Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Kemudahan pelayanan perizinan Kemudahan pelayanan kegiatan operasional

7 Perbandingan Perlakuan Bea dan Cukai Di Kawasan Berikat Dengan Perlakuan Bea dan Cukai Di Kawasan Non Berikat.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan penelitian ini adalah apakah terdapat perbedaan antara perlakuan Bea dan Cukai di Kawasan Berikat dengan perlakuan Bea dan Cukai di kawasan tidak berikat dan apa dampaknya jika suatu kawasan ditetapkan sebagai Kawasan Berikat.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan antara perlakuan Bea dan Cukai di Kawasan Berikat dengan perlakuan Bea dan Cukai di kawasan tidak berikat serta dampaknya jika suatu kawasan ditetapkan sebagai Kawasan Berikat.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain: a. Bagi Masyarakat Memberikan gambaran serta pemahaman kepada masyarakat mengenai Bea dan Cukai serta perlakuannya di Kawasan Berikat dengan di kawasan tidak berikat yang dijelaskan dalam Undang-undang nomor 17 8 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan. b. Bagi Pemerintah Memberikan saran kepada pemerintah atas pelaksanaan ketentuan terkait pelaksanaan Bea dan Cukai baik di Kawasan Berikat maupun bukan Kawasan Berikat, sehingga dapat menyinergikan antara Bea dan Cukai di Kawasan Berikat dengan di kawasan tidak berikat dan pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar dan optimal serta dapat bersinergi dan memberikan kontribusi positif yang maksimal bagi pembangunan nasional. c. Bagi Ilmu Pengetahuan Memberikan manfaat dan sumbangan bagi ilmu pengetahuan, sehingga hasil penelitian ini dapat menjadi bahan untuk penelitian selanjutnya. d. Bagi Peneliti Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang Bea dan Cukai di Kawasan Berikat dan Bea dan Cukai di kawasan tidak berikat, yang kedua hal ini merupakan salah satu instrumen pendapatan negara. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Perdagangan Internasional Perdagangan Internasional adalah proses tukar-menukar yang didasarkan atas kehendak sukarela dari masing-masing negara. Adapun motifnya adalah memperoleh manfaat perdagangan atau gains off trade . Perdagangan merupakan kegiatan ekonomi yang sangat penting saat ini, maka tidak ada negara-negara di dunia yang tidak terlibat di dalam perdagangan baik perdagangan antar regional, antar kawasan ataupun antar negara. Perdagangan ini melakukan transaksi jual-beli ke luar negeri, kalau kita membeli disebut impor sedangkan kalau kita menjual disebut ekspor. Menurut Roselyne Hutabarat 1991:1 Transaksi ekspor-impor adalah “transaksi perdagangan internasional international trade yang sederhana dan tidak lebih dari membeli dan menjual barang antara pengusaha- pengusaha yang bertempat di negara yang berbeda”.

2.1.2 Organisasi Perdagangan Internasional

Organisasi internasional yang bergerak di bidang perdagangan internasional memainkan peran yang signifikan. Organisasi internasional dibentuk oleh dua atau lebih negara guna mencapai tujuan bersama. Untuk mendirikan suatu organisasi internasional, 10 perlu di bentuk suatu dasar hukum yang biasanya adalah perjanjian internasional. Dalam perjanjian inilah termuat tujuan, fungsi dan struktur organisasi perdagangan internasional yang bersangkutan. Biasanya peran organisasi internasional dalam perdagangan internasional kurang begitu signifikan. Memang organisasi internasional membeli kebutuhan-kebutuhannya dari penjual procurement, misalnya computer, peralatan kantoradministrasi telekomunikasi, transportasi, dan lain-lain. Namun, procurement organisasi internasional tidak terlalu besar kuantitasnya. Dari segi hukum perdagangan internasional pun organisasi seperti ini lebih banyak bergerak sebagai regulator. Dalam kapasitasnya ini, organisasi internasional lebih banyak mengeluarkan peraturan- peraturan yang bersifat rekomendasi dan guideline. Biasanya pun aturan-aturan seperti rekomendasi atau guidelines tersebut lebih banyak ditujukan kepada negara. Aturan-aturan tersebut jarang dimaksudkan untuk mengatur individu.

