17
kematian, maka senyawa tersebut bersifat toksik dan dapat menyebabkan kematian sel mamalia Solis, dkk., 1993.
2.3 Toksisitas
Toksisitas dapat didefinisikan sebagai kemampuan suatu zat untuk menimbulkan kerusakan Katzung, 2004. Uji toksisitas akut merupakan uji
dengan pemberian suatu senyawa pada hewan uji pada suatu saat atau uji ketoksikan suatu senyawa yang diberikan dengan dosis tunggal pada hewan uji
tertentu dan pengamatan dilakukan selama 24 jam. Maksud dari toksisitas akut yaitu untuk menentukan suatu gejala dan tingkat kematian hewan uji akibat
pemberian senyawa tersebut. Pengamatan aktivitas biologi uji toksisitas akut berupa pengamatan gejala klinik, kematian hewan uji atau pengamatan organ
Loomis, 1978. Uji toksisitas akut dilakukan untuk mempersempit kisaran dosis dan
terakhir dilakukan uji toksisitas akut untuk mendapatkan persentase kematian. Data yang diperoleh dari uji toksisitas akut dapat berupa data kuantitatif yang
dinyatakan dengan LD
50
median letal dose atau LC
50
median letal concentration. Harga LD
50
dan LC
50
suatu senyawa harus dilaporkan sesuai dengan lamanya pengamatan. Bila lama pengamatan tidak ditunjukkan, maka
dianggap bahwa pengamatan dilakukan selama 24 jam Loomis, 1978. Parameter yang digunakan untuk menunjukkan adanya aktivitas biologis
suatu senyawa pada Artemia salina adalah kematian. Keuntungan penggunaan artemia sebagai hewan uji adalah kesederhanaan dalam pelaksanaan, waktu yang
18
relative singkat dan konsentrasi kecil sudah dapat menimbulkan aktivitas biologi Meyer, 1982.
2.4 Metode Brine Shrimp Lethality Test BSLT
Brine Shrimp Lethality Test merupakan salah satu metode pengujian awal aktivitas antikanker suatu senyawa dengan menggunakan hewan uji Artemia
salina Leach selama 24 jam. Uji toksisitas akut dengan hewan uji artemia ini dapat digunakan sebagai uji pendahuluan pada penelitian yang mengarahkan pada
uji sitotoksik karena ada kaitannya antara uji toksisitas akut dengan uji sitotoksik jika harga LC
50
dari uji toksisitas akut lebih kecil dari 1000µgml. Parameter yang digunakan untuk meunjukkan adanya aktivitas biologis suatu senyawa pada
Artemia salina adalah kematian Meyer, dkk., 1982. Tingkat toksisitas dari ekstrak dapat ditentukan dengan melihat harga
LC
50
. Nilai LC
50
dihitung dengan analisis probit. Dari persentase data kematian larva artemia dikonversikan ke nilai probit untuk menghitung harga LC
50
. Senyawa dapat dikatakan toksik apabila harga LC
50
1000µgml. Pengujian antikanker menggunakan biakan sel kanker dapat dilanjutkan apabila pengujian
dengan larva artemia menghasilkan harga LC
50
1000µgml. Cara ini menghemat waktu dan biaya penelitian Meyer, dkk., 1982.
2.5 Kanker