5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Cumi-cumi
Cumi-cumi adalah kelompok hewan cephalopoda besar atau jenis moluska yang hidup di laut, termasuk salah satu hewan dalam golongan invertebrata tidak
bertulang belakang. Nama Cephalopoda dalam bahasa Yunani berarti kaki kepala, hal ini karena kakinya yang terpisah menjadi sejumlah tangan yang
melingkari kepala. Semua jenis cephalopoda termasuk cumi-cumi dipisahkan dengan memiliki kepala yang berbeda. Akson besar cumi-cumi ini memiliki
diameter 1 mm. Cumi-cumi banyak digunakan sebagai makanan Anonim, 2010. Salah satu jenis cumi-cumi laut dalam, “Heteroteuthis”, adalah yang
memiliki kemampuan memancarkan cahaya. Organ yang mengeluarkan cahaya itu terletak pada ujung suatu juluran panjang yang mnonjol di depan. Hal ini
dikarenakan peristiwa luminasi yang terjadi pada cumi-cumi jenis Heteroteuthis menyemprotkan sejumlah besar cairan bercahaya apabila dirinya merasa
terganggu, proses ini sama seperti pada halnya cumi-cumi biasa yang menyemprotkan tinta Anonim, 2010.
2.1.1 Aneka jenis cumi-cumi
Cumi-cumi pada umumnya biasa berukuran sekitar 5,1 cm, namun ada jenis cumi-cumi Architeuthis princeps atau cumi-cumi raksasa berukuran hingga
lebih dari 15m. Cumi-cumi raksasa ini sering ditemukan terdampar di sepanjang pantai Newfoundland. Cumi-cumi yang biasa dikonsumsi oleh manusia adalah
6
jenis Loligo Pealei dan tersebar di perairan Laut Tengah dan sepanjang pantai timur Amerika Utara.
Ada yang hidup di dekat dengan permukaan air, ada pula yang hidup di tempat yang dalam sekali atau palung laut Anonim, 2010.
Ada pula jenis cumi-cumi terbang, Ommastrephes bartrami, yang dapat dibandingkan dengan ikan terbang. Hewan ini sering melompat keluar dari air,
terutama dalam cuaca buruk, dan terkadang terdampar di atas dek kapal nelayan. Cumi-cumi jenis kecil tidak mengganggu manusia, namun jenis yang besar dapat
menjadi ancaman yang berbahaya untuk manusia ketika menyelam. Total jenis cumi-cumi yang tersebar di seluruh bagian dunia, terdapat sekitar 300 spesies
cumi-cumi yang berbeda Anonim, 2010.
2.1.2 Anatomi cumi-cumi
Semua cumi-cumi memiliki tubuh yang berbentuk pipa, kepala yang berkembang sempurna, dan 10 tangan yang panjang yang bermangkuk penghisap.
Tangan-tangan ini berguna untuk menjerat mangsanya kemudian disobek menggunakan rahangnya yang kuat, mirip dengan paruh binatang. Cumi-cumi
menghisap air melalui rongga pusat tubuhnya, rongga mantel, dan memaksanya keluar melalui suatu pembuluh yang lentur yang disebut dengan sifon
yang terletak tepat di belakang tangan. Oleh karena pancaran air yang mendorong cumi-cumi berenang mundur Anonim, 2010.
Sirip cumi-cumi merupakan 2 perluasan mantel seperti cuping yang digunakan sebagai kemudi pergerakannya. Matanya tidak memiliki kelopak mata,
namun tampak seperti mata manusia. Cumi-cumi mempunyai tiga jantung dan berdarah biru. Dua dari jantung mereka berlokasi dekat dengan masing-masing
7
insangnya dan karena hal itu mereka dapat memompa oksigen ke bagian tubuh yang beristirahat dengan mudah. Cumi-cumi memiliki pokok sistem pernapasan
senyawa tembaga, berbeda dengan manusia dimana manusia mempunyai pokok sistem pernapasan senyawa besi, yang berakibat jika terlalu tertutup pada
permukaan di mana terdapat air panas, cumi-cumi dapat mati dengan mudah karena lemas. Banyak cumi-cumi yang dapat mengubah warna tubuhnya dari
coklat menjadi ungu, merah, atau kuning sebagai kamuflase agar terhindar dari ancaman pemangsanya Anonim, 2010.
Gambar 2.1.2 Cumi-cumi Anonim, 2010
2.1.3 Tinta cumi-cumi