2.1.2.1 GATT

Salah satu sumber hukum yang penting dalam hukum perdagangan internasional adalah Persetujuan Umum mengenai Tarif dan Perdagangan General Agreement on Tariff and Trade atau GATT . Muatan di dalamnya tidak saja penting dalam mengatur kebijakan perdagangan antar negara, tetapi juga dalam taraf tertentu aturannya 11 menyangkut pula aturan perdagangan antara pengusaha. GATT dibentuk pada Oktober tahun 1947. Organisasi perdagangan internasional yang berpengaruh luas dengan ke-38 pasalnya yang semula hanya mengatur perdagangan ini, pada tahun 1994 perannya digantikan oleh World Trade Organization WTO. Dengan lahirnya WTO, bidang pengaturannya menjadi sangat luas. Hampir semua sektor perdagangan, jasa, penanaman modal, hingga hak atas kekayaan intelektual, menjadi bidang cakupan pengaturan perjanjian WTO. World Trade Organization WTO atau Organisasi Perdagangan Dunia merupakan satu-satunya badan internasional yang secara khusus mengatur masalah perdagangan antar negara. Sistem perdagangan multilateral WTO diatur melalui suatu persetujuan yang berisi aturan- aturan dasar perdagangan internasional sebagai hasil perundingan yang telah ditandatangani oleh negara-negara anggota. Indonesia merupakan salah satu negara pendiri WTO dan telah meratifikasi Persetujuan Pembentukan WTO melalui UU Nomor 7 Tahun 1994. WTO secara resmi berdiri pada tanggal 1 Januari 1995 untuk menggantikan GATT. WTO mempunyai anggota 149 negara serta 32 negara pengamat yang sudah mendaftar untuk jadi anggota. 12 Tugas utamanya adalah mendorong perdagangan bebas, dengan mengurangi dan menghilangkan hambatan- hambatan perdagangan seperti tarif dan non tarif. Tujuan pembentukkan GATT adalah untuk menciptakan suatu iklim perdagangan internasional yang aman dan jelas bagi masyarakat bisnis, serta untuk menciptakan liberalisasi perdagangan yang berkelanjutan, lapangan kerja dan iklim perdagangan yang sehat. Untuk mencapai tujuan itu, sistem perdagangan internasional yang diupayakan GATT adalah sistem yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi dan pembangunan di seluruh dunia. Tujuan utama GATT dapat tampak dengan jelas pada preambulnya. Pada pokoknya ada empat tujuan penting yang hendak dicapai GATT a. meningkatkan taraf hidup umat manusia; b. meningkatkan kesempatan kerja; c. meningkatkan pemanfaatan kekayaan alam dunia; d. meningkatkan produksi dan tukar-menukar barang. Ada tiga fungsi utama GATT dalam mencapai tujuannya yaitu Pertama, sebagai suatu perangkat ketentuan aturan multilateral yang mengatur transaksi perdagangan yang dilakukan oleh negara-negara anggota GATT dengan 13 memberikan suatu perangkat ketentuan perdagangan. Kedua, sebagai sesuatu forum wadah perundingan perdagangan. Ketiga GATT adalah sebagai suatu pengadilan internasional dimana para anggotanya menyelesaikan sengketa dagangnya dengan anggota- anggota GATT lainnya. Seperti diketahui dalam perdagangan internasional, antara eksportir dan importir berjauhan secara geografis, berbeda bahasa, kebiasaan dan hukum antara kedua negara juga berbeda. Karena itu perdagangan internasional termasuk kegiatan yang mengandung risiko tinggi. Bila terjadi penyimpangan maupun pembatalan kontrak akan lebih mudah dibuktikan bila ada kontrak tertulis. Perdagangan ekspor impor lazim juga disebut dengan perdagangan berdokumen karena hampir seluruh aktivitasnya dibuktikan atau direpresentasikan dalam bentuk dokumen. Penawaran dilakukan dalam bentuk tertulis. Surat pesanan juga tertulis. Kontrak jual beli atau kontrak dagang ekspor juga tertulis. Bukti pengiriman barang juga dalam bentuk dokumen yang disebut bill of lading. Pembayaran juga lazim dalam bentuk dokumen yang disebut letter of credit . Dokumen yang terpenting, yang juga disebut 14 dokumen induk adalah kontrak dagang ekspor sebagai rumusan akhir dari suatu transaksi ekspor. Indonesia sebagai salah satu negara yang ikut serta dalam pertemuan double WTO, tidak terlepas dari rangkaian kebijakasanaan disektor perdagangan. Sebagai salah satu negara yang telah menjadi anggota organisasi perdagangan internasional, Indonesia terikat untuk mematuhi ketentuan-ketentuan perdagangan internasional yang disepakati dalam perundingan GATT-WTO. Konsekuensi internal Indonesia harus melakukan harmonisasi peraturan perundang-undangan nasional dengan ketentuan hasil kesepakatan WTO, artinya dalam melakukan harmonisasi Indonesia harus tetap memikirkan kepentingan nasional namun tidak melanggar rambu-rambu ketentuan WTO.

