Pengertian Bea dan Cukai

15 Tingkat Tinggi KTT ASEAN ke IV di Singapura tahun 1992. Tujuan dari AFTA ialah menjadikan kawasan ASEAN sebagai tempat produksi yang kompetitif sehingga produk ASEAN memiliki daya saing kuat di pasar global, menarik lebih banyak Foreign Direct Investment FDI, dan meningkatkan perdagangan antar negara anggota ASEAN intra-ASEAN Trade.

2.1.3 Pengertian Bea dan Cukai

Istilah Bea dan Cukai terdiri dari 2 dua kata, yaitu bea dan cukai. Bea berasal dari bahasa Sansekerta, yang berarti ongkos. Menurut Adrian Sutedi 2012:88 bea dipakai sebagai istilah ongkos barang yang keluar atau masuk suatu negara, yakni bea masuk dan bea keluar. Berdasarkan kamus ekonomi, pengertian bea adalah pajak yang dikenakan oleh suatu pemerintah atas barang impor dan ekspor. Berdasarkan kamus ekonomi bea berasal dari istilah uang sewa, bea, pajak yang menurut kebiasaan dibayar kepada bangsa feodal, terutama bea-bea yang dibayarkan untuk privilese memindahkan barang ke suatu pasar. Sudjatmiko 2008:21 berpendapat bahwa Bea adalah suatu jenis pungutan yang dikenakan terhadap barang-barang yang melintasi perbatasan daerah pabean yang merupakan bea masuk dan bea keluar dikenakan atas barang- barang yang dikeluarkan atau diekspor dan barang-barang yang dimasukkan. 16 Adapun perundang-undangan Indonesia menyebutkan beberapa contoh bea yaitu bea materai, bea Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor BBNKB, dan bea masuk. Definisi cukai menurut Siti Resmi 2009 bahwa “cukai adalah pungutan yang dikenakan atas barang-barang tertentu yang sudah ditetapkan untuk masing-masing jenis barang tertentu”. Ada dua jenis struktur cukai yang digunakan, yaitu struktur cukai ad valorem dan spesifik. Struktur cukai ad valorem berarti besarnya cukai yang dikenakan dihitung berdasarkan nilainya. Sedangkan struktur cukai spesifik berarti besarnya cukai yang dikenakan dihitung berdasarkan kuantitasnya. Cukai adalah pungutan negara yang dikenakan terhadap barang-barang tertentu yang mempunyai sifat atau karakteristik: a. konsumsinya perlu dikendalikan; b. peredarannya perlu diawasi; c. pemakaiannya dapat menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat atau lingkungan hidup; d. pemakaiannya perlu pembebanan pungutan negara demi keadilan dan keseimbangan terhadap barang yang dikategorikan sebagai barang mewah dan atau bernilai tinggi dikenai cukai. 17 Cukai merupakan salah satu jenis pajak tidak langsung, namun pada dasarnya cukai mempunyai perbedaan yang mendasar dengan pajak tidak langsung lainnya. Hal ini dikarenakan: a. cukai dikenakan terhadap barang-barang tertentu secara selektif; b. tujuan pengenaan cukai adalah untuk setiap jenis barang berbeda-beda, sedangkan pajak biasanya dikenakan secara umum; c. tarif cukai berbeda-beda antara satu obyek dengan obyek yang lain, sedangkan pajak biasanya mempunyai satu tarif untuk seluruh obyek cukai. Berdasarkan penjelasan diatas bea dipergunakan untuk barang- barang yang akan diekspor dan diimpor, sedangkan cukai selain untuk barang tertentu yang diimpor juga dikenakan untuk barang yang tidak diimpor, barang tersebut adalah rokok, miras, dan etil alkohol. Instansi pemungutnya disebut pabean dan hal-hal yang berkaitan dengannya disebut kepabeanan. Filosofi adanya pabean memang pengawasan. Naluri pertahanan suatu negara atau entitas kekuasaan tentu akan melakukan pengawasan terhadap apapun yang masuk ke dalam wilayahnya. Tentu sang penguasa tidak ingin di wilayah kekuasannya dimasuki barang-barang yang dapat meracuni masyarakatnya seperti alkohol atau candu. Namun, sang penguasa juga ingin menciptakan stabilitas ekonomi, dengan kontrol pasar, 18 sekaligus meraup pendapatan. Disinilah bea dipungut. Kesemuanya tentu demi melindungi kepentingan nasional masing-masing.

2.1.4 Aspek-Aspek Kepabeanan