71 e.
Penyerahan Barang Kena Pajak untuk diolah lebih lanjut, oleh pengusaha di KAPET kepada pengusaha di Kawasan
Berikat atau oleh pengusaha di KAPET kepada pengusaha di daerah pabean lainnya, dan hasil pekerjaan tersebut
diserahkan kembali kepada pengusaha di KAPET. f.
Penyerahan Jasa Kena Pajak oleh pengusaha di luar KAPET kepada atau antar pengusaha di KAPET, sepanjang Jasa Kena
Pajak tersebut mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan usaha yang dilakukan di KAPET.
g. Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar
daerah pabean maupun dalam daerah pabean oleh pengusaha di KAPET, sepanjang Barang Kena Pajak tidak berwujud
tersebut mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan usaha yang dilakukan KAPET.
h. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar daerah pabean oleh
pengusaha di KAPET, sepanjang Jasa Kena Pajak tersebut mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan usaha
dilakukan di KAPET.
4.3.3 Kawasan Industri
Tujuan yang ingin dicapai dengan pembentukan KI adalah agar sasaran pembangunan industri dapat dicapai dengan cepat,
tepat, tertib dan teratur yang pada akhirnya diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan industri di daerah, memberikan
72 kemudahan bagi kegiatan industri, mendorong kegiatan industri
untuk berlokasi di Kawasan Industri, meningkatkan upaya pembangunan industri yang berwawasan lingkungan. Spesifikasi
Dan Fasilitasi yang diberikan kepada Kawasan Industri dalam Pasal 11Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009
tentang Kawasan Industri menyatakan bahwa “Perusahaan di dalam Kawasan Industri dapat diberikan fasilitas kepabeanan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kepabeanan”. Hal ini berarti bahwa dalam kawasan industri
diperlakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau tetap dikenakan tarif atas barang yang masuk maupun
barang keluar. Sedangkan untuk fasilitas perpajakan yang diberikan untuk kawasan industri menurut pasal 12 Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri “Fasilitas perpajakan terhadap Kawasan Industri dan
Perusahaan Industri di dalam Kawasan Industri diberikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
perpajakan”. Hal ini juga berarti bahwa tidak ada perlakuan istimewa dalam hal keluar masuk barang dalam kawasan industri.
4.3.4 Kawasan Ekonomi Khusus
Kawasan Ekonomi Khusus adalah kawasan tertentu dimana diberlakukan ketentuan khusus di bidang kepabeanan, perpajakan,
73 perijinan, keimigrasian dan ketenagakerjaan.
Maksud pengembangan KEK adalah untuk memberi peluang bagi
peningkatan investasi melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan dan siap menampung kegiatanindustri, ekspor-impor
serta kegiatan ekonomi yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat diketahui bahwa tujuan
pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus antara lain adalah: membantu atau mendukung perekonomian lokal, menciptakan
lapangan kerja, memperbaiki struktur industri di lokasi tersebut, meningkatkan ekspor dan meningkatkan cadangan devisa. Untuk
itu maka pendekatan kawasan untuk pengembangan investasi harus bercirikan pada:
a. Reasonable
artinya layak secara ekonomi, sosial dan politik; b.
Sustainable artinya berorientasi jangka panjang; dan
c. Measurable
yaitu jelas dalam instrumen dan target. Suatu kawasan yang ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi
Khusus akan mendapatkan perlakuan yang berbeda dalam hal peabean ataupun perpajakannya. Menurut Peraturan Pemerintah
No.2 Tahun 2011 dalam pasal 9 menyatakan bahwa pemerintah provinsi dan atau pemerintah kabupaten kota, paling sedikit
memberikan dukungan dalam bentuk :
74 a.
Komitmen rencana pemberian insentif berupa pembebasan atau keringanan pajak daerah dan restribusi daerah serta
kemudahan lainnya. b.
Pendelegasian kewenangan di bidang perizinan, fasilitas dan kemudahan
Kemudahan juga akan diberikan kepada perusahaan dalam wilayah KEK antara lain:
a. fasilitas Pajak Penghasilan PPh dan tambahan fasilitas PPh
sesuai dengan karakteristik Zona UU 392009, pasal 30 b.
Fasilitas perpajakan dalam waktu tertentu kepada penanam modal berupa pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan UU
392009, pasal 31 c.
Impor barang ke KEK dapat diberikan fasilitas berupa: a penangguhan Bea Masuk; b pembebasan cukai, sepanjang
barang tersebut merupakan bahan baku atau bahan penolong produksi; c tidak dipungut Pajak Pertambahan Nilai PPN
atau Pajak Pertambahan Nilai PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnBM untuk barang kena pajak; dan d
tidak dipungut PPh impor. UU 392009, pasal 32 d.
Penyerahan barang kena pajak dari tempat lain di dalam daerah pabean ke KEK dapat diberikan fasilitas tidak
dipungut PPN dan PPnBM berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penyerahan barang kena pajak dari
75 KEK ke tempat lain di dalam daerah pabean sepanjang tidak
ditujukan kepada pihak yang mendapatkan fasilitas PPN dikenakan PPN atau PPN dan PPnBM sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. UU 392009, pasal 31
e. Setiap wajib pajak yang melakukan usaha di KEK diberikan
insentif berupa pembebasan atau keringanan pajak daerah dan retribusi daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Selain insentif pajak daerah dan retribusi daerah, pemerintah daerah dapat memberikan
kemudahan lain.UU 392009, pasal 35 f.
KEK memberikan kemudahan untuk memperoleh hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan
UU 392009, pasal 36 g.
KEK memberikan kemudahan dan keringanan di bidang perizinan usaha, kegiatan usaha, perindustrian, perdagangan,
kepelabuhan, dan keimigrasian bagi orang asing pelaku bisnis, serta diberikan fasilitas keamanan UU 392009, pasal
38
4.4 Analisis Perbandingan Perlakuan Bea dan Cukai di Kawasan Berikat