2.1.2.2 ASEAN Free Trade Area

ASEAN Free Trade Area AFTA merupakan wujud dari kesepakatan dari negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan perdagangan bebas dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia serta menciptakan pasar regional bagi 500 juta penduduknya. AFTA dibentuk pada waktu Konferensi 15 Tingkat Tinggi KTT ASEAN ke IV di Singapura tahun 1992. Tujuan dari AFTA ialah menjadikan kawasan ASEAN sebagai tempat produksi yang kompetitif sehingga produk ASEAN memiliki daya saing kuat di pasar global, menarik lebih banyak Foreign Direct Investment FDI, dan meningkatkan perdagangan antar negara anggota ASEAN intra-ASEAN Trade.

2.1.3 Pengertian Bea dan Cukai

Istilah Bea dan Cukai terdiri dari 2 dua kata, yaitu bea dan cukai. Bea berasal dari bahasa Sansekerta, yang berarti ongkos. Menurut Adrian Sutedi 2012:88 bea dipakai sebagai istilah ongkos barang yang keluar atau masuk suatu negara, yakni bea masuk dan bea keluar. Berdasarkan kamus ekonomi, pengertian bea adalah pajak yang dikenakan oleh suatu pemerintah atas barang impor dan ekspor. Berdasarkan kamus ekonomi bea berasal dari istilah uang sewa, bea, pajak yang menurut kebiasaan dibayar kepada bangsa feodal, terutama bea-bea yang dibayarkan untuk privilese memindahkan barang ke suatu pasar. Sudjatmiko 2008:21 berpendapat bahwa Bea adalah suatu jenis pungutan yang dikenakan terhadap barang-barang yang melintasi perbatasan daerah pabean yang merupakan bea masuk dan bea keluar dikenakan atas barang- barang yang dikeluarkan atau diekspor dan barang-barang yang dimasukkan. 16 Adapun perundang-undangan Indonesia menyebutkan beberapa contoh bea yaitu bea materai, bea Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor BBNKB, dan bea masuk. Definisi cukai menurut Siti Resmi 2009 bahwa “cukai adalah pungutan yang dikenakan atas barang-barang tertentu yang sudah ditetapkan untuk masing-masing jenis barang tertentu”. Ada dua jenis struktur cukai yang digunakan, yaitu struktur cukai ad valorem dan spesifik. Struktur cukai ad valorem berarti besarnya cukai yang dikenakan dihitung berdasarkan nilainya. Sedangkan struktur cukai spesifik berarti besarnya cukai yang dikenakan dihitung berdasarkan kuantitasnya. Cukai adalah pungutan negara yang dikenakan terhadap barang-barang tertentu yang mempunyai sifat atau karakteristik: a. konsumsinya perlu dikendalikan; b. peredarannya perlu diawasi; c. pemakaiannya dapat menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat atau lingkungan hidup; d. pemakaiannya perlu pembebanan pungutan negara demi keadilan dan keseimbangan terhadap barang yang dikategorikan sebagai barang mewah dan atau bernilai tinggi dikenai cukai. 17 Cukai merupakan salah satu jenis pajak tidak langsung, namun pada dasarnya cukai mempunyai perbedaan yang mendasar dengan pajak tidak langsung lainnya. Hal ini dikarenakan: a. cukai dikenakan terhadap barang-barang tertentu secara selektif; b. tujuan pengenaan cukai adalah untuk setiap jenis barang berbeda-beda, sedangkan pajak biasanya dikenakan secara umum; c. tarif cukai berbeda-beda antara satu obyek dengan obyek yang lain, sedangkan pajak biasanya mempunyai satu tarif untuk seluruh obyek cukai. Berdasarkan penjelasan diatas bea dipergunakan untuk barang- barang yang akan diekspor dan diimpor, sedangkan cukai selain untuk barang tertentu yang diimpor juga dikenakan untuk barang yang tidak diimpor, barang tersebut adalah rokok, miras, dan etil alkohol. Instansi pemungutnya disebut pabean dan hal-hal yang berkaitan dengannya disebut kepabeanan. Filosofi adanya pabean memang pengawasan. Naluri pertahanan suatu negara atau entitas kekuasaan tentu akan melakukan pengawasan terhadap apapun yang masuk ke dalam wilayahnya. Tentu sang penguasa tidak ingin di wilayah kekuasannya dimasuki barang-barang yang dapat meracuni masyarakatnya seperti alkohol atau candu. Namun, sang penguasa juga ingin menciptakan stabilitas ekonomi, dengan kontrol pasar, 18 sekaligus meraup pendapatan. Disinilah bea dipungut. Kesemuanya tentu demi melindungi kepentingan nasional masing-masing.

