Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Kawasan Industri Kawasan Ekonomi Khusus

32

2.1.8 Kawasan Non Berikat

Kawasan Non Berikat dalam penelitian ini adalah kawasan yang berada diluar Kawasan Berikat yaitu Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu KAPET, Kawasan Industri, dan Kawasan Ekonomi Khusus.

2.1.8.1 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu

Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu adalah wilayah geografis dengan batas-batas tertentu yang memenuhi persyaratan, memiliki potensi untuk cepat tumbuh, mempunyai sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitarnya, danatau memiliki potensi pengembalian investasi yang besar.

2.1.8.2 Kawasan Industri

Kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri yang telah memiliki Izin Usaha Kawasan Industri. Pembangunan kawasan industri bertujuan untuk: a. mengendalikan pemanfaatan ruang; 33 b. meningkatkan upaya pembangunan industri yang berwawasan lingkungan; c. mempercepat pertumbuhan industri di daerah; d. meningkatkan daya saing industri; e. meningkatkan daya saing investasi; dan f. memberikan kepastian lokasi dalam perencanaan dan pembangunan infrastruktur, yang terkoordinasi antar sektor terkait.

2.1.8.3 Kawasan Ekonomi Khusus

Kawasan Ekonomi Khusus, yang selanjutnya disebut KEK, adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. KEK dikembangkan melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategi dan berfungsi untuk menampung kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing internasional. 34

2.2 Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai analisis perlakuan Bea dan Cukai telah

dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Peneliti meninjau beberapa penelitian terdahulu dengan tujuan untuk memberitahu pembaca hasil penelitian-penelitian lain yang berhubungan dengan penelitian yang sedang dilaporkan dan menghubungkan suatu penelitian dengan dialog yang lebih luas tentang suatu topik dalam pustaka, serta untuk mengisi kekurangan dan memperluas penelitian sebelumnya. Berikut ini penelitian sebelumnya yang digunakan peneliti sebagai bahan rujukan penelitian. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian Irawan 2006 Pengaruh kebijakan Kawasan Berikat terhadap kinerja keuangan perusahaan: Studi kasus pada Kawasan Berikat PT. Zone Star Fasilitas Kawasan Berikat menunjukan pengaruh yang positif terhadap daya saing, tenaga kerja, devisa dan pajak. Sedangkan dari sisi keuangan perusahaan, berdasarkan perhitungan rasio keuangan dan analisa keuangan yang disertai dengan analisa komparasi, fasilitas Kawasan Berikat memberikan pengaruh yang positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Sebagai suatu kebijakan pemerintah yang berpengaruh positif bagi industri dalam negeri dan masyarakat, fasilitas Kawasan Berikat perlu ditingkatkan lagi untuk mendukung program pemerintah lainnya. Mujib 2013 Implikasi Perubahan Kebijakan Pembatasan Kuota Penjualan dari Kawasan Berikat ke Pasar Dalam Negeri Terhadap Strategi Hasil penelitian dengan menggunakan analisa rasio menunjukkan bahwa secara umum dengan adanya fasilitas Kawasan Berikat akan meningkatkan kinerja keuangan SPIJ dibandingkan apabila tidak ada pemberian fasilitas Kawasan Berikat. Hal ini dikarenakan perusahaan yang tidak memperoleh fasilitas Kawasan Berikat akan mempunyai penambahan biaya berupa bea masuk sebesar 5 dari 35 Program Restrukturisasi Bisnis Kasus Di Pt. Seamless Pipe Indonesia Java pembelian import dan adanya cost of money terkait dengan proses restitusi pengembalian PPN dan PPh pasal 22 dari negara melalui proses pemeriksaan pajak atau bea cukai. Kewajiban kepabeanan yang harus dibayar oleh SPIJ apabila fasilitas Kawasan Berikat per bulan Februari 2012 dicabut adalah sebesar USD 28.606.902 +- USD 11.6 juta diantaranya dicatat sebagai biaya dan akan terus berubah sesuai dengan perubahan inventory dan mesin yang diperoleh ketika masih memiliki fasilitas Kawasan Berikat menjadi tidak memiliki fasilitas Kawasan Berikat.

2.3 Kerangka Konseptual

Perusahaan yang melaksanakan kegiatan ekspor dan impor akan melakukan pembayaran Bea dan Cukai terhadap barang-barang dagangnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini dapat menimbulkan perbedaan perlakuan apabila perusahaan tersebut termasuk dalam Kawasan Berikat ataupun bukan Kawasan Berikat. Berdasarkan rumusan masalah yang ada maka penelitian ini menggunakan Kawasan Berikat dan kawasan tidak berikat sebagai sesuatu yang dapat mempengaruhi perubahan dalam perlakuan Bea dan Cukai. Kerangka konseptual penelitian ini akan disajikan dalam gambar 2.1 berikut: 36 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian Perusahaan melaksanakan ekspor impor Kawasan Tidak Berikat Kawasan Berikat Bonded Zone Melakukan pembayaran pajak Pola Perlakuan Bea dan Cukai Peraturan dan UU tentang Kawasan Berikat Yang berlaku sekarang dalam UU Kepabeanan Bea dan Cukai di Kawasan Berikat Bea dan Cukai di Kawasan Non Berikat Analisis 37 BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam rangka penulisan skripsi ini dan untuk membahas permasalahan yang ada di dalamnya tentu harus disertai dengan data-data atau informasi yang benar dan akurat serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Bobot keilmuan yang terdapat dalam skripsi ini dipengaruhi oleh keakuratan data yang diperoleh untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam melengkapi bahan-bahan bagi penulisan skripsi ini, maka diadakan penelitian dalam rangka pengumpulan data. Penelitian ini merupakan penelitian studi perbandingan komparatif yang memiliki tujuan untuk mengetahui perbandingan antara perlakuan Bea dan Cukai di kawasan berikat dengan perlakuan Bea dan Cukai di kawasan tidak berikat.

