13
2.2.2 Lingkugan hidup artemia
Artemia salina Leach tidak dapat bertahan hidup pada suhu kurang dari 6
o
C atau lebih dari 35
o
C, tetapi hal ini sangat tergantung pada ras dan kebiasaan tempat hidup mereka. Pertumbuhan artemia yang baik berkisar pada suhu antara
25
o
C-30
o
C Mudjiman, 1989. Perkembangan Artemia salina yang membutuhkan kadar garam yang
tinggi sebab pada kadar garam yang tinggi itu musuh-musuhnya tidak dapat hidup lagi, sehingga artemia akan dapat aman tanpa gangguan. Pertumbuhan telur
membutuhkan air yang kadar garamnya lebih rendah dari pada suatu batas tertentu. Batas ini berlainan untuk tiap jenis artemia Mudjiman, 1989.
Daya tahan artemia terhadap perubahan kandungan ion-ion kimia dalam air ternyata juga sangat tinggi. Artemia masih dapat bertahan pada perbandingan
antara 8-173 apabila kandungan ion natrium dibandingkan dengan ion kalium di dalam air laut adalah 28, Mudjiman, 1989.
Artemia salina Leach dapat hidup dan menyesuaikan diri pada tempat yang kadar oksigennya rendah maupun yang mengalami kejenuhan oksigen
Mudjiman, 1989. Artemia salina juga termasuk hewan euroksibion yaitu hewan yang mempunyai kisaran toleransi yang lebar akan kandungan oksigen. Artemia
salina masih bisa bertahan pada kandungan oksigen 1 mgL, namun pada kandungan oksigen terlarut yang tinggi sampai mencapai kejenuhan 150 persen,
jenis udang-udangan ini juga masih dapat bertahan hidup. Kandungan oksigen yang baik untuk pertumbuhan Artemia adalah di atas 3 mgL Isnansetyo, 1995.
Pengaruh pH terhadap kehidupan artemia muda dan dewasa belum jelas
14
namun berpengaruh terhadap penetasan telur. Efisiensi penetasan akan menurun Apabila pH untuk penetasan kurang dari 8 Mudjiman, 1989.
2.2.3 Cara penetasan telur
Telur Artemia salina Leach dapat ditetaskan dalam air laut biasa kadar garam 30 per-mil. Air berkadar garam 5 permil yang dibuat dengan cara
pengenceran air laut biasa dengan air tawar diperlukan untuk mencapai hasil penetasan yang baik. Natrium hidrokarbonat sebanyak 2gl perlu ditambahkan
agar pH air laut yang diencerkan tidak turun namun tetap antara 8-9, selain itu dapat juga digunakan air laut buatan yang berkadar garam 5 permil
Mudjiman, 1989. Pemecahan cangkang telur dibantu oleh kegiatan enzim, yaitu enzim
penetasan. Enzim ini bekerja pada pH 8 antara 8-9. Suhu air selama penetasan hendaknya tetap, yaitu berkisar antara 25
o
C-30
o
C. Kadar oksigennya harus lebih dari 2mgl sehingga air perlu diaerasi diberi udaraoksigen. Sumber udara yang
digunakan berupa penghembus udara blower atau aerator, yaitu pompa udara untuk aquarium Mudjiman, 1989.
Naupilus Artemia yang baru menetas berwarna orange, berbentuk bulat lonjong dengan panjang sekitar 400 mikron, lebar 170 mikron, dan berat 0,002
mg. Ukuran-ukuran tersebut bervariasi tergantung strainnya Isnansetyo, 1995.
2.2.4 Penggunaan Artemia salina pada metode BSLT