2.1.4 Aspek-Aspek Kepabeanan

Secara istilah, dan filosofi kepabeanan berarti segala sesuatu yang terkait dengan pengawasan atau lalu lintas barang antarnegara. Aspek yang terdapat dalam suatu organisasi didasarkan atas konsep dan filosofi dari suatu institusi publik, seperti halnya dengan Direktorat jenderal Bea dan Cukai. Menurut Ali Purwito M, 2013 : 28: Aspek berkaitan erat dengan sumber daya manusia moral dan digabungkan dengan tujuan organisasi kepabeanan, yang bersifat universal dan terkait dengan konvensi internasional, perjanjian multilateral dan bilateral. Sesuai dengan jiwa perpajakan, aspek kepabeanan terdiri dari: a. Aspek Keadilan Pada aspek ini kewajiban kepabeanan hanya kepada anggota masyarakat yang melakukan kegiatan kepabeanan dan terhadap mereka diperlakukan sama dalam hal dan kondisi yang sama non discriminative. Aspek ini melindungi semua yang melakukan pengguna jasa kepabeanan seperti: importir, eksportir, perusahaan pengurusan jasa kepabeanan PPJK, forwarder, pengangkut, masing-masing mempunyai hak yang sama dalam pelayanan, kewajiban dan tanggung jawab. 19 b. Pemberian Insentif Terutama bagi investor dan produsen. Insentif tersebut misalnya Tempat Penimbunan Berikat, Gudang Berikat, yang diberikan pembebasan dan atau keringanan atas impor mesin dan bahan baku dalam rangka ekspor dan pemberian persetujuan impor barang sebelum pelunasan bea masuk dilakukan pre notification. Meskipun sifatnya bertahap dan sementara waktu, tetapi diharapkan akan dapat memberikan manfaat dan mendukung petumbuhan perekonomian nasional. c. Netralitas Tidak ada diskriminasi dalam pelayanan kepabeanan dan dalam pemungutan bea masuk untuk menghindari distorsi yang dapat mengganggu perekonomian nasional. d. Kelayakan Administrasi Administrasi kepabeanan dilaksanakan secara tertib, terkendali, sederhana, serta transparan. Tertib administrasi berdampak atas pengurangan penyimpangan-penyimpangan yang kemungkinan akan terjadi dan beresiko melalui peraturan yang jelas dan penegakan hukum. Pengendalian, Pengawasan, pemantauan, dan evaluasi atas apa yang terjadi di lapangan dapat diketahui dengan cepat dari bidang administrasi. Dengan kata lain, bahwa administrasi tersebut dapat dikelola dan merupakan sarana pengawasan yang baik. Penerapan pengawasan disertai sanksi 20 atas pelanggaran peraturan perundang-undangan kepabeanan. Praktik Kepabeanan internasional, sebagaimana diatur di dalam persetujuan perdagangan internasional, seperti dalam World Trade Organization atau di dalam ketentuanperaturan yang diterbitkan oleh World Customs Organization. Pada dasarnya institusi kepabeanan di dalamnya terdapat peraturan atau kebijakan masing-masing Departemen teknik. Kepabeanan atau Customs inggris atau Douane Perancis adalah instansi yang bertanggung jawab atas pengawasan pelaksanaan administrasi penerimaan atau pendapatan negara dalam bentuk bea masuk, cukai, pajak pertambahan nilai value added tax, pajak barang mewah dan pajak pengahasilan dalam rangka impor Pasal 22 Undang-undang Kepabeanan serta bea keluar yang mengatur mengenai pentarifan atas barang sesuai dengan klasifikasinya.