3.2 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini tergolong dalam penelitian pustaka library research kualitatif yaitu pencarian data dengan interpretasi yang tepat. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Menurut Idrus 2009: 24, “Penelitian kualitatif akan menggambarkan secara mendalam tentang situasi atau proses yang diteliti”. Penelitian ini dilakukan dengan 38 mengumpulkan dan menyusun data yang kemudian dianalisis dan diinterpretasikan menjadi suatu kesimpulan yang logis, praktis, dan teoritis. Pendekatan kualititaf ini dipilih karena peneliti ingin menganalisis bagaimana perlakuan Bea dan Cukai di kawasan berikat dan di kawasan tidak berikat sebagaimana yang telah ditetapkan di Indonesia berdasarkan perundang-undangan.

3.3 Defenisi Variabel Operasional

Mendefinisikan variabel operasional dimaksudkan untuk menjelaskan kepada pembaca tentang konsep yang sedang diteliti. Menurut Idrus 2009:81, “Defenisi variabel operasional bukanlah definisi konsep yang diajukan para ahli, tetapi sudah merupakan definisi yang lebih operasional tentang variabel itu sendiri, dan tentu saja bagaimana cara mengukur variabel itu”. Definisi variabel operasional berfungsi untuk membatasi atau mengartikan suatu variabel dengan merinci hal yang harus diteliti untuk mengukur variabel tersebut. Adapun definisi operasional dari variabel penelitian ini adalah Bea Masuk sebagai Dasar Perhitungan Nilai Pabean. Dalam perdagangan impor umum, importir menanggung beban bea masuk atas barang yang diimpor atau yang dimasukan ke dalam wilayah pabean Indonesia. Besaran bea masuk sebagai salah satu mata anggaran penerimaan negara, secara mikro jika dilihat dalam setiap transaksi impor barang maka dipengaruhi oleh beberapa elemen, yaitu antara lain harga 39 transaksi atas barang yang diperdagangkan disebut CIF Cost, Insurrance and Freight , nilai kurs mata uang yang digunakan dalam transaksi dan besarnya tarif bea masuk yang dibebankan sesuai pengklasifikasian barang dalam Buku Tarif Bea Masuk Indonesia atau lebih dikenal sebagai HS Harmonized System. Dengan demikian fungsi antar elemen-elemen. tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut. Dimana: CIF : Cost, Insurance, Freight

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari sumber eksternal. Data dapat diperoleh dari membaca dan memahami buku- buku referensi, artikel, jurnal, surat keputusan, dan undang-undang yang relevan khususnya yang berkaitan dengan kawasan berikat, serta data-data yang berasal dari direktorat jenderal Bea dan Cukai.

3.5 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif. Huberman dan Miles dalam Idrus, 2009 : 147 mengajukan model analisis data model interaktif yang terdiri dari tiga hal, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulanverifikasi. Bea Masuk = Tarif Bea Masuk x Kurs x CIF 40 Ketiga kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang jalin menjalin pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk sejajar untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis. Miles dan Huberman dalam Idrus, 2009 : 151 menyatakan bahwa Dari permulaan pengumpulan data, seorang penganalisis kualitatif mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin ada, alur sebab- akibat, dan proposisi. Seorang peneliti yang berkompeten akan menangani kesimpulan-kesimpulan itu dengan longgar, tetap terbuka dan skeptis, tetapi kesimpulan sudah disediakan, mula-mula belum jelas, namun kemudian meningkat menjadi lebih rinci dan mengakar dengan kokoh. Dari penjelasan diatas terlihat bahwa proses pengolahan data penelitian dengan analisis data kualitatif dimulai dengan menelaah berbagai data yang diperoleh dari berbagai sumber informasi. Data yang terkumpul melalui studi dokumen kepustakaan kemudian dianalisis dan diinterpretasikan untuk mengetahui memperoleh kesimpulan terkait dengan masalah penelitian. Metode ini dipilih karena mempertimbangkan bahwa penelitian ini akan berfokus pada analisis sumber-sumber hukum Bea dan Cukai yang merujuk pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Jadi, skripsi ini diawali dengan pembahasan deskripsi literatur tentang Bea dan Cukai di kawasan berikat, Bea dan Cukai di kawasan tidak berikat, dan keterkaitan antara keduanya. Melalui penelitian deskriptif, peneliti menggambarkan perlakuan Bea dan Cukai di kawasan berikat dengan perlakuan Bea dan Cukai di kawasan tidak berikat. 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Perlakuan Bea dan Cukai di Kawasan Pabean

4.1.1 Nilai Transaksi Barang Impor