28
laut yang telah jadi ada tersedia dipasaran. Bahan-bahan tersebut ditimbang lalu dilarutkan dalam sebagian aquadest pada labu takar 1 liter kemudian ditambahkan
aquadest sampai volume tepat 1 liter. Mudjiman, 1989.
Tabel 3.1 Bahan untuk pembuatan air laut buatan
No Bahan
Jumlah g 1.
NaCl 5,0
2. MgSO4
1,3 3.
MgCl2 1,0
4. CaCl2
0,3 5.
KCl 0,2
6. NaHCO3
2,0 7.
Aquadest Sampai 1 liter
3.5.6.2 Penetasan telur
Artemia salina Leach
Tempat penetasan telur artemia berupa aquarium dengan kaca gelap yang terbagi menjadi dua bagian dengan suatu sekat berlubang pada bagian bawahnya.
Salah satu bagian adalah area yang terang, sedangkan bagian lain adalah area yang gelap tempat telur artemia ditaburkan. Suhu penetasan berkisar antara 25
o
C-30
o
C, pH antara 7,3 - 8,4. Air laut buatan dengan kadar garam 5 per mil diaerasi selama
1 jam. Air laut buatan dimasukan dalam aquarium khusus BSLT. Siste artemia ditaburkan di area gelap secara merata dan diberi penerangan., Siste akan menetas
setelah 24 jam menjadi nauplius yang aktif bergerak menuju ke tempat terang. Larva yang akan digunakan adalah larva yang telah berumur 48 jam.
Siste artemia yang telah menetas harus ditambahkan lagi air laut buatan yang telah diaerasi selama 1 jam agar larva artemia yang baru menetas tidak
kekurangan oksigen.
3.5.6.3. Pembuatan larutan A dan B ekstrak n-heksan tinta cumi-cumi
29
Larutan A dengan konsentrasi 10 mgml dibuat dengan menimbang 100,0 mg ekstrak n-heksan tinta cumi-cumi kemudian dilarutkan dalam n-heksan sampai
10,0 ml. Larutan B dengan konsentrasi 1 mgml dibuat dengan mengambil 1,0 ml dari larutan A kemudian dilarutkan dalam n-heksan sampai 10,0 ml.
3.5.6.4 Pembuatan larutan uji sampel ekstrak n-heksan tinta cumi-cumi
Larutan B diencerkan hingga konsentrasi 100 µgml kemudian dibuat seri konsentrasi 10, 18, 32, 58, dan 105 µgml. Adapun cara untuk mendapatkan seri
konsentrasi ekstrak n-heksan yang akan digunakan dalam pengujian dapat dilihat pada Lampiran 5, halaman 51.
Tabel 3.2 Seri konsentrasi larutan sampel ekstrak n-heksan
Konsentrasi larutan C1
µgml Volume larutan
stok yang diambil V1
ml Volume air laut
buatan yang ditambahkan
V2 ml Konsentrasi
larutan sampel yang diujikan
C2 µgml
100 0,5
0,9 1,6
5 10
5 18
5 32
1000 0,3
0,5 5
58 5
105 3.5.6.5 Pembuatan larutan A dan B ekstrak etilasetat tinta cumi-cumi
Larutan A dengan konsentrasi 10 mgml dibuat dengan menimbang 100,0 mg ekstrak etilasetat tinta cumi-cumi kemudian dilarutkan dalam etilasetat
sampai 10,0 ml. Larutan B dengan konsentrasi 1 mgml dibuat dengan mengambil 1,0 ml dari larutan A kemudian dilarutkan dalam etilasetat sampai
10,0 ml.
3.5.6.6 Pembuatan larutan uji sampel ekstrak etilasetat
30
Larutan B, diencerkan hingga konsentrasi 100 µgml kemudian dibuat seri konsentrasi ekstrak 2; 2,8 ; 3,9 ; 5,5 ; dan 7,7 µgml. Adapun cara untuk
mendapatkan seri konsentrasi ekstrak etilasetat yang akan digunakan dalam pengujian dapat dilihat pada Lampiran 8, halaman 63.
Tabel 3.3 Seri konsentrasi larutan sampel ekstrak etilasetat
Konsentrasi larutan Stok
C1 µgml
Volume larutan stok yang diambil
V1 ml
Volume air laut buatan yang
ditambahkan V2 ml
Konsentrasi larutan sampel yang diujikan
C2 µgml
100 0,1
5 2
0,14 5
2,8 0,19
5 3,95
0,28 5
5,5 0,39
5 7,7
3.5.6.7 Pembuatan larutan A dan B ekstrak etanol tinta cumi-cumi
Larutan A dengan konsentrasi 10 mgml dibuat dengan menimbang 100,0 mg ekstrak etanol Tinta Cumi-cumi kemudian dilarutkan dalam etanol sampai
10,0 ml. Larutan B dengan konsentrasi 1 mgml dibuat dengan mengambil 1,0 ml dari larutan A kemudian dilarutkan dalam etanol sampai 10,0 ml.
3.5.6.8 Pembuatan larutan uji sampel ekstrak etanol