2.1.5 Fungsi dan Tugas Kepabeanan

Pada saat ini tidak ada lagi negara di dunia yang dapat melaksanakan politik autarki, sehingga atas dasar pertimbangan ekonomis dan faktor perkembangan teknologi di bidang produksi, transportasi, komunikasi, dan informasi, setiap negara dalam rangka memenuhi kebutuhan ekonomi nasionalnya perlu melakukan perdagangan luar negeri yang terdiri atas impor dan ekspor. Pelaksanaan pergerakan fisik barang dalam rangka kegiatan 21 perdagangan impor dan ekspor itu harus dikendalikan oleh pemerintah untuk menjamin kepentingan nasional dari perdagangan luar negeri yang tidak terhindarkan melalui suatu sistem yang dikenal sebagai fungsi kepabeanan. Faktor terpenting dalam pelaksanaan tugas-tugas pabean adalah pengawasan dan pemungutan bea masuk dan bea keluar. Peraturan di bidang kepabeanan diatur sesuai dengan standar pabean internasional, sehingga pengertian undang-undang kepabean diartikan sebagai ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan impor, ekspor, dan pergerakan atau penimbunan barang, dimana administrasi dan penegakan hukumnya dibebankan kepada Pabean. Semua peraturan yang dibuat pabean sesuai apa yang terjadi dalam kegiatan perdagangan internasional, dengan wewenang seperti yang diatur dalam undang-undang. Kepabean mempunyai fungsi sebagai pengawas di satu pihak dan pelayanan di lain pihak dalam lalu lintas barang yang keluar atau masuk ke atau keluar daerah pabean. Sebagai tambahan yang dititipkan oleh instansi-instansi teknik, berupa peraturan mengenai pembatasan dan larangan serta tata niaga. Sebaliknya pabean dalam hal ini Menteri Keuangan dibebankan untuk memberikan insentif bagi pengguna jasa dengan cara memberikan pembebasan atau keringanan pajak lalu lintas barang. Dua hal yang sangat kontradiktif antara tugas pengawasan dan pemberian fasilitas, selain itu 22 menyelenggarakan perumusan dan fungsi kebijakan kepabeanan dan cukai, penyusuan norma, standar, prosedur dan kriteria kepabeanan dan cukai, dan pelaksanaan adminstrasi bea dan cukai. Pemberian fasilitas ini juga mengandung banyak risiko, misalnya dalam fasilitas ekspor yang disalahgunakan menjadi ekspor fiktif, atau fasilitas impor gula, beras telah terjadi penyimpangan, sehingga dalam penentuan tingkat risiko kedua bahan kebutuhan dimaksud dikenakan pengawasan yang ketat dan dikategorikan komoditi berisiko tinggi.

