93
6.4. Implikasi Kebijakan Adaptasi Pengelola Wisata Puncak terhadap
Perubahan Iklim Mikro
Adanya perubahan iklim mikro di kawasan wisata Puncak Bogor mempengaruhi tingkat kunjungan wisatawan dan menimbulkan kerugian ekonomi
bagi pengelola wisata karena menyebabkan terjadinya penurunan pendapatan yang diterima oleh pihak pengelola wisata dan hotel yang berada di kawasan
tersebut. Kerugian akibat perubahan iklim mikro ini akan terus meningkat apabila tidak ada usaha yang dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan dampak yang
ditimbulkan. Oleh karena itu, perlu adanya kebijakan dari pemerintah dan adaptasi yang dilakukan pengelola wisata, seperti:
1. Sosialisasi dari pemerintah untuk memberikan pengetahuan atau informasi
mengenai fenomena perubahan iklim mikro kepada pihak pengelola wisata di Puncak agar dapat menyiasati fenomena perubahan iklim mikro
yang terjadi. 2.
Memberikan diskon atau potongan harga tiket pada saat sepi pengunjung agar wisatawan lebih banyak berkunjung ke wisata Puncak.
3. Memperbaiki infrastruktur seperti kondisi jalan di kawasan Puncak,
terutama jalur jalan menuju lokasi wisata yang rentan mengalami kerusakan bila terjadi cuaca buruk, sehingga wisatawan akan tetap merasa
nyaman untuk melakukan perjalanan wisatanya ke Puncak. 4.
Menciptakan suatu kegiatan wisata yang sesuai dengan kondisi lingkungan atau cuaca di Puncak sekarang, misalnya menambah wahana
permainan indoor. 5.
Meningkatkan pelayanan kegiatan wisata di Puncak sebaik mungkin oleh pengelola wisata kepada pengunjung.
94 6.
Pemerintah dan swasta berkoordinasi meningkatkan promosi wisata Puncak dengan terus membuat program-program wisata yang unik dan
menarik, serta ramah lingkungan. Selain memberikan sosialisasi mengenai fenomena perubahan iklim,
pemerintah juga seharusnya ikut menanggulangi dampak yang ditimbulkan dari masalah perubahan iklim mikro yang terjadi di kawasan wisata Puncak.
Pemerintah harus memberikan sanksi yang tegas terhadap mereka yang dalam melakukan kegiatannya merugikan atau mencemari lingkungan sekitar,
mengawasi dan mencegah aktifitas yang dapat meningkatkan konsentrasi CO
2
di udara sehingga meningkatkan terjadinya pemanasan global di kawasan Puncak.
Pemerintah juga perlu mengantisipasi atau melakukan pencegahan terjadinya bencana seperti tanah longsor, pohon tumbang, dan sebagainya akibat perubahan
iklim di Puncak agar pengunjung tetap merasa nyaman untuk berwisata ke kawasan tersebut.
VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Karakteristik iklim mikro di kawasan Puncak Bogor selama sepuluh tahun terakhir ini telah mengalami perubahan. Hal tersebut ditandai dengan adanya
peningkatan suhu udara rata-rata, peningkatan jumlah curah hujan, peningkatan jumlah hari hujan, dan penurunan kecepatan angin rata-rata di
Puncak Bogor. 2. Hari hujan yang semakin panjang pada bulan kering Juni, Juli, Agustus
mengakibatkan menurunnya permintaan wisata kebun teh di Puncak pada bulan tersebut selama empat tahun terakhir dan berdasarkan hasil estimasi
model regresi linear berganda, diketahui bahwa kecepatan angin, curah hujan dan jumlah hari hujan berpengaruh nyata terhadap tingkat permintaan wisata
kebun teh Gunung Mas. 3. Berdasarkan hasil estimasi regresi linear berganda, diketahui bahwa faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap tingkat permintaan wisata di Puncak dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan adalah biaya perjalanan, kecepatan angin,
curah hujan, hari hujan, pendapatan, dan jarak tempuh. Sementara variabel yang tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat kunjungan wisatawan adalah
umur dan pendidikan terakhir. 4. Wisata paralayang, flying fox TWM, dan arung jeram SOAR mengalami
kerugian terbesar saat kondisi angin tidak mendukung kegiatan wisata.