaah berbagai data yang diperoleh dari berbagai sumber informasi. Data yang terkumpul
melalui studi dokumen kepustakaan kemudian dianalisis dan diinterpretasikan untuk mengetahui memperoleh kesimpulan terkait dengan
masalah penelitian. Metode ini dipilih karena mempertimbangkan bahwa penelitian ini
akan berfokus pada analisis sumber-sumber hukum Bea dan Cukai yang merujuk pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Jadi, skripsi ini
diawali dengan pembahasan deskripsi literatur tentang Bea dan Cukai di kawasan berikat, Bea dan Cukai di kawasan tidak berikat, dan keterkaitan
antara keduanya. Melalui penelitian deskriptif, peneliti menggambarkan perlakuan Bea dan Cukai di kawasan berikat dengan perlakuan Bea dan
Cukai di kawasan tidak berikat.
41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Perlakuan Bea dan Cukai di Kawasan Pabean