2.1.6 Daerah Pabean dan Kawasan Pabean

Daerah Pabean didefenisikan menurut Ali Purwito M, 2013 : 39 “Wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan ruang udara diatasnya serta tempat-tempat tertentu di zona ekonomi eksklusif dan landas kontinen yang di dalamnya berlaku undang-undang kepabeanan”. Dari Pengertian diatas, terdapat unsur-unsur sewaktu Ordonansi Bea diundangkan untuk wilayah Hindia Belanda hingga sebelum timbul prinsip wawasan nusantara batas pabean adalah pertengahan antar jarak pulau terluas dari garis pantai saat air laut surut, tidak termasuk udara diatasnya. Wilayah laut Indonesia yang demikian luas dan terdiri atas ribuan pulau, tidak memungkinkan pihak pabean untuk melaksanakan pengawasan langsung atas laut, udara, dan zona eksklusif. Oleh 23 karena itu, daerah pabean ini ditarik kedalam atau kedarat, menjadi kantor-kantor pabean, yang diartikan sebagai tempat untuk pemenuhan kewajiban pabean. Dalam kepabeanan dikenal adanya beberapa kegiatan yang terkait perdagangan Internasional, yaitu : a. Impor diartikan sebagai semua kegiatan memasukan barang dari luar daerah pabean atau yang dipersamakan dengan itu ke dalam daerah pabean. Secara yuridis saat barang memasuki batas negara sebagaimana telah disetujui dalam hukum laut internasional atau ditetapkan oleh hukum laut nasional, dianggap berkewajiban untuk memenuhi kewajiban pabean dan untuk melunasi pajak lalu lintas barang yang terutang. Hal ini merupakan dasar yuridis bagi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk melakukan pengawasan dan tindakan yang dianggap perlu. b. Ekspor merupakan semua kegiatan untuk mengeluarkan barang dari daerah pabean untuk dibawadikirim ke luar negeri, dianggap sebagai ekspor. c. Reimpor, kegiatan yang dilakukan oleh eksportir untuk memasukan kembali barang-barang yang telah diekspor, disebabkan terdapat cacat pada barang atau ditolak oleh importir di negara pemesanan. d. Reekspor, kegiatan suatu keadaan atau peristiwa atas barang impor yang dilarang pemasukannya disebabkan salah pesan, salah kirim atau adanya tata niaga atau peraturan baru. Diekspor 24 kembali, merupakan kegiatan yang dilakukan oleh orang dalam rangka impor sementara atas barang-barang yang dimasukan dan digunakan untuk sementara waktu dalam daerah pabean. Secara nyata ekspor terjadi pada saat barang melintasi daerah pabean. Tetapi mengingat dari segi pelayanan dan pengamanan tidak mungkin menempatkan pejabat bea dan cukai di sepanjang garis perbatasan untuk memberikan pelayanan dan melakukan pengawasan ekspor. Kegiatan ekspor dianggap telah terjadi, secara yuridis pada saat barang tersebut sudah selesai dimuat diatas sarana pengangkut yang akan berangkat keluar daerah pabean. Konsep kawasan pabean berasal dari pemikiran bahwa pengendalian dan pengawasan atas barang yang dimasukan atau dikeluarkan ke atau dari daerah pabean sangat sulit untuk dilakukan. Selain terdiri dari kepulauan, juga perairan diantaranya, sangat sulit dalam mengawasi satu persatu, untuk mempermudah pengawasan, Daerah Pabean dibagi-bagi menjadi kawasan pabean yang merupakan kawasan dengan batas-batas tertentu di pelabuhan laut, bandar udara, atau tempat lain yang ditetapkan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Di dalam kawasan hanya petugas bea dan cukai mempunyai otoritas dan wewenang dalam penegakan hukum di bidang kepabeanan seperti melakukan pemeriksaan dan memberikan persetujuan atas pemasukan atau pengeluaran kewajiban kepabeanan 25 dilakukan saat barang masih berada dikawasan ini. Kawasan tersebut ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah dan pengaturannya oleh Menteri Keuangan, terbagi atas kawasan pabean di dalam pelabuhan atau ditempat lain yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan. Penunjukan sebagai kawasan pabean dapat dilakukan secara jabatan maupun atas permohonan penetapan sebagai kawsan pabean. Lokasi, batas dan luas area harus jelas. Dalam kawasan pabean ini, pemenuhan kepabeanan seperti pemberitahuan, pembayaran dan pelunasan bea masuk belum dilakukan. Barang-barang yang disimpan dalam kawasan pabean berasal dari pembongkaran dari sarana pengangkut atau dari tempat penimbunan sementarapabean untuk disimpan sementara waktu. Tujuanya adalah untuk diproses atau dikirim kembali ke lokasi tertentu atau untuk tujuan lainnya. Objek dan Subjek Kepabeanan adalah orang atau badan hukum yang bertanggung jawab atas pungutan cukai, dalam Undang-undang cukai subjek yang dimaksud adalah: a. Pengusaha Pabrik Barang Kena Cukai BKC. b. Pengusaha Tempat Penyimpanan Etil Alkohol EA. c. Importir Barang Kena Cukai BKC. d. Penyalur Etil AlkoholMinuman Mengandung Etil Alkohol. e. Pengusaha Tempat Penjualan Eceran Etil AlkoholMinuman Mengandung Etil Alkohol. Adapun yang menjadi objek cukai yang dimaksud adalah: 26 a. Etil alkohol atau etanol dengan mengindahkan bahan yang digunakan dan proses pembuatannya. b. Minuman mengandung etil alkohol MMEA dalam kadar berapapun, dengan tidak mengindahkan bahan yang digunakan dan proses pembuatannya, termasuk konsentrat mengandung atil alkohol. c. Hasil tembakau, yang meliputi sigaret, rokok daun, tembakau iris, dan hasil pengolahan tembakau lainnya, dengan tidak mengindahkan digunakan atau tidak bahan pengganti atau bahan pembantu dalam pembuatannya. Dalam Undang-undang bea cukai dimungkinkan penambahan atau pengurangan jenis BKC Barang Kena Cukai yang disampaikan oleh Pemerintah ke DPR yang membidangi Keuangan untuk mendapatkan persetujuan dan dimaksudkan dalam Rancangan Undang-undang tentang angggaran pendapatan dan belanja negara.

