78 besar dari
α 5 dan 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas.
6.2.3. Pengaruh Kecepatan Angin terhadap Permintaan Wisata
Kegiatan sebagian besar jenis wisata outdoor di Puncak dipengaruhi oleh kecepatan angin. Gambar 22 menunjukkan hubungan negatif antara tren jumlah
pengunjung wisata paralayang dengan tren kecepatan angin di Puncak pada bulan Desember 2010 sampai bulan Januari 2011. Pada gambar terlihat saat kecepatan
angin semakin menurun, jumlah pengunjung semakin meningkat. Hal ini terjadi karena wisata paralayang adalah wisata yang sangat tergantung pada kecepatan
angin. Faktor pendukung alam seperti angin sangat menentukan bagi pilot tandem untuk memutuskan pengunjung dapat terjun atau tidak. Selain itu, kecepatan
angin yang terlalu besar akan menimbulkan kekhawatiran terjadinya resiko kecelakaan bagi pengunjung wisata paralayang.
Sumber: Data sekunder diolah 2011
Gambar 22. Tren Kecepatan Angin di Puncak dan Jumlah Pengunjung Wisata Paralayang Bulan Desember 2010 – April 2011
Kecepatan angin juga mempengaruhi tingkat kunjungan wisata flying fox di Puncak, dimana pada Gambar 23 dapat kita lihat hubungan yang negatif antara
tren kecepatan angin dengan tren jumlah wisatawan. Apabila kecepatan angin semakin menurun, jumlah pengunjung flying fox semakin meningkat. Hal ini
79 terjadi karena akan sangat berbahaya bila melakukan wisata flying fox saat
kecepatan angin terlalu tinggi.
Sumber: Data sekunder diolah 2011
Gambar 23. Tren Kecepatan Angin di Puncak dan Jumlah Pengunjung Flying Fox Taman Wisata Matahari Selama Tahun 2009
Wisata lainnya di Puncak yang juga dipengaruhi oleh kecepatan angin adalah wisata kebun teh. Pada umumnya kegiatan wisata ini adalah aktifitas
berjalan kaki mengelilingi kebun teh sehingga sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca. Gambar 24 dan Gambar 25 menunjukkan hubungan negatif antara tren
kecepatan angin di Puncak dengan tren jumlah pengunjung Agrowisata Gunung Mas pada tahun 2008 dan tahun 2009. Pada kedua gambar dapat dilihat saat
kecepatan angin semakin menurun, jumlah pengunjung semakin meningkat.
Sumber: Data sekunder diolah 2011
Gambar 24. Tren Kecepatan Angin di Puncak dan Jumlah Pengunjung Agrowisata Gunung Mas Selama Tahun 2008
80
Sumber: Data sekunder diolah 2011
Gambar 25. Tren Kecepatan Angin di Puncak dan Jumlah Pengunjung Agrowisata Gunung Mas Selama Tahun 2009
Wisata arung jeram yang berada di Puncak juga dipengaruhi oleh kecepatan angin. Gambar 26 menunjukkan hubungan negatif antara tren
kecepatan angin di Puncak dengan tren jumlah pengunjung wisata arung jeram. Saat kecepatan angin menurun, jumlah pengunjung arung jeram semakin
meningkat seperti yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Sumber: Data sekunder diolah 2011
Gambar 26. Tren Kecepatan Angin di Puncak dan Jumlah Pengunjung Arung Jeram SOAR Taman Wisata Matahari Selama Tahun
2009
81
6.2.4. Pengaruh Curah Hujan terhadap Permintaan Wisata