18 maupun laut. Menurut Damanik dan Weber 2006, kebutuhan untuk berwisata
sangat terkait dengan masalah iklim dan kondisi lingkungan hidup di tempat tinggal. Iklim yang khas dapat menjadi daya tarik utama bagi suatu destinasi
pariwisata. Iklim merupakan faktor penarik bagi wisatawan yang ingin berelaksasi pada tempat yang memiliki iklim yang lebih nyaman daripada tempat tinggalnya.
Biasanya mereka yang tinggal di daerah yang cenderung dingin dimana jarang mendapatkan sinar matahari, kemungkinan besar akan berwisata ke tempat-tempat
yang memiliki iklim tropis yang kaya akan sinar matahari. Sebaliknya, mereka yang tinggal di iklim cenderung panas atau di kawasan yang tingkat polusi tanah,
air, udara, dan suara sangat tinggi, akan mencari tempat yang beriklim sejuk dan tingkat pencemaran lingkungan yang minimal untuk tujuan berwisatanya.
Perubahan iklim juga mengakibatkan kerusakan-kerusakan pada sumber daya alam dan budaya yang menjadi daya tarik utama kepariwisataan Indonesia.
Kenaikan muka air laut dan temperatur akan mengancam keberlanjutan kegiatan wisata dan keanekaragaman hayati laut pada destinasi pariwisata pantai, laut, dan
pulau-pulau kecil. World Monuments Fund WMF melaporkan pemanasan global sebagai salah satu faktor penyebab rusaknya kelestarian monumen karya budaya
umat manusia Rosyidie, 2004.
2.6. Pengertian Adaptasi Perubahan Iklim
Menurut KLH 2009, adaptasi terhadap perubahan iklim berarti meminimalkan kerusakan-kerusakan yang diproyeksikan dapat terjadi pada aspek
sosio-ekonomi yang disebabkan oleh perubahan-perubahan fisik pada iklim. Adaptasi terhadap perubahan iklim dapat berupa adaptasi secara otomatis, dan
adaptasi terencana.
19 Adaptasi otomatis biasanya dilakukan langsung oleh alam, sedangkan
adaptasi terencana contohnya adalah kegiatan adaptasi yang dilakukan melalui perbaikan sistem pada sumber-sumber yang terkena dampak atau melalui
penggunaan teknologi yang dapat mencegah atau mengurangi dampak danatau resiko yang mungkin terjadi, sehingga akan mengurangi biaya yang diperlukan
dibandingkan dengan apabila tidak dilakukan kegiatan adaptasi. Umumnya pilihan-pilihan yang banyak dilakukan adalah adaptasi melalui penggunaan
teknologi. Walaupun demikian, usaha adaptasi dapat pula dilakukan secara individu atau masyarakat dengan cara yang mudah, murah dan sederhana.
Adaptasi merupakan hal yang penting dalam perubahan iklim. Adaptasi merupakan satu-satunya cara untuk menghadapi perubahan iklim yang tak
terelakkan. Adaptasi juga memberikan peluang untuk menyesuaikan kegiatan ekonomi pada sektor-sektor yang rentan sehingga mendukung pembangunan
berkelanjutan. Adaptasi yang dilakukan oleh pengelola suatu obyek wisata dengan obyek wisata lainnya akan berbeda satu sama lain. Hal ini dikarenakan dampak
perubahan iklim yang dirasakan obyek wisata akan berbeda-beda.
III. KERANGKA PEMIKIRAN
Bogor merupakan daerah yang memiliki potensi obyek wisata alam yang indah. Topografinya berupa dataran tinggi sehingga memiliki udara yang sejuk
dan sangat berpotensi untuk industri wisata alam. Kawasan obyek wisata unggulan yang menarik perhatian di Bogor adalah kawasan Puncak. Daya tarik
dari kawasan wisata Puncak Bogor adalah suasananya yang segar, nyaman, indah, banyak terdapat jenis wisata yang menarik seperti wisata kebun teh, paralayang,
outbound , dan juga terdapat banyak villa atau hotel sebagai tempat beristirahatnya
pengunjung. Industri pariwisata di kawasan Puncak Bogor sangat berpotensi karena
lokasinya yang strategis, dekat dengan kota-kota besar, khususnya di wilayah Jabodetabek Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Besarnya tingkat
permintaan wisata di Puncak dipengaruhi oleh kondisi cuaca. Hal ini dikarenakan sebagian besar jenis wisata yang terdapat di Puncak seperti wisata kebun teh,
paralayang, outbound, dan jenis wisata lainnya membutuhkan kondisi cuaca yang sesuai dalam pelaksanaan kegiatannya.
Perubahan iklim global memberikan pengaruh pada kondisi iklim mikro di kawasan wisata Puncak Bogor. Perubahan iklim mikro dilihat dari adanya
perubahan pada kecepatan angin, curah hujan, dan jumlah hari hujan. Fenomena perubahan iklim mikro yang terjadi di kawasan wisata Puncak Bogor berpotensi
mempengaruhi permintaan wisata sehingga diperlukan upaya untuk mengatasinya. Potensi perubahan iklim mikro akibat adanya perubahan iklim global
tersebut menyebabkan perlu adanya suatu penelitian mengenai karakteristik perubahan iklim mikro di kawasan wisata Puncak Bogor dan bagaimana