2.1.7 Kawasan Berikat

Menurut R. Felix Mulyanto, 2007 : 4 Kawasan Berikat adalah Tempat Penimbunan Berikat untuk menimbun barang impor danatau barang yang berasal dari tempat lain dalam daerah pabean guna diolah atau digabungkan, yang hasilnya terutama untuk diekspor. Tempat penimbunan berikat adalah bangunan, tempat, atau kawasan yang memenuhi persyaratan tertentu yang digunakan untuk 27 menimbun barang dengan tujuan tertentu dengan mendapatkan penagguhan Bea Masuk. Kawasan Berikat merupakan kawasan pabean dan sepenuhnya berada di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Dalam rangka pengawasan terhadap Kawasan Berikat berpendapat bahwa: Dapat dilakukan pemeriksaan pabean dengan tetap menjamin kelancaran arus barang, pemeriksaan pabean dilakukan secara selektif berdasarkan manajemen risiko, berdasarkan manajemen resiko tersebut dapat dilakukan pemeriksaan pabean dengan tetap menjamin kelancaran arus barang, pemeriksaan tersebut dapat diberikan kemudahan kepabeanan dan cukai berupa:

a. Kemudahan pelayanan perizinan

b. Kemudahan pelayanan kegiatan operasional

c. Pemberian pintu tambahan; danatau